Bersama Mufti Moscow, Dr. Isroqunnajah Bahas Penerapan Hukum Keluarga Islam di Rusia
TIMESINDONESIA, MOSKOW – Setelah tampil sebagai pemakalah dalam Konferensi Internasional ke-5 di Makhachkala, Dagestan, akademisi UIN Maliki Malang, Dr. Isroqunnajah, M.Ag., melanjutkan kunjungan ilmiahnya ke ibu kota Rusia.
Pada Jumat (31/10/2025), ia memenuhi undangan Albir Krganov, Mufti of Moscow sekaligus Kepala Spiritual Assembly of Russian Muslims, untuk berdiskusi mengenai penerapan hukum keluarga Islam di Rusia.
Advertisement
Pertemuan berlangsung di kantor Spiritual Assembly of Russian Muslims dan dihadiri sejumlah tokoh agama setempat. Diskusi fokus pada isu-isu aktual dalam penerapan hukum keluarga Islam, seperti pernikahan, perceraian, warisan, dan pengasuhan anak. Tema yang masih sensitif di tengah sistem hukum Rusia yang bersifat sekuler.
Menjembatani Syariat dan Hukum Negara
Dalam dialog tersebut, Gus Is, sapaan akrab Dr. Isroqunnajah, menekankan pentingnya menemukan titik temu antara hukum agama dan hukum negara, tanpa mengorbankan nilai-nilai moral yang dijunjung umat Muslim.
“Di banyak negara, termasuk Rusia, hukum keluarga Islam kerap dihadapkan pada tantangan modernitas dan regulasi negara. Saya ingin belajar bagaimana komunitas Muslim di sini menyeimbangkan antara tuntunan syariat dan sistem hukum nasional,” ujar Gus Is usai pertemuan.
Ia juga menyampaikan pandangannya tentang pentingnya pendidikan hukum Islam bagi umat, agar mereka memahami hak dan kewajiban dalam rumah tangga sesuai prinsip syariat. “Keharmonisan keluarga tidak hanya dibangun dengan kasih sayang, tapi juga dengan pemahaman hukum yang benar,” tambahnya.
Perspektif Mufti Moscow
Sementara itu, Mufti Albir Krganov menjelaskan bahwa Rusia memiliki sistem hukum sekuler, namun tetap memberi ruang bagi komunitas Muslim untuk menjalankan kehidupan beragama secara moderat dan harmonis.
“Kami sadar pentingnya menjaga keseimbangan antara hukum negara dan hukum agama,” ujar Krganov. “Diskusi seperti ini memperluas wawasan kami dan membuka peluang kolaborasi antarnegara Muslim untuk memahami perbedaan konteks sosial dan hukum.”
Ia menambahkan bahwa lembaganya, Spiritual Assembly of Russian Muslims, aktif memberikan edukasi kepada umat mengenai hak-hak keluarga, termasuk bimbingan pernikahan, mediasi perceraian, hingga penyelesaian sengketa warisan berbasis nilai Islam.
“Kami ingin umat memahami bahwa hukum Islam dapat berjalan berdampingan dengan sistem hukum nasional, selama dikelola dengan kebijaksanaan dan pemahaman yang mendalam,” katanya.
Indonesia dan Rusia: Saling Belajar
Dalam kesempatan itu, Dr. Isroqunnajah juga berbagi pengalaman penerapan hukum keluarga Islam di Indonesia, terutama peran pengadilan agama sebagai institusi resmi yang menangani perkara keluarga umat Islam.
Ia menjelaskan bagaimana sistem tersebut menjaga keadilan sekaligus memberikan solusi yang humanis bagi pihak-pihak yang bersengketa.
Menurutnya, pengalaman Indonesia dapat menjadi contoh bagi komunitas Muslim di negara-negara minoritas, termasuk Rusia, untuk membangun sistem penyelesaian hukum keluarga yang lebih inklusif dan adaptif terhadap konteks sosialnya.
“Indonesia dan Rusia memiliki kesamaan: sama-sama beragam. Justru dari keberagaman itu, kita bisa belajar banyak tentang bagaimana Islam dijalankan secara damai dalam masyarakat multikultural,” ucapnya.
Kunjungan ini menjadi bagian dari misi akademik UIN Maulana Malik Ibrahim Malang untuk memperluas jejaring internasional, khususnya dalam bidang kajian hukum Islam dan sosial-keagamaan.
Pertemuan ini juga membuka peluang kerja sama lebih luas antara UIN Malang dan lembaga keagamaan Rusia dalam penelitian, publikasi, serta pertukaran ilmuwan Muslim.
Sebagai informasi, Albir Krganov dikenal sebagai tokoh Muslim berpengaruh di Rusia. Ia pernah berkunjung ke Indonesia pada 2022 dan bertemu dengan sejumlah ulama serta tokoh nasional untuk memperkuat dialog antaragama.
Di bawah kepemimpinannya, Spiritual Assembly of Russian Muslims memainkan peran penting dalam pembinaan keagamaan dan sosial umat Islam di Rusia.
Dengan pertemuan ini, Dr. Isroqunnajah menegaskan bahwa diplomasi akademik bisa menjadi jembatan peradaban. Mempertemukan nilai Islam Indonesia yang moderat dengan wajah Islam Rusia yang adaptif. (*)
**) Ikuti berita terbaru TIMES Indonesia di Google News klik link ini dan jangan lupa di follow.
| Editor | : Deasy Mayasari |
| Publisher | : Rifky Rezfany |