Presiden Irlandia Sarankan Israel Dikeluarkan dari PBB, Kondisi Gaza Makin Memprihatinkan

TIMESINDONESIA, JAKARTA – Gaza kembali menjadi neraka setelah serangan udara Israel menewaskan sedikitnya 62 warga Palestina pada Selasa (10/9/2025). Sebagian besar korban adalah perempuan dan anak-anak dengan luka bakar parah yang tak tertolong.
Direktur Rumah Sakit Al-Shifa, Dr. Mohammed Abu Salmiya, mengatakan para korban datang dalam kondisi mengenaskan. “Kami tidak bisa menyelamatkan mereka,” ujarnya dengan suara bergetar.
Advertisement
Ia pun memohon kepada “sisa-sisa hati nurani dunia” agar segera menghentikan perang, membuka jalur kemanusiaan, serta mengizinkan masuknya bantuan medis.
Menurut data Al-Shifa, hari itu rumah sakit menerima 62 jenazah, termasuk 25 anak dan 22 perempuan. Selain itu, 150 orang mengalami luka serius, mayoritas dalam kondisi kritis akibat luka bakar tingkat empat. Situasi makin sulit karena obat-obatan dan unit darah hampir habis.
“Pasien terus berdatangan, sementara ruang ICU dan kamar mayat sudah penuh. Kondisi ini bahkan lebih buruk dari hari-hari awal perang,” kata Abu Salmiya.
Ia memperingatkan, jika ofensif Israel berlanjut, ratusan ribu warga yang masih bertahan di Gaza Barat bisa menjadi korban berikutnya.
Militer Israel sebelumnya juga menghantam berbagai fasilitas di Gaza, menewaskan 68 orang. Tentara Israel bahkan sudah memperingatkan warga untuk segera mengungsi karena operasi militer skala besar tengah berlangsung, melibatkan dua hingga tiga divisi.
Genosida di Gaza
Sebelumnya, Tim independen Komisi Penyelidikan Internasional PBB (COI) menyatakan Israel melakukan genosida di Gaza. Ketua komisi, Navi Pillay, mengatakan Israel sejak Oktober 2023 telah memenuhi empat dari lima tindakan genosida yang tercantum dalam Konvensi Genosida 1948, antara lain: membunuh anggota kelompok, menyebabkan cedera fisik dan mental serius, menciptakan kondisi hidup yang mematikan, serta tindakan untuk mencegah kelahiran dalam kelompok tersebut.
Komisi juga menilai pejabat tinggi Israel, termasuk Perdana Menteri Benjamin Netanyahu, Presiden Isaac Herzog, dan mantan Menteri Pertahanan Yoav Gallant, telah “menghasut terjadinya genosida”.
Menurut data Kementerian Kesehatan Gaza yang diakui PBB, sejak perang dimulai hampir 65.000 warga Palestina telah tewas, sementara sebagian besar penduduk terpaksa mengungsi berulang kali.
Perang ini bermula dari serangan Hamas ke Israel pada 7 Oktober 2023 yang menewaskan 1.219 orang, mayoritas warga sipil.
Presiden Irlandia: Israel Harus Dikeluarkan dari PBB
Presiden Irlandia Michael Higgins mengecam keras Israel dan menyerukan agar negara itu beserta pemasok senjatanya dikeluarkan dari Perserikatan Bangsa-Bangsa.
Higgins menilai laporan tim penyelidik PBB sangat penting karena secara eksplisit menyatakan Israel telah memenuhi unsur genosida sebagaimana diatur Konvensi 1948. Ia juga mengecam diamnya negara-negara besar di Uni Eropa.
“Laporan ini menegaskan adanya hasutan genosida, bahkan oleh pejabat tinggi yang menggunakan bahasa untuk mendorong pembantaian,” tegas Higgins.
Serangan balasan Israel yang kini memasuki hari ke-712 disebut Higgins sebagai “pembantaian warga sipil” yang tak bisa lagi ditoleransi.(*)
**) Ikuti berita terbaru TIMES Indonesia di Google News klik link ini dan jangan lupa di follow.
Editor | : Wahyu Nurdiyanto |
Publisher | : Sholihin Nur |