Kapal Migran Libya Terbalik di Italia, 27 Orang Tewas Termasuk Bayi Baru Lahir

TIMESINDONESIA, JAKARTA – Sebuah kapal yang memuat hampir seratus penumpang migran asal Libya, Rabu (13/8/2025) terbalik di lepas pantai Italia, 27 diketemukan tewas termasuk bayi yang baru lahir dan lainnya masih terus dalam pencarian hingga tadi malam.
Tragedi itu terjadi 14 mil selatan Pulau Lampedusa. "Enam puluh korban dibawa ke sebuah pusat di Lampedusa," kata juru bicara UNHCR di Italia, Filippo Ungaro.
Advertisement
Diketahui, ada sekitar 92 hingga 97 migran di dalam kapal tersebut, dan mereka meninggalkan Libya pada Selasa malam.
Penjaga pantai mengatakan dalam sebuah pernyataan, bahwa jumlah korban tewas mencapai 27, tetapi masih sementara dan akan terus diperbarui.
Menurut beberapa penumpang yang selmat, para migran itu meninggalkan pantai Tripoli dengan dua perahu.
Namun, ketika salah satu dari kedua perahu mulai kemasukan air, semua penumpang dipindahkan ke perahu lainnya, yang terbuat dari fiberglass, yang kemudian terbalik karena kelebihan muatan.
Belum diketahui berapa lama para migran itu berada di laut. Wali Kota Lampedusa, Filippo Mannino seperti dilansir Daily Mail mengatakan, bahwa kapal karam itu terjadi "kemungkinan saat fajar."
Menurut badan pengungsi PBB, Sepanjang tahun ini, 675 migran telah meninggal saat melakukan penyeberangan berbahaya di Mediterania tengah, belum termasuk kasus tenggelamnya kapal terbaru.
"Kesedihan yang mendalam atas kecelakaan kapal lainnya di lepas pantai Lampedusa, dimana UNHCR sekarang membantu para korban," tulis Ungaro di X.
Menurut UNHCR, enam bulan pertama tahun 2025, 30.060 pengungsi dan migran tiba di Italia melalui laut, meningkat 16 persen dibandingkan periode yang sama tahun lalu, menurut UNHCR.
Rute migrasi dari Afrika utara ke Eropa selatan dianggap salah satu yang paling berbahaya di dunia.
Hampir 24.500 orang tewas atau hilang di penyeberangan Mediterania dalam dekade terakhir.
Sebagian besar kematian disebabkan oleh perahu-perahu kecil yang berangkat dari pantai Tunisia dan Libya.
Kecelakaan kapal paling mematikan di lepas pantai Lampedusa terjadi pada bulan Oktober 2013, ketika sebuah kapal yang membawa lebih dari 500 migran dari Eritrea, Somalia, dan Ghana terbakar dan terbalik, menewaskan sedikitnya 368 orang.
Perdana Menteri Italia, Giorgia Meloni yang menjadikan pemberantasan imigrasi ilegal sebagai prioritas utama pemerintahan sayap kanannya berjanji pada hari Rabu untuk terus memerangi "pedagang manusia yang tidak bermoral" dengan mencegah keberangkatan ilegal dan mengelola arus migrasi.
"Bahwa tragedi hari ini terjadi meskipun ada tanggapan internasional yang siap dan operasional, memperingatkan kita bahwa upaya penyelamatan yang diperlukan tidaklah cukup, dan yang terpenting, apalagi mengatasi akar penyebab masalah tragis ini," kata Meloni dalam sebuah pernyataan.
Pernyataan Meloni itu disampaikan menyusul terbaliknya sebuah kapal yang terbuat dari fiberglass dan memuat hampir seratus migran asal Libya terbalik di lepas pantai Lampedusa, Italia dimana 27 orang termasuk bayi yang baru lahir diketemukan tewas dan jumlah itu dikhawatirkan akan bertambah karena pencarian terus dilakukan. (*)
**) Ikuti berita terbaru TIMES Indonesia di Google News klik link ini dan jangan lupa di follow.
Editor | : Hendarmono Al Sidarto |
Publisher | : Ahmad Rizki Mubarok |