Pelebaran Jembatan KH Malik Picu Kemacetan di Kedungkandang Kota Malang

TIMESINDONESIA, MALANG – Arus lalu lintas di kawasan Jembatan KH Malik, Jalan Mayjend Sungkono, Kelurahan Buring, Kota Malang, tersendat akibat proyek pelebaran jembatan yang tengah berlangsung. Kemacetan panjang terlihat di lokasi sejak Selasa (7/10/2025), terutama saat banyak truk melintas dan aktivitas alat berat berlangsung.
Wali Kota Malang, Wahyu Hidayat mengatakan, pengerjaan proyek semula dilakukan malam hari. Namun mulai Selasa (7/10/2025) kemarin, kegiatan beralih ke siang hari karena tahap pemasangan tiang pancang.
Advertisement
“Tentu berdampak pada arus lalu lintas, tapi sudah ada pengaturan,” ujar Wahyu, Rabu (8/10/2025).
Untuk mengurai kepadatan, Wahyu telah menginstruksikan Dinas Perhubungan (Dishub) Kota Malang berkoordinasi dengan Satlantas Polresta Malang Kota.
“Kami minta Dishub dan Satlantas berkolaborasi agar kemacetan bisa diminimalisir,” ungkapnya.
Menurut Wahyu, pelebaran Jembatan KH Malik menjadi solusi atas penyempitan jalan (bottleneck) setelah Jembatan Kedungkandang. Nantinya, jembatan akan dilebarkan masing-masing lima meter ke kiri dan kanan.
“Ini berdasarkan hasil survei dan aspirasi warga. Jembatan ini jadi titik penyempitan utama, jadi harus dilebarkan,” jelasnya.
Selain proyek di Jembatan KH Malik, Pemkot Malang juga menata kawasan Pasar Gadang yang kerap menjadi titik kemacetan. Wahyu menargetkan, setelah kedua proyek rampung, arus lalu lintas di wilayah Kedungkandang bisa lebih lancar.
“Kalau pelebaran jembatan dan penataan Pasar Gadang selesai, kemacetan di Kedungkandang insyaallah terurai,” pungkasnya.
Sementara itu, Kepala Dishub Kota Malang, Widjaja Saleh Putra, memastikan pihaknya sudah berkoordinasi dengan Dinas PUPRPKP agar proyek tidak terlalu mengganggu lalu lintas.
“Peralatan masih di pinggir jalan, jadi tidak menghambat arus kendaraan,” katanya.
Dishub juga telah menyiapkan beberapa skema pengaturan lalu lintas untuk membantu kelancaran kendaraan di sekitar lokasi. Jika nantinya digunakan alat berat berukuran besar, pengaturan akan diterapkan seperti proyek drainase di kawasan Soekarno-Hatta (Suhat).
“Selama belum ada kendaraan besar, pengerjaan masih bisa dilakukan siang hari. Tapi kalau nanti alat berat sudah digunakan, kami terapkan skema malam hari seperti di Suhat,” tandasnya. (*)
**) Ikuti berita terbaru TIMES Indonesia di Google News klik link ini dan jangan lupa di follow.
Editor | : Ferry Agusta Satrio |
Publisher | : Sholihin Nur |