Wali Kota Hasto Turun Langsung Bersihkan Pasar Sore Malioboro, Ajak Warga Jadi Pahlawan Kebersihan
TIMESINDONESIA, YOGYAKARTA – style="text-align:justify">Suasana Pasar Sore Malioboro tampak berbeda pada Sabtu (8/11/2025) pagi. Bukan hanya deretan pedagang dan wisatawan yang memenuhi kawasan ikonik ini, tapi juga barisan pejabat, aparat, dan masyarakat yang kompak mengangkat sapu dan karung sampah.
Mereka hadir dalam kegiatan Jogja Cling, aksi bersih-bersih rutin yang digagas Kodim 0734/Kota Yogyakarta untuk memperkuat budaya gotong royong di kota pelajar ini.
Advertisement
Menariknya, Wali Kota Yogyakarta Hasto Wardoyo turut turun tangan langsung memimpin kegiatan tersebut. Tak sekadar simbolis, Hasto benar-benar berbaur dengan masyarakat membersihkan kawasan Pasar Sore pusat kuliner dan belanja yang menjadi denyut wisata Malioboro.
Kegiatan yang dimulai sejak pukul 08.00 WIB ini diikuti oleh jajaran Kodim 0734/Kota Yogyakarta, Dinas Pariwisata, Dinas Kebudayaan (Kundha Kabudayan), Dinas Perdagangan, Babinsa, Bhabinkamtibmas, hingga mantan Wali Kota Yogyakarta, Hery Zudianto.
Sembari membersihkan area pasar, Hasto menyempatkan menyapa para pedagang kaki lima (PKL) dan masyarakat sekitar. Ia mengapresiasi semangat warga dan komunitas yang tanpa pamrih menjaga kebersihan Malioboro.
“Semangat Jogja Cling dan Mas Joss ini bukan sekadar bersih-bersih. Ini gerakan moral untuk mengubah perilaku menjaga kebersihan. Harapannya, sampah di Pasar Sore bisa dipilah dan dikelola lebih baik ke depan,” ujar Hasto.
Menurutnya, menjaga kebersihan Malioboro bukan hanya soal estetika, tapi juga soal tanggung jawab bersama. “Malioboro adalah wajah Jogja. Kalau wajahnya bersih dan tertib, maka citra kota juga akan baik di mata wisatawan,” tambahnya.
Makna Hari Pahlawan: Dari Medan Perang ke Lapak Ekonomi
Di tengah kegiatan itu, Hasto juga menyinggung semangat Hari Pahlawan yang akan diperingati dua hari kemudian, pada 10 November. Ia mengajak masyarakat untuk meneladani perjuangan para veteran dengan cara baru—menjadi pahlawan masa kini melalui kemandirian ekonomi.
“Para pahlawan dulu berjuang untuk kedaulatan politik. Sekarang tugas kita melanjutkan perjuangan itu lewat kemandirian ekonomi. Mari lahirkan pahlawan-pahlawan baru di bidang ekonomi kerakyatan,” seru Hasto penuh semangat.
Sementara itu, Kepala Dinas Kebudayaan Kota Yogyakarta, Yetti Martanti, menjelaskan bahwa pihaknya terus memperkuat sistem kebersihan dan pengawasan di kawasan Malioboro.
“Kami punya petugas kebersihan, tenaga vegetasi, dan teknisi lapangan. Selain itu, ada Jogo Maton yang bertugas mengawasi aktivitas dari Tugu sampai Titik Nol,” jelasnya.
Yetti juga menegaskan aturan ketertiban di kawasan Malioboro, termasuk larangan merokok di area tertentu, pedagang asongan, tukang pijat, dan pengamen yang beroperasi di luar titik yang diizinkan.
“Semua aktivitas sudah diatur agar kawasan tetap tertib, bersih, dan nyaman untuk wisatawan,” tambahnya.
Namun, Yetti mengakui masih ada beberapa pelaku usaha yang belum tertib dalam mengelola sampah.
“Masih ada yang membuang sampah sembarangan. Kami akan terus lakukan edukasi agar penjual dan pembeli sama-sama peduli kebersihan,” ungkapnya.
Dinas Pariwisata: Malioboro Harus Tetap Jadi Magnet Dunia
Senada, Kepala Dinas Pariwisata Kota Yogyakarta, Wahyu Hendratmoko, menegaskan bahwa kebersihan Malioboro menjadi kunci utama daya tarik wisata.
“Malioboro itu ikon utama Jogja. Kalau kotor dan semrawut, citranya bisa rusak. Evaluasi hari ini fokus pada pengelolaan sampah. Sudah ada kemajuan, tapi masih perlu ditingkatkan,” ujarnya.
Ia pun mengajak para pelaku usaha, komunitas, dan warga sekitar untuk turut menjaga keindahan Malioboro.
“Sebagai warga dan pelaku usaha, mari kita jaga agar Malioboro tetap cantik, bersih, dan menawan. Kalau suasananya nyaman, wisatawan pasti betah datang ke Jogja,” kata Wahyu.
Kegiatan Jogja Cling bukan hanya aksi bersih-bersih, tapi juga menjadi simbol sinergi antara pemerintah, aparat, dan masyarakat dalam menjaga identitas Kota Yogyakarta sebagai kota budaya yang bersih, tertib, dan ramah wisatawan.
Dengan momentum menjelang Hari Pahlawan, kegiatan ini semakin bermakna mengingatkan semua pihak bahwa menjaga kota juga bagian dari perjuangan. Hasto menegaskan bahwa pahlawan masa kini tak harus berperang, cukup dengan disiplin, gotong royong, dan cinta kebersihan. (*)
**) Ikuti berita terbaru TIMES Indonesia di Google News klik link ini dan jangan lupa di follow.
| Editor | : Hendarmono Al Sidarto |
| Publisher | : Lucky Setyo Hendrawan |