Sayur Organik Hasil Pertanian Warga Binaan Lapas Bondowoso Dilirik Program MBG

TIMESINDONESIA, BONDOWOSO – Siapa sangka, di balik tembok tinggi dan pagar besi Lembaga Pemasyarakatan (Lapas) Kelas IIB Bondowoso, tersimpan kebun hijau yang produktif.
Bukan sekadar kegiatan pengisi waktu warga binaan, kebun tersebut kini menjadi ladang pertanian yang hasilnya mulai diminati oleh program Sentra Pelayanan Pemenuhan Gizi (SPPG) untuk Makan Bergizi Gratis (MBG).
Advertisement
Dari lahan seluas sekitar 75 meter persegi di sisi timur kompleks lapas, berbagai sayuran segar tumbuh subur. Mulai dari sawi, bayam, cabai, hingga tomat. Menariknya, seluruh tanaman dibudidayakan secara organik, tanpa pupuk kimia berat.
Kerja sama antara Lapas Bondowoso dan SPPG berawal dari kunjungan tim dapur sehat ke lokasi beberapa waktu lalu. Mereka tertarik karena kualitas sayur yang dihasilkan sangat baik yakni segar, bersih, dan ditanam dengan metode ramah lingkungan.
Kasi Bimbingan Narapidana dan Kegiatan Kerja (Binadik Giatja) Lapas Bondowoso, Mamatrono menjelaskan, dalam satu kali panen, empat warga binaan mampu menghasilkan sekitar 50 kilogram sawi dengan masa tanam 40 hari.
“Hasil panen biasanya kami jual ke masyarakat umum. Sebagian hasilnya disetorkan sebagai Pendapatan Negara Bukan Pajak (PNBP), dan sebagian lainnya diberikan kepada warga binaan yang mengelola kebun tersebut,” ujarnya.
Menurutnya, kegiatan bercocok tanam ini bukan hanya soal produktivitas, tetapi juga pembinaan.
Para warga binaan dilatih dan diarahkan agar memiliki keterampilan pertanian saat kembali ke masyarakat.
Namun, tidak semua napi bisa ikut serta, mereka harus melalui proses seleksi dan sidang Tim Pengawas Pemasyarakatan (TPP).
Sementara itu, Denny Dwi Jaya, Kasubsi Giatja Lapas Bondowoso mengatakan, hasil pertanian lapas kini mulai rutin dilirik oleh pihak dapur sehat.
“Tim SPPG sudah datang langsung ke sini. Mereka butuh sekitar 30 kilogram sayuran segar per hari, sementara kami mampu menyediakan sekitar 40 kilogram untuk jenis selada,” jelasnya.
Melihat potensi tersebut, pihak lapas berencana memperluas lahan tanam dan menambah jenis sayuran yang dibudidayakan.
“Kami ingin mengembangkan budidaya kangkung hidroponik agar pasokan sayur dari lapas bisa semakin stabil dan beragam,” pungkasnya. (*)
**) Ikuti berita terbaru TIMES Indonesia di Google News klik link ini dan jangan lupa di follow.
Editor | : Imadudin Muhammad |
Publisher | : Lucky Setyo Hendrawan |