Terumbu Karang Great Barrier Reef Alami Penurunan Terbesar dalam 39 Tahun Terakhir

TIMESINDONESIA, JAKARTA – Terumbu karang di Great Barrier Reef, Australia, mengalami penurunan terbesar dalam sejarah pemantauan selama setahun terakhir. Penurunan ini terjadi di dua dari tiga wilayah utama terumbu tersebut, menyusul peristiwa pemutihan massal yang menjadi salah satu yang terburuk sepanjang sejarah.
Laporan Australian Institute of Marine Sciences (AIMS) yang dirilis Selasa (5/8/2025), menyebutkan bahwa wilayah utara dan selatan Great Barrier Reef mencatat penurunan tutupan karang tahunan terbesar sejak pemantauan dimulai 39 tahun lalu. Tutupan karang di dua wilayah ini merosot antara seperempat hingga sepertiga, setelah sebelumnya mengalami pertumbuhan yang cukup baik selama beberapa tahun terakhir.
Advertisement
“Kami kini melihat peningkatan volatilitas pada tingkat tutupan karang keras,” kata Mike Emslie, kepala program pemantauan jangka panjang AIMS seperti dikutip dari Reuters, Rabu (6/8/2025). “Fenomena ini muncul dalam 15 tahun terakhir dan menjadi indikator ekosistem yang berada di bawah tekanan.”
Great Barrier Reef merupakan ekosistem hidup terbesar di dunia, membentang sekitar 2.400 kilometer di lepas pantai Queensland, negara bagian paling utara Australia. Namun, sejak 2016, terumbu ini telah mengalami lima kali pemutihan massal, yakni kondisi ketika karang berubah menjadi putih akibat stres panas yang membuatnya lebih rentan mati.
Peristiwa pada tahun 2024 tercatat sebagai yang paling luas dalam sejarah, dengan pemutihan tingkat tinggi hingga ekstrem yang melanda seluruh tiga wilayah terumbu karang tersebut.
Meski demikian, Great Barrier Reef saat ini belum masuk daftar situs warisan dunia UNESCO yang terancam bahaya. Namun, Perserikatan Bangsa-Bangsa merekomendasikan agar terumbu ini dimasukkan ke daftar tersebut.
Pemerintah Australia sendiri telah melobi selama bertahun-tahun agar Great Barrier Reef tidak dimasukkan, mengingat status itu berpotensi merugikan sektor pariwisata. Terumbu karang ini berkontribusi sekitar 6,4 miliar dolar Australia (setara Rp 42 triliun) per tahun bagi perekonomian negara itu. (*/reuters/apnews)
**) Ikuti berita terbaru TIMES Indonesia di Google News klik link ini dan jangan lupa di follow.
Editor | : Wahyu Nurdiyanto |
Publisher | : Rizal Dani |