Peristiwa Daerah

Bupati Trenggalek Perintakan Warga Rawan Bencana Segera Mengungsi

Senin, 03 November 2025 - 23:30 | 626
Bupati Trenggalek Mochamad Nur Arifin bersama perwakilan Kemensos dan BPBD Jatim meninjau lokasi longsor yang menyebabkan tiga korban meninggal dan satu luka ringan di Desa Depok, Kecamatan Bendungan, Trenggalek, Senin (3/11/2025). (Foto: Prokopim)
Bupati Trenggalek Mochamad Nur Arifin bersama perwakilan Kemensos dan BPBD Jatim meninjau lokasi longsor yang menyebabkan tiga korban meninggal dan satu luka ringan di Desa Depok, Kecamatan Bendungan, Trenggalek, Senin (3/11/2025). (Foto: Prokopim)

TIMESINDONESIA, TRENGGALEKBupati Trenggalek Mochamad Nur Arifin memerintahkan warga yang bermukim di daerah rawan bencana untuk mengungsi karena kawasan sekitar lokasi longsor masih berpotensi terjadi bencana susulan.

Perintah tersebut ia sampaikan saat mengunjungi keluarga korban tanah longsor di Dusun Banaran, Desa Depok, Kecamatan Bendungan, Senin (3/11/2025).

Advertisement

Bersama perwakilan Kementerian Sosial dan BPBD Provinsi Jawa Timur, kunjungan diawali dengan ziarah ke makam empat korban meninggal dunia akibat longsor yang terjadi Sabtu (1/11/2025) malam.

Dalam kesempatan itu, Bupati yang akrab disapa Mas Ipin menyalurkan bantuan dan memastikan langkah mitigasi bencana dilakukan secara cepat.

Menurutnya, kawasan sekitar lokasi longsor masih berpotensi terjadi bencana susulan.

Dari hasil tinjauan lapangan, terlihat sejumlah keretakan tanah di area mahkota longsor dan pergerakan tanah yang kembali terjadi saat hujan deras.

"Yang paling penting sekarang adalah memberikan pemahaman kepada warga bahwa mereka tinggal di zona rawan. Jika curah hujan tinggi, segera mengungsi ke tempat aman," ujar Mas Ipin.

Untuk sementara, Pemerintah Kabupaten Trenggalek menyiapkan SDN Satu Atap Depok sebagai lokasi pengungsian warga ketika hujan deras turun, lengkap dengan fasilitas tidur, konsumsi, dan air bersih.

Dalam jangka panjang, pemkab juga menyiapkan lahan untuk relokasi permanen bagi warga terdampak.

Mas Ipin mengungkapkan, langkah penanganan bencana di Desa Depok akan melibatkan dukungan dari Pemprov Jatim dan Kementerian Sosial.

"Kami akan sinergikan pendanaan antara Kemensos, Pemprov, dan Pemkab untuk relokasi jangka panjang. Termasuk 95 rumah di kawasan Depok yang juga perlu direlokasi total," katanya.

Ia juga menginstruksikan BPBD Trenggalek untuk memperkuat sistem peringatan dini (early warning system) di sejumlah desa rawan bencana, serta mengaktifkan koordinasi dengan organisasi radio komunikasi RAPI dan ORARI agar komunikasi tetap berjalan meski listrik dan jaringan seluler terputus.

Ketua DPRD Trenggalek Doding Rahmadi, yang turut mendampingi Bupati, menyampaikan dukungan penuh terhadap langkah cepat pemkab.

Ia menyebutkan masih ada ruang fiskal sekitar Rp3 miliar untuk penanganan bencana hingga akhir tahun.

"Pemkab sudah sangat cepat bergerak. BPBD, Dinas Sosial, TNI-Polri, dan masyarakat bekerja tanpa lelah sejak awal kejadian," ujar Doding.

Sementara itu, Sudirman, warga setempat yang rumahnya terdampak tanah gerak, menyampaikan apresiasi atas perhatian pemerintah.

"Terima kasih atas kunjungan Pak Bupati. Kami setuju untuk sementara mengungsi ke SDN Satu Atap Depok saat hujan deras," ucapnya.

Empat korban meninggal dunia dalam bencana longsor di Dusun Banaran tercatat satu keluarga: Sarip (60), Welas (53), Fajar Puji Wibowo (19), dan Rohman (15). Sementara satu anggota keluarga lainnya, Wijianto (30), selamat dengan luka ringan. (*)

**) Ikuti berita terbaru TIMES Indonesia di Google News klik link ini dan jangan lupa di follow.



Editor : Hendarmono Al Sidarto
Publisher : Rizal Dani

TERBARU

INDONESIA POSITIF

KOPI TIMES