Peristiwa Daerah

Di Usia ke-26 Landak, Karolin: Menjaga Tradisi, Membangun Masa Depan

Selasa, 14 Oktober 2025 - 11:12 | 1.80k
Karolin Margret Natasa, saat memimpin upacara hari jadi Kabupaten Landak, Senin (13/10/2025).
Karolin Margret Natasa, saat memimpin upacara hari jadi Kabupaten Landak, Senin (13/10/2025).

TIMESINDONESIA, KALIMANTAN BARAT – Di halaman Kantor Bupati Landak, Senin (13/10/2025), suasana peringatan Hari Ulang Tahun ke-26 Pemerintah Kabupaten Landak terasa berbeda. Ratusan peserta mengenakan Wastra Nusantara, melambangkan kekayaan budaya yang hidup di tengah masyarakat. Di hadapan mereka berdiri sosok perempuan dengan aura kepemimpinan yang tegas namun teduh, Karolin Margret Natasa, Bupati Kabupaten Landak.

Bagi Karolin akrab disapa, peringatan hari jadi bukan sekadar rutinitas tahunan. Ia melihatnya sebagai momentum refleksi atas perjalanan panjang Landak sejak berdiri pada 1999, sekaligus penegasan arah masa depan kabupaten yang ia pimpin.

Advertisement

“Hari jadi ini harus menjadi titik kebangkitan bagi seluruh masyarakat Landak untuk lebih mandiri, maju, dan sejahtera,” ujarnya dalam amanat upacara.

Kalimat itu mencerminkan pandangan Karolin tentang kepemimpinan: membangun daerah dengan visi jangka panjang, tanpa kehilangan akar budaya dan nilai lokal.

Dari Tanah Dayak untuk Negeri

Karolin bukan sekadar pejabat daerah. Ia adalah simbol regenerasi kepemimpinan lokal di Kalimantan Barat. Perempuan pertama yang memimpin Kabupaten Landak dan salah satu figur muda yang paling menonjol dalam panggung politik provinsi ini.

Lahir dari keluarga yang mengabdikan hidupnya untuk masyarakat, Karolin tumbuh dengan nilai-nilai pelayanan publik. Jejak politiknya dimulai sejak di bangku kuliah kedokteran Universitas Indonesia. 

Setelah meniti karier di legislatif nasional, ia kembali ke kampung halaman dan memenangkan hati masyarakat Landak pada Pilkada 2017.

Bagi Karolin, pulang ke Landak bukan langkah mundur, tapi sebuah panggilan hati. Ia ingin menjadikan daerah ini sebagai contoh bagaimana kekuatan lokal bisa bertemu dengan semangat modernisasi.

“Saya percaya kemajuan harus dibangun dari desa dan kabupaten, dari masyarakat yang tahu arah dan potensi dirinya sendiri,” katanya suatu waktu.

Membangun Manusia, Bukan Hanya Infrastruktur

Sejak awal masa jabatannya, Karolin menegaskan bahwa investasi terpenting Landak bukan pada proyek fisik, melainkan pada pembangunan sumber daya manusia (SDM). Ia menyadari, tanpa manusia yang terdidik dan sehat, Landak tidak akan bisa menatap masa depan.

Tahun 2024, Indeks Pembangunan Manusia (IPM) Landak masih berada di angka 69,13, di bawah rata-rata provinsi. Angka itu menjadi tantangan tersendiri baginya.

“Kita tidak boleh puas hanya dengan membangun jalan dan gedung. Kita harus membangun generasi, agar Landak punya masa depan yang kuat,” tegasnya.

memimpin-upacara-hari-jadi-Kabupaten-Landak.jpg

Program-program pendidikan, peningkatan kualitas guru, pelatihan teknologi digital, dan penguatan ekonomi rumah tangga menjadi fokus utama di bawah kepemimpinannya. Ia mendorong agar sekolah-sekolah di pedesaan tak hanya menjadi tempat belajar, tapi juga pusat inovasi komunitas.

Baginya, pendidikan adalah jembatan antara tradisi dan kemajuan. Ia sering mengingatkan para pejabat dan kepala desa bahwa setiap anak Landak harus diberi kesempatan yang sama untuk tumbuh tanpa terkendala jarak, ekonomi, atau status sosial.

