Peristiwa Daerah

Kepala BNN: Pulihkan Penyintas Narkoba dengan Empati, Bukan dengan Stigma

Jumat, 17 Oktober 2025 - 09:17 | 1.59k
Kepala Badan Narkotika Nasional (BNN), Komjen Suyudi Ario Seto saat berdialog dengan warga Desa Bulukerto, Kecamatan Bumiaji, Kota Batu, yang menjadi salah satu desa percontohan program Bersih Narkoba (Bersinar), Kamis (17/10/2025). (foto: BNN)
Kepala Badan Narkotika Nasional (BNN), Komjen Suyudi Ario Seto saat berdialog dengan warga Desa Bulukerto, Kecamatan Bumiaji, Kota Batu, yang menjadi salah satu desa percontohan program Bersih Narkoba (Bersinar), Kamis (17/10/2025). (foto: BNN)

TIMESINDONESIA, BATU – Kepala Badan Narkotika Nasional (BNN), Komjen Suyudi Ario Seto, mengajak masyarakat untuk melihat para penyintas narkoba dengan kacamata empati, bukan stigma.

Seruan itu ia sampaikan saat berkunjung ke Desa Bulukerto, Kecamatan Bumiaji, Kota Batu, yang menjadi salah satu desa percontohan program Bersih Narkoba (Bersinar), Kamis (17/10/2025).

Advertisement

Menurut Suyudi, masih banyak masyarakat yang menilai mantan pengguna narkoba sebagai pelaku kejahatan, padahal mereka adalah individu yang sedang berusaha bangkit dan memperbaiki hidup.

BNN-Suyudi-Ario-2.jpg

“Kita harus berhenti memandang mereka dengan prasangka. Mereka butuh dukungan, bukan penghakiman,” ujarnya.

Ia menilai, beban terbesar bagi para penyintas bukan hanya proses rehabilitasi, tetapi juga penerimaan sosial. Stigma yang melekat sering membuat mereka kehilangan rasa percaya diri, kesempatan kerja, bahkan hubungan dengan keluarga.

“Pemulihan sejati baru terjadi jika masyarakat memberi ruang untuk mereka kembali hidup normal,” kata Suyudi menegaskan.

Dalam kunjungan tersebut, Suyudi bersama jajaran BNN meninjau berbagai program pemberdayaan masyarakat di Desa Bulukerto. Di sana, para penyintas dilatih mengembangkan keterampilan produktif seperti budidaya bonsai dan pengelolaan usaha kecil, sebagai langkah menuju kemandirian ekonomi dan reintegrasi sosial.

BNN-Suyudi-Ario-3.jpg

“Pemberantasan narkoba tidak bisa hanya mengandalkan pendekatan hukum. Rehabilitasi dan pemberdayaan sosial adalah dua sisi dari upaya yang sama — menyelamatkan manusia,” tutur jenderal bintang tiga itu.

Ia menekankan bahwa keberhasilan melawan narkoba bukan sekadar soal penangkapan atau hukuman, tetapi juga keberanian untuk mengembalikan martabat mereka yang telah pulih. “Ketika seseorang bisa bangkit dan kembali bermanfaat bagi masyarakat, itu kemenangan bagi kita semua,” ucapnya. (*)

**) Ikuti berita terbaru TIMES Indonesia di Google News klik link ini dan jangan lupa di follow.



Editor : Wahyu Nurdiyanto
Publisher : Lucky Setyo Hendrawan

TERBARU

INDONESIA POSITIF

KOPI TIMES