Wayang Topeng Panji Setyakasih: Kisah tentang Kesetiaan di Atas Segalanya
TIMESINDONESIA, MALANG – Malam itu, rembulan menjadi saksi sorak-sorai penuh tawa yang memecah keheningan malam. Pendopo Agung Taman Krida Budaya di Kota Malang disulap menjadi panggung megah, disinari cahaya temaram yang membingkai bayang Dewi Sekartaji dalam pelukan manja Panji Inukertapati (Raden Panji Asmara Bangun), sebuah kisah cinta yang kekal dalam ingatan budaya.
Setelah sukses dengan pementasan Smaratahta: Lelana Klana sebagai seri kelima pada September lalu, Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Provinsi Jawa Timur (Disbudpar Jatim) kembali menghadirkan pertunjukan dramatari terbaru bertajuk “Setyåkasih”, Jumat (31/10/2025).
Advertisement
Raden Panji Inukertapati tampil sebagai lambang kesetiaan, tetap teguh pada cinta sejatinya kepada Dewi Sekartaji. (Foto: Abimanyu Satrio Widodo/TIMES Indonesia)
Disutradarai oleh Bowo Supriatim, dramatari ini mengangkat salah satu kisah dari Epos Panji, yang menceritakan tentang Dewi Wadal Werdi, atau Sekartaji palsu, putri seorang begawan yang jatuh cinta kepada Panji Asmorobangun. Cinta yang tak terbalas itu menjelma menjadi amarah dan penyesalan, menjadi simbol makna cinta sejati, keteguhan hati, dan keikhlasan untuk melepaskan.
“Setyåkasih bukan hanya tentang cinta yang tidak sampai. Ini tentang keteguhan manusia dalam menjaga kesetiaan dan keikhlasan di tengah keinginan untuk memiliki,” ujar Bowo usai pagelaran.
Pementasan ini memadukan kekuatan tari tradisional dengan sentuhan visual bergaya modern, disisipi juga guyonan ringan khas Jawa timuran agar pesan moralnya dapat tersampaikan kepada seluruh kalangan. Kolaborasi ini dihidupkan oleh tiga sanggar seni — Setyo Utomo, Padma Puspita, dan Mantraloka — yang menampilkan eksplorasi gerak tubuh untuk menggambarkan perjalanan batin Wadal Werdi, dari cinta, menuju amarah, hingga berakhir pada penyesalan.
Antusiasme penonton tak surut dari awal hingga akhir pertunjukan, menandakan apresiasi tinggi terhadap kisah klasik Topeng Panji. (Foto: Abimanyu Satrio Widodo/TIMES Indonesia)
Lebih dari sekadar pertunjukan, Setyåkasih juga menjadi bagian dari program revitalisasi budaya Panji yang digagas oleh Disbudpar Jatim. Topeng Panji, yang merupakan warisan khas Malang, kini dihidupkan kembali agar tak lekang oleh waktu.
Menurut perwakilan Disbudpar Jatim, Tio, pementasan ini menjadi langkah nyata dalam menjaga keberlanjutan seni tradisi.
“Revitalisasi budaya Panji tidak hanya menjaga warisan leluhur, tetapi juga memperkenalkan nilai-nilai budaya dan adat Jawa kepada generasi muda,” pungkasnya. (*)
**) Ikuti berita terbaru TIMES Indonesia di Google News klik link ini dan jangan lupa di follow.
| Editor | : Ferry Agusta Satrio |
| Publisher | : Lucky Setyo Hendrawan |