Peristiwa Daerah

Tradisi Guar Bumi Leuwikujang di Majalengka: Merawat Warisan Leluhur, Menyatukan Warga

Senin, 10 November 2025 - 09:27 | 3.66k
Desa Leuwikujang, Kecamatan Leuwimunding, Kabupaten Majalengka menggelar tradisi Guar bumi 2025. (FOTO: Jaja Sumarja/TIMES Indonesia)
Desa Leuwikujang, Kecamatan Leuwimunding, Kabupaten Majalengka menggelar tradisi Guar bumi 2025. (FOTO: Jaja Sumarja/TIMES Indonesia)

TIMESINDONESIA, MAJALENGKA – Di tengah derasnya arus modernisasi, Desa Leuwikujang, Kecamatan Leuwimunding, Kabupaten Majalengka, Jawa Barat, kembali menggema dengan lantunan doa dan semangat kebersamaan.

Melalui Tradisi Guar Bumi 2025, masyarakat setempat menegaskan bahwa budaya bukan sekadar warisan masa lalu, tetapi napas kehidupan yang terus dijaga dari generasi ke generasi.

Advertisement

Kegiatan sakral yang berlangsung selama dua hari, Sabtu hingga Minggu (8-9 November 2025) ini, menjadi simbol rasa syukur masyarakat terhadap hasil bumi dan karunia alam yang telah menghidupi mereka.

Kepala Desa Leuwikujang, H. Juhaeni, menuturkan bahwa Guar Bumi bukan hanya ritual adat, melainkan cerminan jati diri warga yang menghormati leluhur dan alam.

"Tradisi ini adalah identitas kami. Guar Bumi mengajarkan nilai kebersamaan, gotong royong, dan rasa syukur atas rezeki yang diberikan Allah melalui alam. Kami ingin generasi muda tetap melestarikannya," ujarnya, Senin (10/11/2025).

Ritual Sakral dan Kebersamaan yang Mengikat

Rangkaian kegiatan dimulai dengan turnamen sepak bola antar warga yang menggugah semangat sportivitas dan kekompakan pemuda Desa Leuwikujang.

Lapangan Sanghyangdora menjadi lautan sorak dan tawa, ketika setiap dusun saling mendukung timnya dengan semangat tanpa batas.

Puncak perayaan pada Minggu (9 November 2025) berlangsung khidmat melalui upacara adat Guar Bumi dan kirab pusaka buhun. Prosesi ini memperlihatkan kekayaan budaya lokal yang masih dijaga utuh oleh para sesepuh desa, sebuah warisan tak ternilai dari peradaban Sunda kuno.

tradisi-Guar-bumi-2.jpg

Selepas prosesi adat, warga disuguhkan pagelaran seni dan budaya “Putra Leuwikujang”, menampilkan tarian, musik tradisional, hingga kesenian rakyat khas Majalengka yang menggugah rasa bangga terhadap identitas daerah.

Menjelang malam, suasana berubah menjadi khusyuk dan penuh haru. Dalam Tasyakur Guar Bumi, ribuan warga berkumpul untuk tahlil akbar, istighotsah, santunan anak yatim, serta gerebeg hasil bumi. Doa dan syukur pun membumbung tinggi, menandai harmoni antara manusia, alam, dan Sang Pencipta.

Pemerintah Apresiasi Kekompakan Warga

Camat Leuwimunding, Wawan Kurniawan, didampingi Sekcam Heri Herwandi, memberikan apresiasi atas kekompakan warga dalam menjaga tradisi.

"Guar Bumi menjadi cermin masyarakat yang beradab dan berbudaya. Pemerintah kecamatan mendukung penuh pelestarian ini karena selain memperkuat nilai religius, juga menjadi daya tarik wisata budaya bagi Majalengka," tuturnya.

Tradisi Guar Bumi Leuwikujang 2025 membuktikan bahwa semangat menjaga warisan leluhur dan rasa syukur terhadap alam tetap terpatri kuat di hati masyarakat Majalengka.

"Di tengah kemajuan zaman, mereka terus menjaga nilai gotong royong, spiritualitas, dan harmoni sosial sebagai warisan yang tak lekang oleh waktu," ujarnya.

Guar Bumi Leuwikujang, Kabupaten Majalengka ini bukti nyata bahwa budaya bukan hanya warisan, melainkan perekat kehidupan yang menumbuhkan cinta, syukur, dan keseimbangan antara manusia dan alam. (*)

**) Ikuti berita terbaru TIMES Indonesia di Google News klik link ini dan jangan lupa di follow.



Editor : Ronny Wicaksono
Publisher : Lucky Setyo Hendrawan

TERBARU

INDONESIA POSITIF

KOPI TIMES