Peristiwa Daerah

PB XIII Wafat, Keraton Surakarta Diminta Jaga Keharmonisan dan Marwah Adat Mataram

Selasa, 04 November 2025 - 19:50 | 832
Raja Keraton Surakarta, SISKS Pakubuwono (PB) XIII Hangabehi meninggal dunia pada Minggu (2/11/2025) di usia 77 tahun.(FOTO: Dok. Keraton Kasunanan Surakarta Hadiningrat)
Raja Keraton Surakarta, SISKS Pakubuwono (PB) XIII Hangabehi meninggal dunia pada Minggu (2/11/2025) di usia 77 tahun.(FOTO: Dok. Keraton Kasunanan Surakarta Hadiningrat)

TIMESINDONESIA, SURAKARTA – Wafatnya Raja Keraton Kasunanan Surakarta Hadiningrat, Sampeyandalem Ingkang Sinihun Kanjeng Susuhunan (SISKS) Paku Buwono (PB) XIII, menimbulkan pertanyaan besar di kalangan masyarakat dan keluarga besar keraton.

Meskipun sebelum wafat PB XIII telah menunjuk putra bungsunya, KGPH Purbaya, atau Kanjeng Gusti Pangeran Adipati Anom Hamangkunegoro Sudibyo Rojoputro Nalendra ing Mataram, sebagai Putra Mahkota, tidak semua adik mendiang PB XIII dikabarkan memberikan restu atas keputusan tersebut.

Advertisement

Di tengah suasana duka yang menyelimuti Keraton Surakarta, sejumlah pihak menyerukan agar keluarga besar Kasunanan menjaga keharmonisan dan martabat adat Trah Mataram.

Seruan Menjaga Kondusivitas Keraton 

Kerabat Keraton Surakarta yang berdomisili di Jakarta, Seno Adjie yang juga adik dari musisi asal Solo Setyawan Jody mengimbau agar seluruh keluarga besar keraton menahan diri dari pernyataan publik yang berpotensi menimbulkan perpecahan, terutama menjelang prosesi pemakaman PB XIII.

“Sejak tahun 2004, hingga kini menjelang 2026, upaya menjaga keharmonisan internal Keraton Surakarta Hadiningrat terus dilakukan sebagai bagian dari pelestarian adat dan budaya Trah Mataram Surakarta,” kata Seno Adjie, Selasa (4/11/2025).

Menurut Seno, kedatangannya ke Keraton Surakarta adalah sebagai bentuk dukungan moral agar prosesi pemakaman yang dijadwalkan Rabu besok (5/11/2025) berjalan tertib, khidmat, dan penuh penghormatan terhadap tradisi leluhur.

“Saya mengimbau agar selama masa sebelum 40 hari, tidak ada pernyataan-pernyataan publik yang dapat menimbulkan situasi yang tidak harmonis,” tegasnya.

Pelestarian Adat dan Budaya Mataram 

Seno juga menekankan bahwa masa berkabung ini seharusnya menjadi momentum bagi keluarga besar Keraton Surakarta untuk memperlihatkan kesolidan dan wibawa di hadapan masyarakat.

“Fokus utama saat ini adalah memastikan prosesi pemakaman berjalan dengan tertib, lancar, dan penuh penghormatan,” ujarnya.

Lebih lanjut, Seno berharap seluruh Gusti dan Sentana Dalem (keluarga besar keraton) dapat menjadikan momen ini sebagai wujud nyata bahwa Keraton Surakarta tetap menjadi penjaga utama warisan budaya Jawa.

“Saya juga mengingatkan kepada para Gusti dan seluruh keluarga besar agar prosesi ini menjadi bukti bahwa Keraton Surakarta tetap menjadi tonggak utama budaya dan adat Jawa, khususnya Trah Mataram Surakarta, yang terus menjaga tatanan adat-istiadatnya dengan penuh kewibawaan,” katanya.

Pemakaman PB XIII

Hingga berita ini diturunkan, jenazah SISKS Paku Buwono XIII masih disemayamkan di kompleks Keraton Surakarta Hadiningrat. Prosesi pemakaman dijadwalkan akan dilaksanakan Rabu (5/11/2025) pagi, dengan tata upacara adat yang akan melibatkan para abdi dalem dan sentana keraton.

Kepergian PB XIII menjadi babak baru dalam sejarah panjang Keraton Surakarta Hadiningrat, yang sejak masa perpecahan tahun 2004 terus berupaya menjaga marwah dan kelestarian budaya Trah Mataram Surakarta di tengah dinamika internal dan tantangan zaman.(*)

**) Ikuti berita terbaru TIMES Indonesia di Google News klik link ini dan jangan lupa di follow.



Editor : Faizal R Arief
Publisher : Sholihin Nur

TERBARU

INDONESIA POSITIF

KOPI TIMES