Cianjur Perketat Kesiapsiagaan Ancaman Bencana Hidrometeorologi
TIMESINDONESIA, CIANJUR – Kabupaten Cianjur telah mengambil langkah proaktif dengan meningkatkan kesiapsiagaan menghadapi potensi bencana hidrometeorologi. Tindakan ini diambil seiring dengan peningkatan intensitas curah hujan yang berpotensi memicu berbagai insiden alam.
Wilayah Cianjur dikenal sebagai salah satu daerah di Provinsi Jawa Barat yang sangat rawan bencana dan menurut Wakil Bupati Cianjur, Ramzy Geys Thebe, bahwa di daerah selatan khususnya, menjadi area yang paling sering dilanda bencana terkait cuaca.
Advertisement
Dalam hal ini lebih lanjut Ramzy sapaan akrabnya menyampaikan keyakinannya bahwa masyarakat, terutama di Cianjur Selatan telah memiliki pemahaman yang baik mengenai kondisi geografis dan cuaca.
"Saya kira masyaraka terutama di Cianjur Selatan sudah memahami kondisi. Mereka mampu mengantisipasinya. Apalagi sudah masuk musim hujan dengan intensitas tinggi," katanya dalam keterangan tertulis yang diterima TIMES Indonesia, pada Rabu (5/11/2025).
Menanggapi ancaman ini, Pemerintah Kabupaten Cianjur telah secara resmi menetapkan status siaga darurat untuk bencana banjir, banjir bandang, cuaca ekstrem, dan tanah longsor. Keputusan penting ini tertuang dalam Surat Keputusan Bupati Cianjur Nomor: 300.2/Kep.360/BPBD/2025.
Dia juga menekankan pentingnya respons kolektif dari seluruh instansi. Ramzy menegaskan bahwa kesiapsiagaan bencana hidrometeorologi harus diwujudkan secara nyata. "Kami di pemerintah daerah, Polri, TNI, dan pihak-pihak terkait harus siap siaga menghadapi berbagai potensi kebencanaan," ujarnya.
Selain kesiapan formal di lapangan, upaya antisipasi juga dilakukan di wilayah perkotaan. Dinas Lingkungan Hidup Cianjur mengambil tindakan pencegahan terhadap cuaca ekstrem dengan melakukan pemangkasan pohon-pohon yang dinilai rentan tumbang.
Langkah ini dianggap krusial mengingat akhir-akhir ini hujan seringkali disertai angin kencang, yang secara signifikan meningkatkan risiko pohon tumbang di jalanan. "Semua bergerak. Saya yakin seluruh elemen bergerak mengantisipasi karena kita punya pengalaman mengalami bencana skala kecil, sedang, hingga skala besar," ungkap Ramzy.
Meskipun kesiapsiagaan telah dimaksimalkan, Ramzy mengakui bahwa upaya mitigasi dan penanganan bencana perlu didukung oleh sarana dan prasarana yang memadai. Secara terus terang, ia menyatakan bahwa peralatan dan perlengkapan yang dimiliki oleh Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) setempat belum mencapai tingkat kesempurnaan.
"Sempurna dan lengkap, tidak juga. Namun, saya menutup dengan catatan positif, yakni yang terpenting adalah kemampuan untuk siap menanggulangi bencana sejak awal. Tapi paling tidak kita siap di awal menanggulangi bencana," pungkasnya menutup penyampaian. (*)
**) Ikuti berita terbaru TIMES Indonesia di Google News klik link ini dan jangan lupa di follow.
| Editor | : Faizal R Arief |
| Publisher | : Lucky Setyo Hendrawan |