Peristiwa Internasional

Thailand Gempur Kamboja dengan Jet Tempur F-16, Konflik Perbatasan Memanas

Kamis, 24 Juli 2025 - 14:29 | 31.61k
Jet tempur F-16 milik militer Thailand. Angkatan Udara Thailand dilaporkan menyerang fasilitas militer Kamboja menyusul ketegangan dan konflik perbatasan antar kedua negara. (foto: FB)
Jet tempur F-16 milik militer Thailand. Angkatan Udara Thailand dilaporkan menyerang fasilitas militer Kamboja menyusul ketegangan dan konflik perbatasan antar kedua negara. (foto: FB)

TIMESINDONESIA, JAKARTA – Ketegangan di perbatasan Thailand-Kamboja meledak menjadi konflik bersenjata pada Kamis (24/7/2025). Militer Thailand melancarkan serangan udara menggunakan jet tempur F-16 ke wilayah Kamboja, memicu saling serang dengan artileri, roket, dan tembakan senjata berat.

Setidaknya dua warga sipil Thailand dilaporkan tewas akibat serangan artileri Kamboja, sementara ribuan warga dievakuasi.

Advertisement

Bentrokan terjadi di sekitar Kuil Ta Moan Thom, wilayah perbatasan yang selama lebih dari seabad menjadi sengketa antara kedua negara. Baik Thailand maupun Kamboja saling menuding sebagai pihak pemicu konflik.

Dikutip dari Aljazerra, pejabat militer Thailand, Laksamana Muda Surasant Kongsiri mengatakan, pertempuran berlangsung di sedikitnya enam titik, memaksa pihaknya menutup seluruh pos perbatasan. Thailand menuduh Kamboja lebih dulu menerbangkan drone pengintai, mengerahkan pasukan, dan melepaskan tembakan artileri serta roket BM-21 jarak jauh. Thailand kemudian membalas dengan tembakan darat dan serangan udara.

Kepala Distrik Kabcheing, Provinsi Surin, Sutthirot Charoenthanasak, menyebut dua warganya tewas ketika peluru artileri Kamboja menghantam rumah mereka. Otoritas setempat mengevakuasi sekitar 40 ribu warga dari 86 desa ke lokasi yang lebih aman.

Militer Thailand mengonfirmasi satu dari enam jet F-16 yang disiagakan telah menjatuhkan bom ke target militer di Kamboja. “Kami menggunakan kekuatan udara sesuai rencana terhadap target militer,” ujar Wakil Juru Bicara Angkatan Darat Thailand, Richa Suksuwanon.

Sementara itu, Kementerian Pertahanan Kamboja mengecam keras serangan udara tersebut, menyebutnya sebagai “agresi militer brutal dan sembrono” yang melanggar kedaulatan dan integritas wilayah Kamboja.

Pihak Kamboja menegaskan pasukannya hanya membela diri setelah lebih dulu diserang. Mantan Perdana Menteri Hun Sen menuduh militer Thailand menembaki dua provinsi Kamboja, Oddar Meanchey dan Preah Vihear, dan menegaskan bahwa pasukan Kamboja “tidak punya pilihan selain melawan dan melakukan serangan balasan”.

Hubungan Diplomatik Memburuk

Konflik ini semakin memperburuk hubungan diplomatik kedua negara. Thailand telah menarik pulang duta besarnya dari Phnom Penh dan berencana mengusir duta besar Kamboja dari Bangkok, setelah seorang prajurit Thailand kehilangan kaki akibat ledakan ranjau yang dituding ditanam Kamboja. Tiga prajurit lainnya juga terluka akibat ranjau pada 16 Juli lalu di jalur patroli perbatasan.

Kamboja membantah tudingan tersebut, menyebut prajurit Thailand melanggar jalur patroli yang disepakati dan memicu ledakan ranjau sisa konflik sipil Kamboja. Sebagai balasan, Kamboja memerintahkan seluruh diplomatnya keluar dari Thailand dan mengusir diplomat Thailand, sekaligus menurunkan hubungan diplomatik ke level “sekretaris kedua” – level terendah.

Perselisihan perbatasan sepanjang 817 km ini telah lama menjadi sumber ketegangan. Pada Mei lalu, bentrokan serupa menewaskan seorang prajurit Kamboja. Selain menutup perbatasan, Kamboja juga memblokir impor bahan bakar, gas, serta hasil pertanian dari Thailand.

Situasi di lapangan disebut terus memburuk. Kedua pihak memperingatkan kemungkinan eskalasi lebih lanjut jika konflik tidak segera diredakan melalui jalur diplomatik. Kedutaan Besar Thailand di Phnom Penh telah meminta warganya segera meninggalkan Kamboja jika tidak memiliki keperluan mendesak. (*/aljazerra/reuters)

**) Ikuti berita terbaru TIMES Indonesia di Google News klik link ini dan jangan lupa di follow.



Editor : Wahyu Nurdiyanto
Publisher : Sholihin Nur

TERBARU

INDONESIA POSITIF

KOPI TIMES