Peristiwa Daerah

Kekompakan Ibu-ibu Sentra Suling Kulon 10 BTPN Syariah di Bondowoso Antar Mereka ke Tanah Suci Gratis

Senin, 27 Oktober 2025 - 21:27 | 462
Ibu-ibu Sentra Suling Kulon 10 BTPN Syariah di Bondowoso Antar Mereka ke Tanah Suci Gratis (FOTO: Dokumen pribadi)
Ibu-ibu Sentra Suling Kulon 10 BTPN Syariah di Bondowoso Antar Mereka ke Tanah Suci Gratis (FOTO: Dokumen pribadi)

TIMESINDONESIA, BONDOWOSO – Sebanyak 10 nasabah BTPN Syariah dari Sentra Suling Kulon 10, Kecamatan Cermee, Kabupaten Bondowoso, Jawa Timur, tak kuasa menahan haru. Perjalanan spiritual ke Tanah Suci yang selama ini hanya jadi mimpi, kini akan terwujud — dan semuanya gratis.

Apresiasi umrah gratis itu diberikan oleh BTPN Syariah sebagai penghargaan atas konsistensi mereka dalam menerapkan empat perilaku unggul BDKS: Berani Berusaha, Disiplin, Kerja Keras, dan Saling Bantu.

Advertisement

“Saya tidak pernah membayangkan sebelumnya bisa berangkat umrah secara gratis. Yang membuat saya makin terharu, saya akan pergi bersama teman-teman satu sentra. Kami yang biasa duduk bersama saat kumpulan, Insya Allah nanti akan duduk bersama pula di depan Ka’bah,” tutur Fatimah, Ketua Sentra Suling Kulon 10, dengan suara bergetar saat ditemui di Cermee, Senin (27/10/2025).

Semangat Kolektif yang Tumbuh dari Kumpulan

Fatimah menuturkan, kekompakan anggotanya tak datang begitu saja. Ia menjaga komunikasi intensif dengan para ibu nasabah, bukan hanya menjelang pertemuan rutin dua mingguan atau Pertemuan Rutin Sentra (PRS), tetapi juga di luar jadwal.

“Saya selalu menelepon kalau ada anggota yang tidak hadir. Saya ingatkan agar tetap disiplin dan mempraktikkan semua pelajaran dari petugas BTPN Syariah. Prinsip BDKS itu kami pegang bersama,” ujarnya.

Nasabah lain, Sumarni, juga masih sulit percaya impiannya ke Tanah Suci benar-benar terwujud. “Rasanya campur aduk, bahagia sekaligus tak percaya. Apalagi kami berangkat bersama teman-teman seperjuangan di sentra ini. Semua ini berkat pendampingan dari BTPN Syariah,” katanya.

Ia mengaku banyak belajar selama menjadi nasabah. “Empat prinsip BDKS membuat saya lebih berani berusaha, disiplin, dan menumbuhkan rasa saling bantu di antara kami. Kami berjuang bersama, saling menguatkan,” tambahnya.

Dari Disiplin Kumpulan hingga Pemberdayaan

Camat Cermee, Dwi Purnomo, mengaku bangga dengan warganya yang berhasil mendapatkan apresiasi besar dari BTPN Syariah. “Kumpulan ibu-ibu di Sentra Suling Kulon 10 ini sangat inspiratif. Mereka membuktikan bahwa kedisiplinan dan kebersamaan dapat mengubah nasib. Kami berterima kasih kepada BTPN Syariah yang konsisten mendampingi masyarakat kami,” ujarnya.

Menurutnya, pendampingan yang dilakukan BTPN Syariah telah membantu meningkatkan literasi keuangan warga dan menumbuhkan semangat kemandirian ekonomi. “Program ini membentuk warga kami menjadi pribadi unggul yang berdaya dan tangguh,” tambahnya.

Program Umrah Satu Pesawat

Kepala Pembiayaan BTPN Syariah Area Bondowoso, Joko Ibnu Susanto, menjelaskan bahwa program Umrah Satu Pesawat telah berjalan sejak 2018. Namun, pada periode 2024–2025, hadiah umrah diberikan secara khusus kepada sentra-sentra yang menerapkan perilaku BDKS secara nyata dan berdampak bagi lingkungan sekitar.

“Nasabah kami tumbuh dari semangat dan perilaku unggul yang mereka jalani setiap hari. Melalui kumpulan, mereka tidak hanya menabung atau mendapat pembiayaan, tetapi juga belajar, berbagi, dan saling menguatkan. BDKS bukan sekadar slogan, tetapi kunci agar masyarakat inklusi semakin berdaya, tumbuh, dan bertahan dalam berbagai situasi,” jelas Ibnu.

Ia menegaskan, keberangkatan umrah para nasabah ini merupakan simbol bahwa kedisiplinan dan solidaritas mampu membuka pintu rezeki dan keberkahan.

Membangun Solidaritas Perempuan Tangguh

Corporate & Marketing Communication Head BTPN Syariah, Ainul Yaqin, menambahkan bahwa bank syariah ini memang berfokus pada pemberdayaan masyarakat inklusi — kelompok masyarakat yang belum tersentuh layanan perbankan formal.

“Dalam proses bisnis BTPN Syariah, kami berupaya membangun perilaku unggul di segmen ultra mikro: Berani Berusaha, Disiplin, Kerja Keras, dan Saling Bantu. Solidaritas yang tumbuh dari empat perilaku ini menciptakan daya tahan yang luar biasa di tengah komunitas,” kata Ainul.

