Peristiwa Daerah

Tradisi Sunggi Susu Bakal Jadi Ikonik Budaya dalam Seven Lakes Festival Probolinggo

Minggu, 26 Oktober 2025 - 16:16 | 1.90k
Kegiatan sunggi susu yang dilakukan warga Kecamatan Krucil. (Foto: Istimewa)
Kegiatan sunggi susu yang dilakukan warga Kecamatan Krucil. (Foto: Istimewa)

TIMESINDONESIA, PROBOLINGGOSeven Lakes Festival yang dijadwalkan mengguncang Kecamatan Tiris dan Krucil, Kabupaten Probolinggo, pada 7–16 November 2025, bukan sekadar etalase keindahan tujuh ranu (danau) dan olahraga ekstrem. Festival ini bakal menjadi panggung nasional bagi kearifan lokal, salah satunya tradisi Sunggi Susu.
Ritual khas masyarakat peternak sapi perah di Kecamatan Krucil ini adalah napak tilas perjuangan harian yang telah berlangsung sejak era 1980-an, khususnya di Desa Bermi. 

Bagi yang belum familiar, "Sunggi" adalah istilah Jawa yang berarti menjunjung atau membawa barang di atas kepala. Dalam konteks ini, Sunggi Susu melibatkan para ibu peternak yang dengan cekatan menjunjung jerigen atau wadah berisi susu segar, membawanya berjalan kaki dari kandang menuju Koperasi Unit Desa (KUD) Argopuro.

Advertisement

Aktivitas ini bukan kisah masa lalu; ini adalah pemandangan rutin yang masih bisa disaksikan setiap pagi atau sore hari di Krucil. Bahkan, meski harus menempuh jarak yang tidak main-main—mulai dari 1 hingga 5 kilometer—para srikandi peternak ini tetap melangkah tegap, menjaga keseimbangan beban di atas kepala mereka.

Lebih dari Sekadar Pengiriman Susu

sunggi-susu-2.jpg

Jalur yang mereka tempuh sejatinya adalah representasi dari filosofi hidup masyarakat Krucil. Tradisi Sunggi Susu adalah simbol yang bernyawa:

Ketangguhan Perempuan: Ia menyoroti peran sentral para ibu dalam menjaga roda ekonomi peternakan keluarga, menunjukkan kerja keras dan kemandirian yang luar biasa.

Semangat Komunal: Tradisi ini memupuk Gotong Royong dan solidaritas, memperkuat ikatan sosial di kalangan peternak.

Kualitas yang Dijaga: Membawa wadah di kepala menuntut kehati-hatian tinggi. Tindakan ini secara tidak langsung mencerminkan komitmen terhadap stabilitas dan kebersihan produk, menjamin kualitas susu segar.

Dari Rutinitas Harian Menjadi Daya Tarik Wisata

sunggi-susu-3.jpg

Dalam perhelatan Seven Lakes Festival mendatang, ritual harian ini akan naik kelas menjadi sebuah mata acara yang kompetitif dan memukau: Lomba Sunggi Susu. Perlombaan ini diprediksi menjadi salah satu daya tarik utama, bersanding mesra dengan kegiatan penuh adrenalin seperti Trail Run, Perahu Naga, dan atraksi Paramotor.

Niko, Pengurus KUD Argopuro yang juga terlibat dalam persiapan event, menyambut baik langkah ini. Menurutnya, pelibatan tradisi dalam festival ini memberikan dampak ganda yang strategis.Sunggi Susu adalah penghormatan tulus terhadap perjuangan para peternak dan ibu-ibu di Krucil.

"Lewat festival ini, tradisi tidak hanya akan terawat dan dilestarikan, tapi juga dikembangkan menjadi daya tarik wisata budaya yang mampu menggerakkan ekonomi masyarakat,” ungkapnya.

Kehadiran Lomba Sunggi Susu menjadi bukti nyata filosofi inti Seven Lakes Festival: menyandingkan Nature Tourism (keindahan alam ranu), Sport Tourism (olahraga ekstrem), dan Cultural Tourism (kearifan lokal).

Seven Lakes Festival sendiri akan dipusatkan di Ranu Segaran, Tiris, dan siap menyuguhkan pertunjukan spektakuler lainnya, seperti Panggung Apung, Fashion Festival on The Water, dan pentas kesenian legendaris Dewi Rengganis. 

Dengan mengangkat Sunggi Susu ke level nasional, Kabupaten Probolinggo tidak hanya mempromosikan keindahan alamnya, tetapi juga menjunjung tinggi warisan budaya yang menjadi denyut nadi masyarakat Krucil. (*)

**) Ikuti berita terbaru TIMES Indonesia di Google News klik link ini dan jangan lupa di follow.



Editor : Deasy Mayasari
Publisher : Rizal Dani

TERBARU

INDONESIA POSITIF

KOPI TIMES