Peristiwa Daerah

Mahdi Ajak Masyarakat Probolinggo Waspada terhadap Penipuan Online

Senin, 10 November 2025 - 10:24 | 936
Mahdi, Anggota DPRD Komisi C Provinsi Jawa Timur saat memberikan sambutan sosialisasi peduli keamanan online di RM Rahayu, Sumberasih, Probolinggo, Senin (10/11/2025). (FOTO: Adhitya Hendra/TIMES Indonesia)
Mahdi, Anggota DPRD Komisi C Provinsi Jawa Timur saat memberikan sambutan sosialisasi peduli keamanan online di RM Rahayu, Sumberasih, Probolinggo, Senin (10/11/2025). (FOTO: Adhitya Hendra/TIMES Indonesia)

TIMESINDONESIA, PROBOLINGGO – Anggota DPRD Komisi C Provinsi Jawa Timur, Mahdi, mengajak masyarakat untuk lebih waspada terhadap berbagai bentuk penipuan online yang kini kian marak menjerat warga.

Seruan itu disampaikannya dalam kegiatan sosialisasi bertema “Membangun Masyarakat yang Peduli dengan Keamanan Online” yang digelar di RM Rahayu, Sumberasih, Probolinggo, Senin (10/11/2025).

Advertisement

Menurut Mahdi, perkembangan teknologi digital telah membawa banyak kemudahan dalam kehidupan sehari-hari. Namun, di sisi lain, hal itu juga membuka peluang bagi munculnya berbagai modus kejahatan siber. 

Ia menegaskan bahwa masyarakat perlu memahami cara berinteraksi di dunia maya secara aman agar tidak mudah tertipu oleh pihak-pihak yang tidak bertanggung jawab.

sosialisasi-keamanan-online-2.jpg

“Masyarakat sekarang sangat dekat dengan media sosial dan transaksi online, tetapi tidak semuanya memahami cara menggunakannya dengan aman. Sosialisasi ini bertujuan agar warga tahu bagaimana menjaga diri di ruang digital, mengenali tanda-tanda penipuan, dan tidak mudah percaya pada iming-iming hadiah atau pinjaman uang cepat,” ujarnya.

Ia menambahkan, edukasi keamanan digital menjadi penting karena sebagian besar kasus penipuan online berawal dari kurangnya literasi digital masyarakat. Banyak korban tertipu karena klik tautan yang mencurigakan, memberikan data pribadi kepada orang asing, atau tergoda tawaran investasi fiktif.

“Kita ingin masyarakat Probolinggo punya ketahanan digital. Jangan sampai warga jadi korban hanya karena tidak tahu cara melindungi data pribadinya. Literasi digital harus tumbuh dari rumah, sekolah, hingga lingkungan masyarakat,” lanjutnya.

Mahdi juga menekankan bahwa DPRD Provinsi Jawa Timur terus mendorong adanya kolaborasi antara pemerintah daerah, komunitas digital, dan lembaga pendidikan dalam memperkuat budaya aman berinternet. 

Menurutnya, keamanan digital bukan sekadar urusan teknis, tapi juga menyangkut karakter dan kesadaran sosial dalam menggunakan teknologi.

“Dunia digital itu bukan dunia asing, tapi bagian dari kehidupan kita. Maka setiap warga harus cerdas, santun, dan bertanggung jawab di dalamnya,” tegasnya. 

Sementara itu, Yatimul Ainun, narasumber dalam kegiatan tersebut, menjelaskan secara detail bentuk-bentuk ancaman yang sering dialami masyarakat di dunia maya. 

Ia menyebut penipuan daring, pencurian kata sandi, penyebaran hoaks, dan perundungan siber sebagai ancaman nyata yang perlu diwaspadai oleh semua kalangan.

“Internet itu seperti dunia kedua kita. Bermanfaat, tapi penuh risiko. Karena itu, masyarakat harus tahu cara melindungi diri, mulai dari menjaga kata sandi, tidak sembarang membagikan informasi pribadi, sampai berhati-hati terhadap link mencurigakan,” tuturnya.

sosialisasi-keamanan-online-3.jpg

Ia mencontohkan, banyak kasus bermula dari hal sepele seperti mengunggah foto KTP, SIM, atau alamat rumah di media sosial yang kemudian dimanfaatkan pelaku kejahatan untuk tindak penipuan. Karena itu, masyarakat diminta untuk lebih berhati-hati dalam membagikan data pribadi dan memeriksa sumber informasi sebelum menyebarkannya.

“Jangan mudah tergoda tawaran yang terlalu bagus, apalagi jika meminta uang atau data pribadi. Konfirmasi dulu ke pihak terkait, jangan langsung percaya,” kata Ainun, Pimpinan Redaksi TIMES Indonesia.

Ainun juga mengingatkan pentingnya bersikap santun di dunia maya. Etika digital, menurutnya, menjadi bagian tak terpisahkan dari keamanan online. Masyarakat diimbau untuk tidak menghina, menyebar gosip, atau melakukan perundungan terhadap orang lain.

“Dunia maya adalah cerminan dunia nyata. Kalau kita ingin dihormati, maka kita juga harus menghormati orang lain dalam interaksi digital,” ujarnya.

Menutup sosialisasi, Ainun menekankan bahwa keamanan online harus dimulai dari diri sendiri. Ia mengajak warga untuk menjadi “polisi bagi diri sendiri” dengan tidak menyebarkan hal-hal mencurigakan, serta aktif saling mengingatkan di lingkungan sekitar.

“Mari jaga ruang digital kita bersama. Jangan biarkan penipuan dan kebohongan merusak kepercayaan masyarakat di dunia maya,” pungkasnya. (*)

**) Ikuti berita terbaru TIMES Indonesia di Google News klik link ini dan jangan lupa di follow.



Editor : Hainorrahman
Publisher : Lucky Setyo Hendrawan

TERBARU

INDONESIA POSITIF

KOPI TIMES