Peristiwa Daerah

Boyongan Kedaton di Titik Nol, Simbol Persatuan dan Kedamaian Yogyakarta

Rabu, 08 Oktober 2025 - 19:23 | 398
Suasana kegiatan peringatan Boyongan Kedaton di Titik Nol Kota Yogyakarta. (FOTO: Soni H/TIMES Indonesia)
Suasana kegiatan peringatan Boyongan Kedaton di Titik Nol Kota Yogyakarta. (FOTO: Soni H/TIMES Indonesia)

TIMESINDONESIA, YOGYAKARTA – Ribuan warga memadati kawasan Titik Nol Kilometer Yogyakarta untuk memperingati Boyongan Kedaton, momentum bersejarah pindahnya Pangeran Mangkubumi dari Pesanggrahan Ambarketawang ke Keraton Yogyakarta.

Tradisi tahunan ini bukan sekadar napak tilas sejarah, tetapi juga penegasan komitmen bersama menjaga Yogyakarta tetap damai, aman, dan rukun di tengah keberagaman.

Advertisement

Peringatan Boyongan Kedaton tahun ini dihadiri langsung oleh Wali Kota Yogyakarta Hasto Wardoyo, Wakil Wali Kota Wawan Harmawan, serta jajaran Forum Koordinasi Pimpinan Daerah (Forkopimda). Nuansa kebersamaan terasa kuat, dengan doa lintas agama dan penampilan budaya yang memadukan unsur tradisi dan spiritualitas.

Dalam sambutannya, Wali Kota Yogyakarta Hasto Wardoyo mengungkapkan rasa syukur karena HUT ke-269 Kota Yogyakarta dirayakan dengan semangat persatuan melalui berbagai kegiatan di kawasan Malioboro. Ia menegaskan, kedamaian Yogyakarta adalah warisan dan tanggung jawab bersama seluruh elemen masyarakat.

“Pesan damai di Yogyakarta ini bukan hal baru dan bukan tanpa ujian. Namun berulang kali terbukti, Kota Yogyakarta mampu menciptakan kedamaian dan merawatnya di tengah keberagaman,” ujar Hasto dalam siaran pers, Rabu (8/10/2025).

Menurutnya, doa lintas agama dalam kegiatan Boyongan Kedaton mencerminkan bahwa warga Yogyakarta hidup dalam harmoni. Semua elemen—tanpa memandang latar belakang agama dan budaya—bersatu menjaga nilai toleransi.

“Kami berterima kasih kepada seluruh tokoh agama dan masyarakat yang terus menjaga semangat rukun dan persaudaraan di kota ini,” tambahnya.

Hasto juga menekankan bahwa kekuatan menjaga keamanan tidak hanya datang dari aparat pemerintah, tetapi juga dari kesadaran masyarakat. Pemerintah Kota Yogyakarta menyiagakan Jogoboro, petugas keamanan persuasif di kawasan Malioboro, sebagai garda depan menjaga suasana kondusif.

Suasana-kegiatan-peringatan-Boyongan-Kedaton-2.jpg

“Inilah bukti bahwa masyarakat Yogyakarta menolak ketidakharmonisan. Mari kita rawat keistimewaan Yogya dengan kedamaian dan kebersamaan,” tegasnya.

Polisi Siap Fasilitasi Aksi Damai

Kapolresta Yogyakarta, Kombes Pol Eva Guna Pandia, turut mengapresiasi peringatan Boyongan Kedaton yang berlangsung damai. Ia menegaskan, kepolisian akan selalu menjadi pelayan, pelindung, dan pengayom masyarakat.

“Silakan masyarakat menyampaikan aspirasi kapan pun. Sampaikan kepada kami, dan kami akan siap mengawal serta memfasilitasi agar semuanya berjalan tertib dan aman. Mari bersama menjaga Yogyakarta tetap kondusif,” ujar Kombes Pandia.

Ketua Sekretariat Keistimewaan DIY sekaligus penyelenggara kegiatan, Widihasto Wasana Putra, menuturkan bahwa Boyongan Kedaton bukan sekadar mengenang masa lalu, melainkan juga momentum untuk meneladani perjuangan Pangeran Mangkubumi atau Sri Sultan Hamengkubuwono I.

“Semangat perjuangan Pangeran Mangkubumi mengajarkan kita arti persatuan, etika, dan perjuangan tanpa kekerasan. Nilai-nilai itu harus terus kita wariskan kepada generasi penerus,” kata Widihasto.

Ia berharap makna Boyongan Kedaton bisa menumbuhkan semangat kebangsaan dan menjaga keutuhan Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI).

“Mari kita jaga Yogyakarta tetap aman, damai, sentosa, dan menjadi teladan bagi daerah lain,” terangnya.

Boyongan Kedaton bukan sekadar agenda budaya, tetapi simbol kehidupan damai yang menjadi jantung Yogyakarta. Dalam derasnya arus modernisasi dan dinamika sosial, pesan kedamaian dari Pangeran Mangkubumi terus bergema di hati masyarakat.

Semangat guyub rukun yang diwariskan leluhur itulah yang menjadikan Yogyakarta tak hanya istimewa dalam statusnya, tetapi juga dalam jiwanya — sebagai kota yang hidup dari harmoni dan cinta damai. (*)

**) Ikuti berita terbaru TIMES Indonesia di Google News klik link ini dan jangan lupa di follow.



Editor : Deasy Mayasari
Publisher : Sofyan Saqi Futaki

TERBARU

INDONESIA POSITIF

KOPI TIMES