Ia juga menekankan pentingnya kehadiran nasabah dalam setiap kumpulan. “Dari kumpulan di rumah nasabah, Insya Allah mereka akan berkumpul pula di depan Ka’bah. Semua ini adalah hasil kerja keras dan kedisiplinan yang mereka tanamkan,” ujarnya menutup dengan senyum.

Sebanyak 10 nasabah BTPN Syariah dari Sentra Suling Kulon 10, Kecamatan Cermee, Kabupaten Bondowoso, Jawa Timur, tak kuasa menahan haru. Perjalanan spiritual ke Tanah Suci yang selama ini hanya jadi mimpi, kini akan terwujud — dan semuanya gratis.

Apresiasi umrah gratis itu diberikan oleh BTPN Syariah sebagai penghargaan atas konsistensi mereka dalam menerapkan empat perilaku unggul BDKS: Berani Berusaha, Disiplin, Kerja Keras, dan Saling Bantu.

“Saya tidak pernah membayangkan sebelumnya bisa berangkat umrah secara gratis. Yang membuat saya makin terharu, saya akan pergi bersama teman-teman satu sentra. Kami yang biasa duduk bersama saat kumpulan, Insya Allah nanti akan duduk bersama pula di depan Ka’bah,” tutur Fatimah, Ketua Sentra Suling Kulon 10, dengan suara bergetar saat ditemui di Cermee, Senin (27/10/2025).

Semangat Kolektif yang Tumbuh dari Kumpulan

Fatimah menuturkan, kekompakan anggotanya tak datang begitu saja. Ia menjaga komunikasi intensif dengan para ibu nasabah, bukan hanya menjelang pertemuan rutin dua mingguan atau Pertemuan Rutin Sentra (PRS), tetapi juga di luar jadwal.

“Saya selalu menelepon kalau ada anggota yang tidak hadir. Saya ingatkan agar tetap disiplin dan mempraktikkan semua pelajaran dari petugas BTPN Syariah. Prinsip BDKS itu kami pegang bersama,” ujarnya.

Nasabah lain, Sumarni, juga masih sulit percaya impiannya ke Tanah Suci benar-benar terwujud. “Rasanya campur aduk, bahagia sekaligus tak percaya. Apalagi kami berangkat bersama teman-teman seperjuangan di sentra ini. Semua ini berkat pendampingan dari BTPN Syariah,” katanya.

Ia mengaku banyak belajar selama menjadi nasabah. “Empat prinsip BDKS membuat saya lebih berani berusaha, disiplin, dan menumbuhkan rasa saling bantu di antara kami. Kami berjuang bersama, saling menguatkan,” tambahnya.

Dari Disiplin Kumpulan hingga Pemberdayaan

Camat Cermee, Dwi Purnomo, mengaku bangga dengan warganya yang berhasil mendapatkan apresiasi besar dari BTPN Syariah. “Kumpulan ibu-ibu di Sentra Suling Kulon 10 ini sangat inspiratif. Mereka membuktikan bahwa kedisiplinan dan kebersamaan dapat mengubah nasib. Kami berterima kasih kepada BTPN Syariah yang konsisten mendampingi masyarakat kami,” ujarnya.

Menurutnya, pendampingan yang dilakukan BTPN Syariah telah membantu meningkatkan literasi keuangan warga dan menumbuhkan semangat kemandirian ekonomi. “Program ini membentuk warga kami menjadi pribadi unggul yang berdaya dan tangguh,” tambahnya.

Program Umrah Satu Pesawat

Kepala Pembiayaan BTPN Syariah Area Bondowoso, Joko Ibnu Susanto, menjelaskan bahwa program Umrah Satu Pesawat telah berjalan sejak 2018. Namun, pada periode 2024–2025, hadiah umrah diberikan secara khusus kepada sentra-sentra yang menerapkan perilaku BDKS secara nyata dan berdampak bagi lingkungan sekitar.

“Nasabah kami tumbuh dari semangat dan perilaku unggul yang mereka jalani setiap hari. Melalui kumpulan, mereka tidak hanya menabung atau mendapat pembiayaan, tetapi juga belajar, berbagi, dan saling menguatkan. BDKS bukan sekadar slogan, tetapi kunci agar masyarakat inklusi semakin berdaya, tumbuh, dan bertahan dalam berbagai situasi,” jelas Ibnu.

Ia menegaskan, keberangkatan umrah para nasabah ini merupakan simbol bahwa kedisiplinan dan solidaritas mampu membuka pintu rezeki dan keberkahan.

Membangun Solidaritas Perempuan Tangguh

Corporate & Marketing Communication Head BTPN Syariah, Ainul Yaqin, menambahkan bahwa bank syariah ini memang berfokus pada pemberdayaan masyarakat inklusi — kelompok masyarakat yang belum tersentuh layanan perbankan formal.

“Dalam proses bisnis BTPN Syariah, kami berupaya membangun perilaku unggul di segmen ultra mikro: Berani Berusaha, Disiplin, Kerja Keras, dan Saling Bantu. Solidaritas yang tumbuh dari empat perilaku ini menciptakan daya tahan yang luar biasa di tengah komunitas,” kata Ainul.

Ia juga menekankan pentingnya kehadiran nasabah dalam setiap kumpulan. “Dari kumpulan di rumah nasabah, Insya Allah mereka akan berkumpul pula di depan Ka’bah. Semua ini adalah hasil kerja keras dan kedisiplinan yang mereka tanamkan,” ujarnya menutup dengan senyum.(*)

**) Ikuti berita terbaru TIMES Indonesia di Google News klik link ini dan jangan lupa di follow.



Editor : Imadudin Muhammad
Publisher : Sofyan Saqi Futaki

TERBARU

INDONESIA POSITIF

KOPI TIMES