Lestari Moerdijat Dorong Penguatan Deep Learning untuk Anak

TIMESINDONESIA, JEPARA – Wakil Ketua MPR RI, Lestari Moerdijat, menegaskan pentingnya penerapan deep learning dalam sistem pendidikan Indonesia guna meningkatkan kemampuan generasi muda menghadapi tantangan masa depan yang semakin kompleks.
Menurut Lestari, pemahaman terhadap konsep deep learning—atau pembelajaran mendalam—masih perlu diperdalam agar dapat diterapkan secara efektif di setiap jenjang pendidikan. Hal itu ia sampaikan saat menjadi pembicara dalam Workshop Pendidikan bertema “Transformasi Pendidikan Melalui Pembelajaran Mendalam” yang digelar oleh Kementerian Pendidikan Dasar dan Menengah (Kemendikdasmen RI) bersama Komisi X DPR RI di Jepara, Jawa Tengah, Sabtu (18/10).
Advertisement
Acara tersebut turut dihadiri sejumlah pejabat dan praktisi pendidikan, antara lain Jumeri, S.TP., M.Si. (Widyaprada Ahli Utama Direktorat SD Kemendikdasmen RI), Yohan Rubiyantoro, M.A., Ph.D., H. Pratikno (Wakil Ketua DPRD Jepara), H. Nur Hidayat (Anggota DPRD Jepara), Adi Hananto, S.Kom., M.M. (Kabid Pendidik dan Tenaga Kependidikan Disdikpora Jepara), Dr. Leny Noviani (Fasilitator Pembelajaran Mendalam), serta Dr. Wahyudi (Dosen Manajemen Pendidikan UIN Jakarta).
Lestari, yang juga anggota Komisi X DPR RI, menilai deep learning bukan sekadar metode pembelajaran, tetapi juga sarana penting untuk mengembangkan kapasitas guru, baik secara individu maupun kolektif. Dengan peningkatan kompetensi ini, diharapkan akan lahir generasi penerus bangsa yang tangguh dan berdaya saing tinggi.
“Guru adalah kunci perubahan dalam dunia pendidikan. Dari tangan merekalah kualitas pembelajaran dapat meningkat,” ujar Lestari yang akrab disapa Rerie.
Legislator dari Dapil II Jawa Tengah itu juga menuturkan pengalamannya menyaksikan peran penting guru dalam proses pemulihan pascabencana. Ia mencontohkan bagaimana dunia pendidikan, melalui Sekolah Sukma Bangsa di Aceh, berperan besar dalam membangun kembali semangat masyarakat setelah tsunami 2004.
Bahkan, lanjutnya, sektor pendidikan turut berperan dalam diplomasi kemanusiaan. Melalui jalur pendidikan, sepuluh awak kapal Indonesia yang disandera di Mindanao, Filipina, berhasil dibebaskan setelah pihak Sekolah Sukma Bangsa memberikan kesempatan belajar bagi 40 anak dari Mindanao.
Rerie yang juga anggota Majelis Tinggi Partai NasDem itu berharap pelatihan deep learning bagi guru-guru di Jepara dapat menjadi langkah nyata dalam memperkuat kualitas pendidikan di daerah.
“Dengan guru yang semakin kompeten, kita bisa menyiapkan generasi penerus yang tidak hanya cerdas, tetapi juga mampu beradaptasi dan bersaing di tingkat global,” tegasnya. (*)
**) Ikuti berita terbaru TIMES Indonesia di Google News klik link ini dan jangan lupa di follow.
Editor | : Wahyu Nurdiyanto |
Publisher | : Rizal Dani |