Pacitan Darurat Longsor, 28 Rumah dan Sejumlah Fasilitas Umum Rusak
TIMESINDONESIA, PACITAN – Kabupaten Pacitan kembali diguncang bencana hidrometeorologi. Hujan deras yang mengguyur sejak awal Oktober 2025 memicu serangkaian tanah longsor di berbagai wilayah.
Data Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Pacitan mencatat, sepanjang bulan ini terjadi 16 kejadian longsor yang merusak puluhan rumah warga serta fasilitas umum.
Advertisement
Kepala Pelaksana BPBD Pacitan, Erwin Andriatmoko, melalui Kabid Pencegahan dan Kesiapsiagaan, Yagus Triarso, Kamis (30/10/2025), mengatakan kerusakan paling parah terjadi di Kecamatan Tulakan dan Nawangan.
“Total ada 28 rumah rusak, sebagian besar akibat tertimpa material longsor,” ujarnya.
Rinciannya, kerusakan rumah tersebar di Tulakan 10 unit, Nawangan 7 unit, Kebonagung 3 unit, Pacitan 2 unit, Punung 2 unit, Pringkuku 1 unit, Arjosari 1 unit, dan Tegalombo 2 unit. Selain itu, dua ruas jalan kabupaten di Nawangan rusak berat setelah tertimbun tanah.
Fasilitas umum juga tak luput. BPBD mencatat lima talud di beberapa titik ambrol akibat gerusan air dan longsoran tanah, masing-masing dua di Kecamatan Pacitan dan Kebonagung, serta satu di Tulakan. Satu tempat usaha warga di Tulakan turut terdampak.

Selain longsor, BPBD juga mendata lima kejadian pohon tumbang, dua erosi jalan, satu angin puting beliung, serta tiga kebakaran permukiman di Pringkuku dan Tulakan. Secara keseluruhan, tercatat 36 warga terdampak dan satu warga dalam status terancam.
Kondisi terbaru, longsor kembali terjadi di Dusun Krajan, Desa Tulakan, Selasa (28/10/2025) sore. Talud jalan kabupaten di RT 02 RW 02 ambles setelah hujan deras mengguyur wilayah itu.
“Tidak ada korban jiwa, tapi akses jalan terganggu. BPBD sudah berkoordinasi dengan pemerintah desa dan kecamatan untuk langkah penanganan darurat,” kata Yagus.
Dari hasil monitoring cuaca, hujan dengan intensitas sedang hingga tinggi masih berpotensi mengguyur sebagian besar wilayah Pacitan dalam beberapa hari ke depan.
Berdasarkan prakiraan BMKG Juanda, suhu udara berkisar 25–26°C dengan kelembapan mencapai 85–89 persen. Angin berhembus dari arah selatan dengan kecepatan 7–12 kilometer per jam, disertai tinggi gelombang laut 1,5–2 meter.
BPBD mengimbau masyarakat agar meningkatkan kewaspadaan, terutama di wilayah perbukitan seperti Nawangan, Tulakan, Tegalombo, dan Kebonagung yang berpotensi longsor.
“Curah hujan tinggi bisa datang tiba-tiba. Kami minta masyarakat segera melapor bila melihat tanda-tanda pergerakan tanah atau retakan di sekitar permukiman,” tegas Yagus.
Kendati demikian, tim BPBD Pacitan terus melakukan pemantauan lapangan dan berkoordinasi dengan pemerintah desa serta kecamatan untuk kesiapsiagaan menghadapi potensi bencana susulan. “Musim hujan baru mulai, tapi dampaknya sudah cukup besar. Kita harus siaga penuh,” ujarnya. (*)
**) Ikuti berita terbaru TIMES Indonesia di Google News klik link ini dan jangan lupa di follow.
| Editor | : Ronny Wicaksono |
| Publisher | : Ahmad Rizki Mubarok |