Hadrah Nusantara Meriahkan Maulid Nabi di Tunisia, Perkuat Diplomasi Budaya Indonesia

TIMESINDONESIA, TUNISIA – Puncak peringatan Maulid Nabi Muhammad SAW di kota Hammamet, Tunisia, Sabtu (6/9/2025), menjadi panggung penting diplomasi budaya Indonesia.
Enam mahasiswa Indonesia di Tunisia tampil membawakan seni hadrah Nusantara di hadapan ribuan jamaah dan ulama. Dengan tabuhan rebana dan lantunan syair pujian Nabi, mereka menghadirkan nuansa khas budaya Islam Indonesia yang berpadu dengan tradisi Tunisia.
Advertisement
Penampilan ini bukan sekadar hiburan, tetapi representasi identitas Islam Nusantara yang inklusif dan ramah. Mereka tampil atas undangan khusus dari Syekh Walid, ulama berpengaruh di Tunisia yang dikenal luas sebagai pakar hadis.
“Tradisi Maulid di Indonesia sungguh luar biasa. Hampir di setiap daerah dirayakan dengan meriah. Ini warisan budaya yang patut dilestarikan,” ujar Syekh Walid disambut tepuk tangan jamaah.
Selain hadrah, acara puncak Maulid Nabi Tunisia juga menampilkan Qasidah Burdah dan Qasidah Diya’ul Lami dengan gaya lokal. Perpaduan irama Tunisia dan Nusantara itu menegaskan universalitas Islam yang mampu melintasi batas geografis dan budaya.
Salah satu penampil, Fadhil Irsyadi, menegaskan bahwa keikutsertaan mahasiswa Indonesia di Tunisia memiliki misi diplomasi budaya.
“Kami ingin menunjukkan bahwa mahasiswa Indonesia di sini tidak hanya belajar, tapi juga membawa identitas bangsa. Melalui hadrah, kami memperkenalkan tradisi Islam Nusantara sekaligus menjalin silaturahmi dengan masyarakat Tunisia,” katanya.
Antusiasme publik terasa jelas. Dari anak-anak hingga ulama, semua menyambut hangat penampilan mahasiswa Indonesia. Tepuk tangan panjang mengiringi setiap lantunan syair hadrah Nusantara.
Momen ini menegaskan peran generasi muda sebagai duta budaya. Seni tradisional terbukti bisa menjadi jembatan dialog antarbangsa, mempererat hubungan Indonesia–Tunisia melalui nilai spiritual yang universal.
Diplomasi budaya melalui hadrah Nusantara di Tunisia bukan hanya memperkaya khazanah Islam internasional, tetapi juga meneguhkan citra positif Indonesia di mata dunia.
Hal tersebut diharapkan menginspirasi lebih banyak mahasiswa Indonesia di luar negeri untuk aktif melestarikan dan mengenalkan budaya Nusantara. Sebab, di tengah derasnya arus globalisasi, seni tradisi tetap menjadi simbol identitas bangsa sekaligus perekat persaudaraan umat. (*)
**) Ikuti berita terbaru TIMES Indonesia di Google News klik link ini dan jangan lupa di follow.
Editor | : Faizal R Arief |
Publisher | : Rizal Dani |