Peristiwa Daerah

Pasar Megah tapi Kumuh, Pedagang Skak Mat Kepala UPTD Pasar Margasari Tegal

Rabu, 29 Oktober 2025 - 23:25 | 982
Para Pedagang Pasar Margasari saat aksi dan audiensi di Gedung DPRD Kabupaten Tegal. (Foto: Cahyo Nugroho For TIMES Indonesia)
Para Pedagang Pasar Margasari saat aksi dan audiensi di Gedung DPRD Kabupaten Tegal. (Foto: Cahyo Nugroho For TIMES Indonesia)

TIMESINDONESIA, BANJAR – Sontak wajah sang Kepala UPTD Kabupaten Tegal di ruang pertemuan saat audiensi antara perwakilan pedagang pasar dengan anggota DPRD yang dihadiri oleh Kepala Dinas UMKM dan Perdagangan itu memerah kala perwakilan para pedagang mengkritik keras kinerja dan kondisi pasar.

Gedungnya megah, catnya kinclong, plakat peresmian masih gagah berdiri tapi sayang, hidup di dalam Pasar Margasari Tegal justru nyaris megap-megap. Begitulah nasib para pedagang di Pasar Induk Margasari, pasar yang menopang hidup warga dari 13 desa di Kecamatan Margasari Kabupaten Tegal.

Advertisement

Dalam audiensi dengan DPRD Kabupaten Tegal, pedagang seolah sudah kehabisan kata selain “sabar.” Mereka menyoroti kinerja Kepala UPTD Pasar Margasari dan jajarannya yang, kalau kata anak muda sekarang, auto AFK  hadir tapi tak terasa.

Padahal pasar yang diresmikan pada tahun 2020 ini dulu dijanjikan akan menjadi pusat perdagangan dari 13 desa di Kecamatan Margasari. Tapi empat tahun berlalu, bukan rezeki yang naik, justru omzet amblas.

“Gedung pasar memang bagus, tapi sayang pedagang menderita,” keluh Suhono, Ketua Paguyuban Pedagang Pasar Margasari, yang kini lebih banyak menghitung hari daripada pembeli.

Masalahnya klasik, tapi pelik. Pasar dibagi dua: pasar basah dan pasar kering (Induk) Dua-duanya bagus, tetapi letak pasar terpisahkan  jalan raya  seolah dipisahkan oleh takdir. Alhasil, pasar kering (Induk) pun malah makin kering dan pembelinya pun ikut mengering.

Pedagang-Pasar-Margasari-2.jpg

Belum cukup, area parkir pasar basah kini disulap jadi arena PKL dadakan. Pedagang resmi cuma bisa melongo, sementara pengelola pasar tampak adem-ayem dan mungkin sibuk menghitung jumlah lapak, dan setoran bukan keluhan.

“PKL di lokasi pasar basah hingga saat ini dibiarkan, padahal mereka pakai lahan parkir. Kami yang di pasar kering jadi makin merana,” ujar Suhono, yang suaranya lebih nyaring daripada pengeras masjid di pagi hari.

Masalah lain pun menumpuk dagangan tak laku. Tiga toilet untuk ratusan pengunjung, banjir saat hujan, minim TPS dan pagar yang tertutup membuat pasar pun tampak mirip pergudangan pemerintah daripada pusat ekonomi rakyat.

“Ini catatan buruk. Lima tahun dibiarkan tanpa tindakan nyata,” lanjut Suhono, menegaskan bahwa kesabaran pun ada batasnya.

Sementara itu, Purbo pedagang pasar Margasari dan perwakilan dari pedagang lain, ikut menambahkan nada getir.

“Dulu ada 900 pedagang, sekarang tinggal 500 yang bertahan. Kami cuma minta pagar pasar dibuka lebar, biar kelihatan pasar, bukan gudang logistik,” ujarnya, setengah berkelakar, setengah berdesah.

Audiensi pada Rabu sore akhirnya memancing tanggapan dari Wakil Ketua DPRD Kabupaten Tegal Sugono dan Komisi II DPRD. Mereka meminta Dinas UMKM dan Pasar segera turun tangan.

“Segera renovasi, biar pedagang bisa kembali menghidupi keluarganya,” ujar Sugono, yang nadanya terdengar antara simpati dan formalitas.

Kini para pedagang hanya berharap, kata “perbaikan” tak lagi sekadar jargon di ruang rapat karena buat mereka yang dibutuhkan bukan spanduk peresmian baru, tetapi pembeli yang kembali datang.

Dalam wawancaranya kepada awak media Suhono Ketua Paguyuban didampingi ketua asosiasi pedagang pasar Supriyanto menjelaskan hingga saat kini PKL semakin banyak dan telah berulang kali pihaknya menyampaikan keluh kesah namun tetap zonk tanpa solusi.

"Kami mohon segera ada solusi serta juga tindakan nyata Pemkab Tegal dan kami minta segera pindahkan para PK .ke lokasi pasar induk agar tertata dan bukan dibiarkan bertumpuk hingga membuat kumuh," terangnya penuh harap. (*)

**) Ikuti berita terbaru TIMES Indonesia di Google News klik link ini dan jangan lupa di follow.



Editor : Hendarmono Al Sidarto
Publisher : Lucky Setyo Hendrawan

TERBARU

INDONESIA POSITIF

KOPI TIMES