Wujud Dukungan Tradisi Maritim, Satpolairud Polresta Banyuwangi Kawal Larung Sesaji di Selat Bali
TIMESINDONESIA, BANYUWANGI – Sebagai wujud dukungan kepada pelestarian nudaya maritim. Satuan Polisi Air dan Udara (Satpolairud) Polresta Banyuwangi melaksanakan pengamanan Gebyar Petik Laut Tahun 2025 di Perairan Selat Bali dan kawasan Plengsengan, Kelurahan Lateng, Minggu (9/11/2025).
Pengamanan dipimpin langsung oleh Kasat Polairud Polresta Banyuwangi Kompol Muchammad Wahyudi A.Md., S.H., dengan dukungan personel yang dikerahkan menggunakan Kapal Polisi KP X 1055.
Advertisement
Kegiatan yang diawali dengan arak-arakan sesaji dari Kampung Adat Mandar menuju Plengsengan ini kemudian dilanjutkan dengan prosesi pelarungan ke tengah perairan Selat Bali.
Sejumlah pejabat hadir pada kegiatan adat maritim tersebut, di antaranya Wakapolresta Banyuwangi AKBP Teguh Priyo Wasono,S.I.K., Komandan Lanal Banyuwangi. Letkol Laut (P) M. Puji Santosa, M.Sc., Kasdim 0825 Banyuwangi Mayor Suprapto, Kepala Bakesbangpol, tokoh adat Kampung Mandar, Camat Banyuwangi, serta Lurah Lateng.
Kasat Polairud Polresta Banyuwangi, Kompol Muchamad Wahyudi menyampaikan, bahwa kegiatan berjalan aman dan lancar. Seluruh rangkaian pengamanan berlangsung kondusif meski cuaca mendung sejak pagi. "Tidak ada kendala yang berati, acara berlangsung sakral dan khidmat," katanya Minggu (9/11/2025).
Satpolairud Polresta Banyuwangi memastikan pengamanan tradisi budaya pesisir ini akan terus dilakukan secara optimal, sebagai dukungan terhadap keamanan maritim dan pelestarian budaya masyarakat nelayan setempat.
Untuk diketahui, selamatan Laut Kampung Mandar, adalah sebuah tradisi tahunan yang telah berlangsung sejak tahun 1700 an. Tidak hanya menjadi momen ritual adat untuk mengungkapkan rasa syukur kepada alam, tetapi juga menjadi wadah edukasi sejarah.
Dengan kekayaan budaya yang memikat dan menampilkan keeksotisan dunia bahari, tradisi petik laut itu menjadi bagian tak terpisahkan dari warisan leluhur yang dijaga dengan cermat oleh masyarakat. Khususnya oleh keturunan asli suku Mandar yang sudah menjadi bagian dari warga Bumi Blambangan.
Mulanya, sesaji yang akan dilarung di Selat Bali tersebut dihias semenarik mungkin, dan ditempatkankanlah kepala sapi yang telah dilumuri kunyit itu bersama ubo rampe lainnya, kemudian dijaga semalaman hingga pada esok hari akan dilarung.
Setelah itu sesaji diarak hingga menuju ke kapal yang akan ditunggangi. Lantas seserahan tersebut dibawa ke tengah laut. Sebelum dilarungkan ke laut sesaji yang berisi kepala sapi itu didoakan oleh Passili sebagai tanda terimakasih, kecuali ayam bulu hitam yang hanya dicelupkan ke laut kemudian dibawa kembali ke daratan. (*)
**) Ikuti berita terbaru TIMES Indonesia di Google News klik link ini dan jangan lupa di follow.
| Editor | : Ronny Wicaksono |
| Publisher | : Lucky Setyo Hendrawan |