Peristiwa Daerah

Kepala BNN Serukan Jakarta Jadi Benteng Moral Nasional lewat Jaga Jakarta tanpa Narkoba

Kamis, 30 Oktober 2025 - 13:57 | 1.80k
Kepala BNN Komjen Pol Suyudi Ario Seto.
Kepala BNN Komjen Pol Suyudi Ario Seto.

TIMESINDONESIA, JAKARTA – Langit Kamis pagi (30/10/2025) di Monas tampak berbeda. Bukan sekadar biru dan teduh, tapi penuh warna dari spanduk, bendera, dan seragam ribuan peserta apel kebangsaan. 

Dari pelajar berseragam putih abu-abu, aparat TNI-Polri, hingga komunitas pemuda dan ASN—semuanya berkumpul di jantung Ibu Kota dengan satu teriakan yang sama: “Jakarta Tanpa Narkoba!”

Advertisement

Badan Narkotika Nasional (BNN) menggelar Gerakan Jaga Jakarta Tanpa Narkoba, sebuah kampanye moral berskala besar yang sekaligus menjadi simbol perlawanan warga Jakarta terhadap ancaman penyalahgunaan narkotika.

Kepala BNN Komjen Pol Suyudi Ario Seto berdiri di podium utama, di bawah tiang bendera Monas yang menjulang. Suaranya tegas, tapi nada moralnya menggema jauh lebih kuat dari pengeras suara.

“Jakarta adalah etalase bangsa,” katanya. “Kalau Ibu Kota bersih, daerah lain akan ikut. Tapi kalau Ibu Kota rusak, kita kehilangan arah.”

Apel kebangsaan di Monas bukan sekadar seremoni. Di lapangan berumput itu, ribuan tangan terangkat bersumpah menolak narkoba. Beberapa pelajar bahkan membawa poster bertuliskan “Bangga Jadi Generasi Tanpa Zat!”

BNN ingin menjadikan gerakan ini bukan hanya kampanye, tapi gerakan hidup masyarakat.
“Kita tidak ingin slogan. Kita ingin perubahan perilaku,” tegas Suyudi.

Kepala-BNN-B.jpg

Menurutnya, Jakarta harus menjadi kota pertama yang mampu membangun benteng sosial dari level keluarga, sekolah, hingga lingkungan RT. 

“Kekuatan terbesar bukan di aparat, tapi di rumah. Orang tua yang peduli adalah garis depan,” ujarnya.

Jakarta Jadi Titik Nol Gerakan Nasional

Program “Jaga Jakarta Tanpa Narkoba” bukan proyek satu instansi. Ini kolaborasi besar antara BNN, Pemerintah Provinsi DKI, TNI-Polri, sekolah, kampus, komunitas, hingga sektor swasta.
Fokusnya bukan hanya razia atau penegakan hukum, tapi pendekatan edukatif dan partisipatif.

BNN menggandeng influencer muda, organisasi pelajar, hingga perusahaan digital untuk menyebarkan pesan positif melalui media sosial.

“Kalau sindikat narkoba pakai teknologi untuk merusak, maka kita juga harus pakai teknologi untuk menyelamatkan,” ujar Suyudi.

Pagi itu, sejumlah pelajar menampilkan drama edukasi bertema “Jangan Coba-Coba”, disusul orasi kebangsaan dari tokoh masyarakat. 

Suasana berubah dari formal menjadi emosional ketika seorang ibu korban penyalahgunaan narkoba naik ke panggung, menangis sambil berkata, “Jangan sampai ada anak lain bernasib seperti anak saya.”

Hadirin terdiam. Banyak yang menunduk.

Dalam deklarasi bersama, BNN menegaskan bahwa Gerakan Jaga Jakarta akan diperluas ke kota-kota besar lain: Surabaya, Medan, Makassar, dan Denpasar.
Namun, Jakarta dipilih sebagai titik nol karena dianggap cermin moral bangsa.

“Kalau Monas dulu jadi saksi perjuangan kemerdekaan, hari ini Monas jadi saksi perjuangan melawan narkoba,” ujar Suyudi.

BNN juga meluncurkan komitmen digital anti-narkoba, di mana peserta menandatangani deklarasi secara daring melalui QR code yang langsung terhubung ke platform nasional BNN. “Kita lawan dengan cara modern. Edukasi lewat teknologi, kampanye lewat komunitas,” tambahnya.

Pentas Budaya dan Peringatan Moral

Setelah apel, suasana Monas berubah hangat. Ada pentas musik, tarian Betawi, dan pameran interaktif tentang bahaya narkoba. Di salah satu stan, pengunjung diajak mengenali jenis-jenis narkotika melalui simulasi 3D dan VR—cara baru BNN mendekatkan edukasi dengan generasi muda.

Namun di balik kemeriahan itu, pesan moral tetap kuat: narkoba bukan sekadar pelanggaran hukum, tapi pengkhianatan terhadap masa depan.

“Jangan biarkan Jakarta jadi pasar narkoba. Jadikan Jakarta contoh moral bangsa,” seru Suyudi di akhir acara, suaranya menggema di antara tugu Monas yang menjulang.

Ribuan orang serempak menjawab, “Siap!”

Dan di langit Jakarta yang mulai terik, spanduk bertuliskan “Jaga Jakarta, Selamatkan Indonesia” berkibar tinggi—seolah memberi tanda bahwa perang melawan narkoba kini bukan hanya tugas aparat, tapi gerakan nurani seluruh bangsa. (*)

**) Ikuti berita terbaru TIMES Indonesia di Google News klik link ini dan jangan lupa di follow.



Editor : Deasy Mayasari
Publisher : Ahmad Rizki Mubarok

TERBARU

INDONESIA POSITIF

KOPI TIMES