Peristiwa Internasional

Semarak Malam Festival Indonesia di Atlanta Georgia

Minggu, 09 November 2025 - 12:23 | 804
Festival Indonesia di Atlanta, Georgia, Amerika Serikat.
Festival Indonesia di Atlanta, Georgia, Amerika Serikat.

TIMESINDONESIA, ATLANTA – Langit Atlanta malam itu berpendar warna. Aroma sate yang dibakar di atas arang bercampur dengan wangi rempah khas Nusantara, menggoda siapa pun yang melintas di sekitar kompleks festival. Musik gamelan berpadu dengan tawa anak-anak, sementara lampu-lampu warna-warni berpendar lembut di antara stan-stan makanan yang berjejer rapi.

Kontributor TIMES Indonesia di Florida, AS, Marie Winchester, melaporkan suasana riuh itu bukan pesta biasa. Inilah Malam Festival Indonesia, ajang tahunan yang digelar dua hingga tiga kali setiap tahun di Atlanta, negara bagian Georgia, Amerika Serikat. Ribuan pengunjung datang dari berbagai penjuru Georgia—tak hanya warga Indonesia, tapi juga masyarakat lokal yang jatuh cinta pada eksotika budaya Nusantara.

Advertisement

Festival ini berlangsung selama dua hari penuh. Ada yang datang sebagai relawan, ada pula yang menyalurkan bakat dengan menyanyi di panggung. Sisanya membuka lapak sederhana, menjajakan aneka kuliner tradisional seperti rendang, klepon, hingga nasi kuning yang laris diserbu pengunjung.

indonesian-night-market-2.jpg

Di balik keriuhan itu, berdiri sebuah komunitas yang menjadi penggerak utama: Indonesian Community Heritage Foundation (ICHF). Organisasi yang berdiri sejak 1998 ini diketuai oleh Mariana Mayer, dengan Tan Wei Siong sebagai chairman. Mereka berdua menjadi motor penggerak upaya pelestarian budaya Indonesia di Amerika.

“Kami ingin memperkenalkan budaya Indonesia melalui makanan dan hiburan,” ujar Mariana Mayer. “Banyak generasi muda Indonesia di sini lahir dan besar di Amerika. Lewat festival ini, kami ingin mereka tetap mengenal jati dirinya.”

Festival ini tak hanya menjadi ruang nostalgia, tetapi juga wadah bagi kreativitas warga Indonesia di perantauan. Para pengusaha rumahan memanfaatkan momentum ini untuk memperkenalkan produk kuliner dan kerajinan tangan mereka ke pasar yang lebih luas. Ada pula demo memasak yang digelar untuk memperkenalkan resep-resep tradisional kepada masyarakat Amerika.

ICHF juga menggandeng sejumlah perusahaan besar untuk mendukung usaha kecil dan memperkuat jaringan ekonomi komunitas. Perusahaan seperti Allstate, penyedia asuransi mobil dan rumah, serta Toastmasters, organisasi nirlaba yang membantu pengembangan kemampuan berbicara di depan umum, turut berpartisipasi dalam acara ini.

Tak hanya itu, semangat lintas komunitas juga tampak dari partisipasi berbagai perkumpulan keagamaan di Atlanta. Bahkan, masyarakat Indonesia dari negara bagian lain ikut datang. Dari Florida, hadir Rey Wowor Graham, Direktur Seni dan Hiburan, serta Maria Lloyd, Direktur Eksekutif Indonesian Association of Florida (IAF).

 Keduanya datang bukan hanya untuk bersilaturahmi, tetapi juga memeriahkan panggung. Rey menyumbangkan beberapa lagu, disambut tepuk tangan meriah dari penonton yang larut dalam suasana hangat khas Indonesia.

Sementara itu, Edward Gultom, mantan penyiar Ramako FM Jakarta yang kini menetap di Georgia sejak awal 2000-an, tampil sebagai pembawa acara. Baginya, festival ini bukan sekadar hiburan, tapi juga ruang melepas rindu.

“Melihat bendera merah putih berkibar, mencicipi makanan Indonesia, rasanya seperti pulang sebentar,” ujarnya dengan mata berbinar.

Bagi diaspora Indonesia di Georgia, malam festival ini lebih dari sekadar pesta budaya. Ia adalah jembatan antara kenangan dan kenyataan—antara tanah air yang jauh dan rasa memiliki yang tak pernah pudar.(*)

**) Ikuti berita terbaru TIMES Indonesia di Google News klik link ini dan jangan lupa di follow.



Editor : Imadudin Muhammad
Publisher : Rizal Dani

TERBARU

INDONESIA POSITIF

KOPI TIMES