Reno Komunikasi Terakhir dengan Keluarga, Minta Uang 50 Ribu
TIMESINDONESIA, SURABAYA – Almarhum Reno Syahputra Dewo (24) yang dilaporkan hilang pada kerusuhan akhir Agustus 2025 lalu, di Jakarta.dikenal sebagai anak pendiam. Ia tidak pernah ikut dalam organisasi maupun komunitas. Reno merantau di Jakarta sejak dua tahun lalu.
Reno bekerja di AHM Jakarta bersama sepupunya. Sebelumnya, Reno bekerja di Surabaya. Saat kerusuhan terjadi, Reno sempat telepon orang tuanya.
Advertisement
Kepada ayahnya, ia meminta uang Rp50.000 untuk makan. Setelah itu, tidak ada komunikasi lagi hingga ia dinyatakan hilang.
"Reno orangnya tidak suka dengan keramaian, dia sempat telepon ayahnya dan meminta uang 50 ribu katanya untuk makan," ujar Jhony (44) yang merupakan paman Reno, Minggu (9/11/2025).
Di hari terakhir itu, Reno tidak hanya komunikasi dengan ayahnya, adik satu-satunya juga ikut ngobrol. Selama percakapan dengan Abraham (19) adiknya, Reno mengatakan ada demo mahasiswa besar-besaran.
"Saya sempat video call dengan Mas Reno, bilang kalo ada demo besar. Saya bilang gak usah melok-melok (jangan ikut-ikutan, red) demo, Mas," ujar Abraham.
Abraham menuturkan, kakaknya tidak suka dengan keramaian, nonton bola saja Reno tidak suka apalagi ikutan demo. Reno merupakan anak dua bersaudara, sejak telepon terakhir itu, ia tidak berkabar kembali sampai dinyatakan hilang. Pihak keluarga melakukan pencarian selama dua bulan.
"Reno dilaporkan setelah dua hari tidak ada ada kabar, kemudian sepupunya laporan kehilangan di Polsek setempat," kata Jhony.
Temuan Kerangka Jenazah
Dua bulan kemudian, tepatnya pada Kamis, 30 Oktober 2025. Tersiar kabar dua kerangka manusia ditemukan dalam kondisi hangus terbakar dan tidak dikenali bentuknya di Kantor Administrasi Lantai 2 Gedung ACC, Kwitang, Jakarta Pusat.
Gedung yang berdekatan dengan markas Brimob itu sempat terbakar saat demonstrasi akhir Agustus lalu. Temuan dua kerangka tersebut lalu dilaporkan kepolisian.
Menindaklanjuti itu, polisi telah melakukan olah Tempat Kejadian Perkara (TKP). Temuan kerangka manusia itu, lalu dibawa ke RS Polri Kramat Jati untuk dilakukan pemeriksaan forensik lebih lanjut termasuk pengambilan sampel DNA.
Beberapa keluarga yang melaporkan kehilangan pascademonstrasi, mendapat panggilan melakukan tes DNA. Salah satunya keluarga Reno.
"Satu minggu yang lalu, ayah Reno berangkat di Jakarta dan tes DNA," tutur Jhony.
Kepolisian lalu mengumumkan hasil tes DNA terhadap dua kerangka manusia yang ditemukan di Kantor Administrasi Lantai 2 Gedung ACC, Kwitang, Jakarta Pusat, pada Jumat (7/11/2025) kemarin.
Hasilnya kemudian cocok dengan kerangka yang ditemukan petugas di Gedung ACC Kwitang Jakarta.
Tes DNA terhadap dua kerangka itu identik dengan Reno Syahputra Dewo dan Muhammad Farhan Hamid.
Reno dan Farhan adalah dua korban yang dinyatakan hilang pascagelombang demonstrasi akhir Agustus lalu.
"Nomor post mortem 0080 cocok dengan antemortem 002 sehingga teridentifikasi sebagai Reno Syahputera Dewo anak biologis dari Bapak Muhammad Yasin," kata Karo Labdokkes Polri Brigjen Sumy Hastry Purwanti dalam konferensi pers di RS Polri.
"Nomor post mortem 0081 cocok dengan antemortem 001 sehingga teridentifikasi sebagai Muhammad Farhan Hamid anak biologis dari Bapak Hamidi," sambungnya.
Hal itu, kata dia, berdasarkan hasil identifikasi primer pada gigi dan tulang. Kemudian cocok pula dengan antemortem atau data kesehatan sebelum kematian.
Kerangka Jenazah Reno Tiba Di Kampung Halaman
Sabtu, 8 November 2025 malam. Mobil Ambulance RS Polri Kramat Jati mengirim peti jenazah berisi kerangka Reno Syahputra Dewo ke rumah duka di Jalan Kampung Malang Utara, Tegalsari, Surabaya. Isak tangis menyelimuti keluarga dan warga yang telah menunggu.
Jasad Reno diantar beberapa petugas forensik dan didampingi dari KONTRAS. Sebelumnya, penyerahan jenazah resmi dilakukan di RS Kramat Jati Jakarta.
Jadwal kedatangan diperkirakan pukul 22.00 WIB. Warga yang sejak sore menunggu kedatangan jenazah terlihat berjajar di sepanjang jalan menuju rumah Reno. Jenazah tiba sekitar pukul 19.30 WIB.
"Saya mendengar kabar dari petugas, jenazahnya pukul 22.00 tapi ini datangnya lebih cepat," ujar Jhony (44) paman Reno.
Melihat peti dikeluarkan dari mobil ambulance, Ibu Reno tak kuasa menahan tangis, tidak lama kemudian ia jatuh pingsan.
Jhony, perwakilan dari keluarga menyampaikan ucapan terima kasih kepada petugas kepolisian yang telah melakuka identifikasi dan memulangkan jenazah keponakannya.
Dua bulan sudah, keluarga menunggu kabar kehilangan Reno. Keluarga memutuskan jenazah Reno dimakamkan di Putat Gede, Jarak, Surabaya.
"Saya berterimakasih kepada petugas kepolisian telah merawat ponakan saya dan memulangkan Reno di rumah orang tuanya," ucapnya dengan mata berkaca-kaca.
Jhony juga meminta maaf jika ada perilaku keliru almarhum Reno semasa hidupnya. Ia juga mengatakan, satu minggu sebelum jenazah Reno dipulangkan, orang tua Reno tes DNA di Jakarta. (*)
**) Ikuti berita terbaru TIMES Indonesia di Google News klik link ini dan jangan lupa di follow.
| Editor | : Deasy Mayasari |
| Publisher | : Rizal Dani |