Menjahit Tradisi dengan Inovasi

Karolin memahami betul bahwa Landak tidak bisa dibangun hanya dengan pendekatan birokratis. Ia berulang kali menekankan pentingnya sinergi antara kearifan lokal dan ilmu pengetahuan modern.

Dalam berbagai kesempatan, ia tampil mengenakan busana adat Dayak dan berbicara dalam bahasa daerah, bukan sebagai simbol formalitas, melainkan bentuk penghargaan terhadap jati diri Landak.

“Tradisi bukan beban, tapi fondasi identitas kita. Kalau kita kehilangan tradisi, kita kehilangan arah,” ujarnya.

Namun Karolin juga menyadari bahwa menjaga tradisi tanpa beradaptasi adalah kemunduran. Karena itu, ia mendorong digitalisasi layanan publik, reformasi birokrasi, serta peningkatan kapasitas ASN agar Landak tak tertinggal dari kabupaten lain.

Di bawah kepemimpinannya, pemerintah daerah terus memperkuat sistem tata kelola berbasis transparansi dan akuntabilitas. Ia percaya, kemajuan pemerintahan bergantung pada kemauan pejabatnya untuk belajar dan berinovasi.

Kemandirian Ekonomi dan Ketangguhan Sosial

Dalam arah kebijakannya, Karolin menggarisbawahi pentingnya kemandirian ekonomi masyarakat. Ia ingin produk lokal Landak dari hasil pertanian, kerajinan, hingga kuliner naik kelas dan memiliki daya saing di pasar nasional.

“Kita punya kekayaan alam luar biasa, tapi yang paling berharga adalah manusia yang mau bekerja keras dan berinovasi,” katanya.

memimpin-upacara-hari-jadi-Kabupaten-Landak-2.jpg

Landak selama ini dikenal sebagai salah satu lumbung pangan Kalimantan Barat. Karolin menargetkan daerahnya bisa menjadi model swasembada pangan berbasis teknologi pertanian yang efisien, sekaligus berkelanjutan.

Ia juga mendorong penguatan UMKM, membuka akses pembiayaan, serta mendorong peran perempuan dalam ekonomi desa. Bagi Karolin, kemajuan daerah baru berarti jika kesejahteraan bisa dirasakan hingga ke pelosok dusun.

Pemimpin Perempuan di Tengah Zaman yang Bergerak Cepat

Menjadi bupati perempuan di wilayah dengan karakter sosial yang kuat tentu bukan perkara mudah. Namun Karolin justru melihatnya sebagai kekuatan. Ia menilai kepemimpinan perempuan memiliki kepekaan dalam membaca kebutuhan masyarakat dan keteguhan dalam menjaga integritas.

Gaya kepemimpinannya dikenal terbuka, komunikatif, dan dekat dengan rakyat. Ia tidak segan turun langsung ke desa-desa, berdialog dengan guru, petani, hingga pelaku usaha kecil. Dalam setiap kunjungan, ia selalu menekankan pentingnya rasa percaya diri masyarakat terhadap potensi daerahnya sendiri.

“Kita ini kaya. Tapi kekayaan itu tidak akan berarti kalau kita tidak punya keberanian untuk mengelolanya,” ucapnya.

Dua puluh enam tahun perjalanan Kabupaten Landak menjadi cermin bahwa daerah ini tumbuh bersama rakyatnya. Di periode kedua kepemimpinannya, Karolin menegaskan komitmennya menjadikan Landak sebagai kabupaten yang berkelanjutan, bersatu, dan berdaya.

Visi itu berpijak pada semangat kolaborasi antara pemerintah, masyarakat, dan dunia usaha. Ia percaya, kemajuan tidak bisa dibangun sendiri, tapi harus dirajut bersama.

“Kita bersatu dalam keberagaman, berdaya menghadapi masa depan, dan bersama mewujudkan Landak yang semakin bermartabat,” tutupnya.

Dalam sorotan mata publik, Karolin Margret Natasa bukan sekadar pemimpin administratif. Ia adalah wajah baru Landak, sosok yang mencoba menulis ulang narasi daerahnya dengan sentuhan kasih, ilmu, dan keberanian untuk bermimpi lebih jauh. (*)

**) Ikuti berita terbaru TIMES Indonesia di Google News klik link ini dan jangan lupa di follow.



Editor : Hainorrahman
Publisher : Satria Bagus

TERBARU

INDONESIA POSITIF

KOPI TIMES