Peristiwa Internasional

Panggung Juara Technofest 2025 Istanbul Dipenuhi Mahasiswa Indonesia

Selasa, 23 September 2025 - 12:39 | 7.51k
Mahasiwa Indonesia memadati podium juara di ajang Technofest 2025 istanbul, Turki. (Foto: Lolandra)
Mahasiwa Indonesia memadati podium juara di ajang Technofest 2025 istanbul, Turki. (Foto: Lolandra)

TIMESINDONESIA, TURKI – Mahasiswa Indonesia kembali menorehkan prestasi membanggakan di kancah internasional. Dalam ajang Teknofest 2025 yang berlangsung di Atatürk Havalimanı, Istanbul pada 17–21 September 2025, tim-tim Indonesia berhasil meraih Juara 2 dan Juara 3 di beberapa kategori kompetisi bergengsi.

IndoVie Team Sabet Juara 2

Tim IndoVie, kolaborasi mahasiswa Indonesia dan Vietnam, sukses meraih Juara 2 dalam kategori Psikolojide Teknolojik Uygulamasi (Technological Application in Psychology). Mereka mengembangkan aplikasi smartwatch yang terintegrasi dengan server websocket.

Advertisement

Teknologi tersebut mampu mendeteksi kondisi panik pengguna melalui data fisiologis tubuh, kemudian memberikan intervensi berupa getaran penenang untuk membantu pengguna mengendalikan kondisi psikologisnya.

Menurut Adhilla Salsabila Putri Artha, salah satu anggota tim, proses menuju final tidaklah mudah. Mereka harus melewati seleksi ketat.  

"Ada seleksi pendahuluan yang mencakup penjelasan singkat tentang proyek, pemaparan masalah, kebaruan (novelty), metodologi, presentasi, hingga pengembangan prototipe secara intensif. Di final, semua kerja keras itu terbayar,” ujarnya.

Meskipun persiapan mereka telah berlangsung sejak Maret 2025, tim ini menyebut bahwa manajemen waktu menjadi tantangan besar. Mereka sering berkejaran dengan deadline, misalnya deadline jam 23.59 tapi baru selesai bentuk tim jam 23.57.

"Bahkan saat submit presentasi untuk final, kami sempat terlambat dan harus meminta perpanjangan waktu yang alhamdulillah akhirnya dikabulkan,” kata Adhilla.

Mahasiwa-Indonesia-memadati-podium-juara-di-ajang-Technofest-2025-istanbul-a.jpg

Tim Garuda AI

Selain IndoVie, dua tim mahasiswa Indonesia lainnya juga meraih Juara 3 di cabang berbeda. Sebut saja Tim Garuda AI. Kelompok yang beranggotakan mahasiswa Indonesia di berbagai universitas Turki, berhasil meraih Juara 3 dalam kompetisi Agentic AI Turkish Large Language Model Competition di ajang internasional Teknofest 2025 Istanbul.

Tim ini dipimpin oleh Muhammad Abdan Syakura (Ankara University), bersama tiga anggota: Hasri Akbar Awal Rozaq (Gazi University), Darmawan Wicaksono (Social Science University of Ankara), dan Ammar Abdurrauf (Istanbul Technical University).

Dalam kategori Public Technologies, Garuda AI mengembangkan aplikasi HALKA atau Halk Analizi ve Katılım Ajanı (Agen Analisis dan Partisipasi Publik). Aplikasi ini mampu mengumpulkan opini masyarakat, menganalisis sentimen publik, serta menyusun masukan berbasis data untuk mendukung kebijakan transparan dan partisipatif.

Inovasi HALKA dinilai unggul karena relevansi sosial yang tinggi, inovasi teknologi melalui integrasi Retrieval-Augmented Generation (RAG) dan Model Context Protocol (MCP), fleksibilitas lintas sektor, serta dampak praktis bagi pemerintahan dan masyarakat.

“Perjalanan ini penuh tantangan, mulai dari teknis superkomputer hingga koordinasi lintas negara. Tapi semua terbayar saat nama Garuda AI diumumkan di podium Teknofest,” ungkap Muhammad Abdan Syakura, kapten tim Garuda AI.

Tim Pencipta.art

Sementara itu, tim Pencipta.art asal Indonesia sukses meraih Juara 3 di kategori Nsosyal Super App Creathon Yarışması. Tim tersebut digawangi oleh Muhammad Noufal Rizka Ibrahim, Ananda Pradian Arumdapta, dan Bilal Alfa Guldi dari Bartin University.

Karya mereka adalah sebuah Super App dengan fokus pada desain UI/UX yang mengintegrasikan banyak modul dalam satu aplikasi. Sebut saja modul transportasi, belanja, makanan, pesan singkat, pembayaran digital, media sosial, dan lainnya.

Mereka juga menyertakan konsep Social Commerce, di mana pengguna bisa melihat produk melalui review dari pengguna lain dan membeli langsung tanpa berpindah aplikasi. 

Tim ini menghadapi tantangan dari segi waktu karena kategori lomba baru diumumkan beberapa minggu sebelum batas pendaftaran.

"Biar tidak terburu-buru next kita siapkan penyusunan CV, portofolio, userflow, dan esai singkat lebih awal," ungkap Ananda.

Setelah lolos ke final, mereka diberikan waktu sekitar 36 jam (format hackathon) untuk membuat prototipe di tempat, sambil tetap menjaga kualitas desain dan struktur kerja. “Selama 36 jam itu kami hanya fokus mengerjakan proyek, termasuk makan dan istirahat di tempat yang sudah disediakan panitia,” ungkap Noufal.

Citra Mahasiswa Indonesia di Panggung Dunia

Prestasi di Teknofest 2025 ini menegaskan kapasitas mahasiswa Indonesia dalam menjawab tantangan global melalui inovasi teknologi. Baik lewat aplikasi kesehatan mental, sistem partisipasi publik berbasis AI, maupun desain super app yang terintegrasi, semua karya tersebut menunjukkan kreativitas, adaptasi, dan kualitas intelektual generasi muda bangsa.

Pencapaian ini bukan hanya membawa nama baik Indonesia di Technofest 2025 serta ajang internasional, tetapi juga menjadi bukti bahwa mahasiswa Indonesia siap bersaing dan berkontribusi dalam pengembangan teknologi dunia. (*)

**) Ikuti berita terbaru TIMES Indonesia di Google News klik link ini dan jangan lupa di follow.



Editor : Khodijah Siti
Publisher : Sholihin Nur

TERBARU

INDONESIA POSITIF

KOPI TIMES