Peristiwa Daerah

Cahyo Harjo: Komitmen Presiden Telah Melambangkan Semangat Sumpah Pemuda

Rabu, 29 Oktober 2025 - 23:49 | 978
Ketua DPC Gerindra Surabaya Cahyo Harjo Prakoso saat diskusi
Ketua DPC Gerindra Surabaya Cahyo Harjo Prakoso saat diskusi "1 Tahun Pemerintahan Prabowo–Gibran” bersama GMNI di Surabaya, Rabu (29/10/2025) malam. (Foto: Lely Yuana/TIMES Indonesia)

TIMESINDONESIA, SURABAYA – Anggota Komisi E DPRD Jawa Timur sekaligus Ketua DPC Partai Gerindra Kota Surabaya, Cahyo Harjo Prakoso menyebut program dan komitmen pemerintah di bidang kesehatan, pendidikan, dan ekonomi kerakyatan selaras semangat Sumpah Pemuda.

Hal tersebut ia utarakan dalam diskusi Ngomen (Ngopi Marhaenis) bersama GMNI Surabaya bertema “Refleksi Sumpah Pemuda: Ngomenin tentang 1 Tahun Pemerintahan Prabowo–Gibran” di Surabaya, Rabu (29/10/2025) malam.

Advertisement

“Kawan-kawan ketika kita merefleksikan satu tahun kepemimpinan Prabowo–Gibran, yang perlu kita tanyakan adalah apakah sudah selaras dengan semangat pemuda dan cita-cita para pendiri bangsa dalam Pancasila dan UUD 1945,” ujar Cahyo.

Dalam refleksi satu tahun pemerintahan Presiden Prabowo Subianto dan Wakil Presiden Gibran Rakabuming Raka, Cahyo menjelaskan bahwa komitmen pemerintah telah sejalan dengan semangat Sumpah Pemuda.

Di sisi lain, penilaian terhadap arah pemerintahan harus merujuk pada dokumen resmi pembangunan, yaitu Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional (RPJMN).

Menurut dia, ketiadaan GBHN membuat konsistensi program sangat bergantung pada visi pemerintahan terpilih.

“Kalau kita mau menilai apakah pemerintahan ini selaras dengan semangat Sumpah Pemuda, kita bisa mencermatinya melalui RPJMN. Di situ terlihat komitmen kebijakan yang ingin diwujudkan,” katanya.

Pada sektor kesehatan, Cahyo menyampaikan bahwa pemerintahan Prabowo–Gibran telah memperluas akses pelayanan kesehatan, termasuk program pemeriksaan kesehatan gratis. Dia menilai langkah tersebut menunjukkan keberpihakan negara pada masyarakat luas.

“Bagaimana beliau berkomitmen bahwa semua masyarakat harus mendapatkan akses kesehatan yang baik dan layak. Itu adalah komitmen yang sedang dijalankan,” tegasnya.

Cahyo menekankan bahwa gotong royong merupakan inti semangat Sumpah Pemuda yang tidak boleh luntur. Menurut dia, perbedaan yang ada di masyarakat harus menjadi kekuatan bersama dalam membangun bangsa.

“Kalau kita memaknai Sumpah Pemuda, inti utamanya adalah gotong royong. Kita berbeda tapi punya tujuan yang sama, dan itu yang ingin dirawat oleh Presiden Prabowo,” katanya.

Di bidang pendidikan, Cahyo mencontohkan hadirnya Sekolah Rakyat yang memberikan akses pendidikan dan kebutuhan dasar kepada anak-anak dari keluarga berpenghasilan rendah.

Cahyo menyebut program ini membantu membentuk masa depan yang lebih setara bagi anak-anak di Surabaya.

“Ada orang tua di Surabaya dengan pendapatan Rp500 ribu per bulan yang sekarang bisa menyekolahkan anaknya secara layak. Itu bentuk keberpihakan yang harus kita apresiasi,” jelasnya.

Dia menambahkan, bahwa peningkatan kualitas pendidikan yang inklusif dan merata akan menentukan masa depan generasi muda.

Pendidikan yang baik, menurutnya, harus dapat diakses siapa pun tanpa memandang latar belakang ekonomi.

“Kalau kita bicara masa depan, ya dimulai dari pendidikan yang merata. Semua anak harus punya kesempatan yang sama untuk tumbuh,” ucapnya.

Selain itu, Cahyo menilai pengembangan Koperasi Merah Putih menjadi langkah strategis untuk membangun ekonomi masyarakat dari tingkat bawah.

Ia menyebut model koperasi ini memungkinkan masyarakat untuk tumbuh secara mandiri dan menciptakan lapangan kerja.

“Membangun ekonomi tidak bisa hanya dari atas ke bawah. Presiden Prabowo ingin membangun dari akar, dari masyarakat di tingkat paling bawah. Karena itu lahirlah Koperasi Merah Putih sebagai ruang tumbuhnya ekonomi kerakyatan,” jelasnya.

Cahyo juga menambahkan, bahwa koperasi tersebut bertujuan memperkuat kesejahteraan keluarga sebagai unit terkecil bangsa.
Menurut dia, keberhasilan ekonomi harus dimulai dari rumah dan komunitas.

“Beliau meyakini agar bangsa ini berdaulat dan makmur, kuncinya gotong royong. Ekonomi harus ditumbuhkan dari desa, dari kampung, dari keluarga,” lanjutnya.

Cahyo menggarisbawahi pentingnya Program Makan Bergizi Gratis (MBG) bagi masa depan generasi muda.

Dia menilai program tersebut memastikan anak-anak bisa belajar dalam kondisi tubuh yang sehat dan bertenaga.

“MBG adalah komitmen agar tidak ada anak yang datang ke sekolah dalam keadaan lapar. Ini tentang kesehatan dan masa depan generasi kita. Negara harus hadir di situ,” tegasnya.

Di akhir diskusi, Cahyo mengajak mahasiswa tetap kritis dan mengambil peran sebagai pengawal kebijakan publik.

Cahyo menilai generasi muda memiliki tanggung jawab moral untuk mengingatkan pemerintah bila ada tantangan dalam pelaksanaan program.

“Tentu dalam implementasi masih ada tantangan atau butuh penyempurnaan. Disitulah saya berharap peran kawan-kawan sebagai pejuang pemikir muda untuk terus memberikan kritik maupun kontrol agar bersama kita mewujudkan Indonesia yang maju dan berdaulat,” ucapnya. (*)

**) Ikuti berita terbaru TIMES Indonesia di Google News klik link ini dan jangan lupa di follow.



Editor : Deasy Mayasari
Publisher : Sholihin Nur

TERBARU

INDONESIA POSITIF

KOPI TIMES