Peristiwa Internasional

Macron Dukung Rencana Gencatan Senjata Hamas–Israel Usulan Trump

Sabtu, 04 Oktober 2025 - 11:40 | 5.50k
Presiden Prancis Emmanuel Macron. ANTARA
Presiden Prancis Emmanuel Macron. ANTARA

TIMESINDONESIA, JAKARTA – Presiden Prancis Emmanuel Macron menyatakan dukungan penuh terhadap rencana gencatan senjata Hamas–Israel yang diusulkan Presiden Amerika Serikat Donald Trump. Dukungan ini muncul setelah Hamas mengumumkan kesediaannya menerima proposal perdamaian tersebut, termasuk pertukaran sandera.

“Kita punya peluang untuk membuat kemajuan nyata menuju perdamaian,” tulis Macron di akun resminya di platform X, Jumat malam (3/10/2025).

Advertisement

Prancis Siap Berperan di PBB

Macron menegaskan bahwa Prancis akan memainkan peran aktif dalam upaya diplomasi, bekerja sama dengan Amerika Serikat, Israel, Palestina, serta mitra global lainnya.

Ia juga memuji Donald Trump dan timnya atas komitmen dalam mendorong solusi damai. “Saya mendesak agar respons Hamas segera ditindaklanjuti. Gencatan senjata dan pembebasan sandera kini dalam jangkauan,” ujarnya.

Isi Rencana Gencatan Senjata Usulan Trump

Hamas sebelumnya menyatakan kesediaannya menerima rencana Trump. Isi proposal itu mencakup Pembebasan seluruh sandera Israel dalam waktu 72 jam setelah persetujuan, ditukar dengan ratusan tahanan Palestina di penjara Israel. Penyerahan jenazah korban yang masih ditahan.

Kemudian, Penyerahan pemerintahan Gaza kepada otoritas teknokrat independen Palestina. Gaza ditetapkan sebagai zona bebas senjata dengan pemerintahan transisi di bawah pengawasan badan internasional baru yang dipimpin Trump. Penghentian permusuhan, perlucutan senjata kelompok bersenjata, serta penarikan bertahap pasukan Israel dari Gaza.

Trump memberi tenggat hingga Minggu pukul 18.00 waktu Washington (22.00 GMT) bagi Hamas untuk mengonfirmasi persetujuan penuh terhadap rencana tersebut.

Krisis Kemanusiaan di Gaza

Gaza, wilayah kantong Palestina berpenduduk hampir 2,4 juta orang, telah diblokade Israel selama hampir 18 tahun. Sejak Maret 2025, blokade diperketat dengan penutupan perbatasan dan larangan masuknya bantuan pangan serta obat-obatan. Kondisi ini membuat wilayah tersebut berada di ambang kelaparan.

Sejak Oktober 2023, serangan udara Israel telah menewaskan hampir 66.300 warga Palestina, mayoritas perempuan dan anak-anak. Laporan PBB dan kelompok HAM menyebut Gaza kini nyaris tak layak huni, dengan kelaparan dan penyakit yang kian meluas di tengah pengungsian massal.(*)

**) Ikuti berita terbaru TIMES Indonesia di Google News klik link ini dan jangan lupa di follow.



Editor : Imadudin Muhammad
Publisher : Ahmad Rizki Mubarok

TERBARU

INDONESIA POSITIF

KOPI TIMES