Aktivitas Vulkanik Gunung Semeru Meningkat, Warga Diminta Waspadai Ancaman Awan Panas dan Lahar
TIMESINDONESIA, LUMAJANG – Aktivitas vulkanik Gunung Semeru kembali meningkat signifikan. Gunung tertinggi di Pulau Jawa itu tercatat delapan kali erupsi pada Minggu (2/11/2025) pagi, dengan kolom abu mencapai 800 meter di atas puncak atau sekitar 4.476 meter di atas permukaan laut (mdpl).
Petugas Pos Pengamatan Gunung Semeru, Liswanto, melaporkan erupsi pertama terjadi pukul 03.32 WIB, disusul letusan beruntun pada pukul 04.31 WIB, 06.02 WIB, 06.05 WIB, 06.13 WIB, 06.27 WIB, 06.33 WIB, dan terakhir pukul 06.49 WIB.
Advertisement
“Kolom abu teramati berwarna putih hingga kelabu dengan intensitas tebal ke arah barat daya dan barat. Aktivitas erupsi masih berlangsung saat laporan dibuat,” kata Liswanto dalam keterangan tertulis yang diterima di Lumajang.
Erupsi terekam jelas di seismograf dengan amplitudo maksimum 21 mm dan durasi 130 detik, menandakan adanya tekanan kuat dari dalam kawah. Kolom abu dari beberapa letusan juga terpantau bergerak ke arah selatan dengan intensitas sedang hingga tebal.
Status Waspada, Potensi Bahaya Masih Tinggi
Hingga kini, status Gunung Semeru tetap berada di Level II (Waspada). Namun, Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG) memperingatkan masyarakat agar tidak menganggap enteng kondisi tersebut. Aktivitas vulkanik yang terus meningkat berpotensi memicu awan panas guguran, lontaran batu pijar, hingga banjir lahar dingin.
PVMBG mengeluarkan rekomendasi tegas:
-
Warga dilarang melakukan aktivitas apa pun di sektor tenggara, khususnya di sepanjang Besuk Kobokan sejauh 8 kilometer dari puncak.
-
Di luar jarak tersebut, masyarakat juga diminta menjauhi area sejauh 500 meter dari tepi sungai di sepanjang Besuk Kobokan karena berisiko diterjang perluasan awan panas dan aliran lahar yang bisa mencapai 13 kilometer dari puncak.
-
Selain itu, aktivitas dalam radius 3 kilometer dari kawah dilarang keras karena berpotensi terkena lontaran material vulkanik.
Liswanto menegaskan, masyarakat di sekitar lereng Semeru perlu meningkatkan kewaspadaan, terutama saat hujan turun.
“Warga harus waspada terhadap potensi awan panas guguran, aliran lava, dan lahar hujan di sepanjang sungai-sungai yang berhulu di puncak Semeru, seperti Besuk Kobokan, Besuk Bang, Besuk Kembar, dan Besuk Sat,” ujarnya.
PVMBG juga memperingatkan kemungkinan munculnya lahar sekunder di anak-anak sungai yang terhubung dengan Besuk Kobokan, terutama saat intensitas hujan meningkat di wilayah lereng gunung.
Ancaman Nyata di Tengah Cuaca Tak Menentu
Kondisi cuaca yang tidak menentu di kawasan Lumajang menambah potensi bahaya di sekitar Gunung Semeru. Curah hujan tinggi berisiko melarutkan material vulkanik dan menimbulkan aliran lahar dingin yang bisa meluas hingga ke permukiman di hilir.
Oleh karena itu, warga diminta tidak beraktivitas di bantaran sungai dan segera mengungsi ke tempat aman jika terjadi hujan deras atau terdengar suara gemuruh dari arah gunung.
Dengan aktivitas yang terus meningkat, Gunung Semeru kembali menunjukkan potensi ancaman serius. Aparat kebencanaan dan masyarakat diharapkan tetap siaga dan mematuhi seluruh imbauan PVMBG untuk mencegah jatuhnya korban akibat letusan maupun aliran lahar.
Apakah Anda ingin saya bantu buatkan judul alternatif versi media online (misalnya untuk portal berita dengan fokus pada “potensi bencana” atau “peringatan dini”)?(*)
**) Ikuti berita terbaru TIMES Indonesia di Google News klik link ini dan jangan lupa di follow.
| Editor | : Wahyu Nurdiyanto |
| Publisher | : Ahmad Rizki Mubarok |