Anggota DPR RI Puji Fasilitas dan Higienitas Dapur SPPG Nikmat Barokah

TIMESINDONESIA, SURABAYA – Anggota DPR RI Bambang Haryo Soekartono (BHS) meninjau Dapur Satuan Pelayanan Pemenuhan Gizi (SPPG) Nikmat Barokah, Kelurahan Kedung Baruk, Kecamatan Rungkut, Kota Surabaya, Selasa (7/10/2025).
Dapur Nikmat Barokah menjadi pusat produksi Makan Bergizi Gratis (MBG) bagi sembilan sekolah di Surabaya. Mulai dari TK, SD hingga SMP.
Advertisement
Kunjungan BHS ini bertujuan untuk memastikan standar higienitas makanan serta fasilitas dapur. Sesampainya di sana, BHS melihat langsung proses memasak dan packing.
Sekitar tujuh relawan dapur tampak sibuk memasukkan nasi uduk, ayam goreng laos, korek tempe, dan lalapan serta buah jeruk ke dalam rantang makan ompreng yang akan dikirim untuk makan siang bagi siswa SMP.
Setelah itu, BHS berkeliling mengecek kelancaran sirkulasi udara sehingga kelembaban dapur terkontrol, mengecek ruang cuci, gudang basah dan gudang kering, serta alat sterilisasi perlengkapan makan, termasuk sabun cuci menggunakan Sunlight dan disebutnya sebagai sabun yang cukup mahal.
Ia memberikan apresiasi, karena Dapur Nikmat Barokah telah memenuhi standar mutu pelayanan sesuai persyaratan Badan Gizi Nasional (BGN). Bahkan, setiap ruangan dilengkapi AC serta unit chiller (lemari pendingin) untuk menjaga ketahanan bahan-bahan makanan.
"Saya ingin melihat kemampuan daripada SPPG kita, yang di mana kemampuan itu termasuk kualitas daripada SPPG kita. Saya kaget sekali, ternyata luar biasa," ucap BHS.
Dengan berbagai persyaratan ketat yang ditetapkan oleh BGN, Bambang Haryo menilai Dapur SPPG Nikmat Barokah telah memenuhi pelayanan berstandar internasional. Hal itu sekaligus menepis isu yang beredar luas di media sosial.
"Jadi, tidak benar bahwa SPPG dicuci sembarangan di pinggir jalan dan lain-lain, nggak ada, nggak bener itu. Itu hoaks dan itu menjelekkan apa yang sudah dilakukan oleh pemerintah. Saya salut, apresiasi, untuk SPPG Nikmat Barokah dengan juga Kepala SPPG nya ikut memeriksa, ada ahli gizi, ahli akuntansi, dan lain-lain," ujarnya.
Semdntara soal rasa makanan, kata BHS, sudah seperti masakan restoran berbintang. Setiap hari menu juga berganti-ganti. Kadang nasi kuning, dimsum, kadang juga ada permintaan dari siswa yang kemudian disampaikan oleh pihak sekolah masing-masing.
Lebih lanjut dikatakan BHS, total penerima manfaat MBG di Indonesia sudah mencapai 30 juta penerima setiap harinya sejak Juli 2025 hingga Oktober 2025. Jika dikalkulasikan sekitar 2,7 miliar MBG telah didistribusikan kepada siswa.
Meskipun ada sekitar 6.000 kegagalan MBG, kata BHS, ia menduga apakah kegagalan yang berupa keracunan itu dibuat-buat oleh pihak tertentu atau memang terjadi secara alami misal karena kurang higienis dalam pengolahan.
"Kalau dibuat-buat, maka, proses kepolisian! Tapi, jangan sampai mengorbankan yang lain. Kalau nilai 6.000 itu, sama dengan 2 SPPG dalam satu hari. Jangan mengorbankan 12 ribu SPPG yang ada di Indonesia," tegasnya.
Karena berdasarkan peninjauan BHS di sejumlah sekolah, ia melihat siswa lebih energik setelah memperoleh asupan makanan bergizi secara rutin.
Selain itu, juga menumbuhkan rasa kebersatuan yang tinggi. Tidak ada kesenjangan bekal makanan antara anak orang mampu dan orang yang kurang mampu. Setiap siswa mendapatkan porsi dan jenis makanan yang seragam.
"Sekarang si miskin dan si kaya, kita makan bareng. Ini menciptakan satu kebersamaan sejak kecil," ujarnya.
Terkait pemenuhan nutrisi, Angka Kecukupan Gizi (AKG) dinilai sudah pas. Tidak berlebihan yang menyebabkan obesitas dan tidak kurang yang menyebabkan stunting. Apalagi, Dapur SPPG juga dilengkapi oleh ahli gizi.
Tsamara Alifia, ahli gizi Dapur SPPG Nikmat Barokah Kedung Baruk turut mengungkapkan, pihaknya menyusun siklus menu setiap minggunya.
"Kita juga mempertimbangkan apa kesukaan anak-anak, dan menghitung kebutuhan gizi sesuai standar angka kecukupan gizi," katanya.
AKG itu meliputi jumlah karbohidrat, protein, lemak, dan kalori. Rata-rata kebutuhan kalori porsi kecil untuk anak TK sampai dengan SD kelas 3, sekitar 300-400 kalori. Sedangkan kebutuhan kalori porsi besar untuk anak mulai kelas 4 SD sampai SMP sekitar 500-600 kalori.
Tim ahli gizi juga mengevaluasi menu dengan mengecek sisa makanan. Jika sisa makanan sedikit, menandakan siswa menyukai menu tersebut. Begitu pula sebaliknya.
"Kita bisa ulang lagi menu itu untuk berikutnya, misal bulan depan atau dua minggu lagi," ucapnya.
Menu yang paling disukai seperti spaghetti, nasi uduk dan nasi kuning. Anak-anak disebut kurang menyukai ikan dori fillet goreng.
"Dari kita sendiri juga tetap memberikan, karena bagaimanapun harus diperkenalkan pada menu ikan itu," kata Tsamara.
Dapur SPPG Nikmat Barokah sendiri telah berjalan mulai pertengahan Agustus 2025. Proses memasak dimulai sejak pukul 02.00 WIB dini hari. Didistribusikan pada pengiriman pukul 06.00 WIB dan dikonsumsi pada pukul 07.00 WIB. Kloter distribusi kedua dimasak pagi hari, didistribusikan pukul 09.30 WIB, dan dikonsumsi sekitar pukul 10.30 WIB.
"Jadi jarak memasak, distribusi dan konsumsi tidak jauh," tandasnya.
Pengelola Dapur SPPG Nikmat Barokah, Yayuk Eko Agustin Wahyuni menuturkan, dalam sehari memproduksi 3.960 MBG yang didistribusikan ke sembilan sekolah. Dia mengaku tidak ada hambatan dalam proses pelaksanaan.(*)
**) Ikuti berita terbaru TIMES Indonesia di Google News klik link ini dan jangan lupa di follow.
Editor | : Wahyu Nurdiyanto |
Publisher | : Dhian Mega |