Aliansi Mahasiswa Jakarta Soroti Legislator 'Ratu Flexing' di DPRD Jakarta

TIMESINDONESIA, JAKARTA – Aliansi Mahasiswa Jakarta menyoroti sosok Bebizie Sri Mulyati, pedangdut yang kini menjabat sebagai anggota DPRD Jakarta dari Fraksi PAN.
Nama Bebizie mendadak menjadi buah bibir publik. Bukan karena prestasi legislatif atau kontribusi nyata di parlemen ibu kota, melainkan unggahan liburan mewahnya ke Eropa yang viral di media sosial saat gelombang demonstrasi di Jakarta pada Agustus lalu.
Advertisement
Foto dan video perjalanan pribadi itu dianggap mencolok, terlebih saat publik tengah ramai memperbincangkan besarnya fasilitas dan tunjangan yang diterima anggota dewan. Julukan baru pun disematkan kepadanya sebagai “Ratu Flexing DPRD Jakarta.”
Protes publik menguat melalui aksi demonstrasi Aliansi Gerakan Mahasiswa Jakarta pada Rabu (24/9/2025) di depan Gedung DPRD DKI Jakarta, bertepatan dengan sidang paripurna. Lingga, Koordinator Lapangan aksi, menilai Bebizie telah gagal menunjukkan empati sosial.
“Alih-alih menjadi teladan, Bebizie menjadikan kursi dewan sebagai panggung flexing. Ini memperlihatkan betapa jauhnya wakil rakyat dari denyut nadi rakyatnya,” tegas Lingga, Koordinator Lapangan aksi.
Ia menambahkan, bahwa kehadiran Bebizie di DPRD DKI Jakarta awalnya memunculkan harapan adanya representasi baru yang mampu mendekatkan politik dengan masyarakat.
"Namun, citra yang kini melekat justru berbeda, seorang legislator yang lebih dikenal karena gaya hidup glamor ketimbang rekam jejak legislasi," ungkap Lingga.
“Flexing” yang ditunjukkan melalui media sosial dianggap mencederai rasa keadilan sosial. Di saat warga Jakarta masih berjuang dengan berbagai persoalan pasca-kerusuhan Agustus 2025, seorang anggota dewan justru sibuk memamerkan kemewahan.
Lebih jauh, Lingga juga menyoroti tunjangan DPRD DKI Jakarta yang dianggap terlalu tinggi dan terkesan ditutup-tutupi.
“Masyarakat berhak tahu berapa sebenarnya tunjangan yang mereka nikmati. Bebizie adalah contoh nyata bagaimana fasilitas publik dipakai untuk menopang gaya hidup hedon,” tambahnya.
Fenomena “Bebizie Ratu Flexing”, sambungnya menegaskan, menunjukkan adanya krisis representasi di tubuh DPRD DKI Jakarta.
"Ketika anggota dewan lebih dikenal karena sensasi pribadi ketimbang kinerja politik, legitimasi lembaga legislatif ikut dipertaruhkan," tandasnya.
Dalam perspektif akademis, kasus ini dapat dibaca sebagai bentuk “political dissonance”, yakni jarak antara identitas formal seorang legislator dengan perilaku aktual yang dipertontonkan.
"Alih-alih memperjuangkan kepentingan konstituen, yang muncul justru citra individualistik dan glamor," ujar Lingga.
Hingga kini, DPRD DKI Jakarta belum menyampaikan sikap resmi atas sorotan terhadap anggotanya yang kini identik dengan label “legislator flexing.”
Sementara dalam unggahan Instagram Story nya pada Agustus lalu seperti dilansir dari Pontianak Post dan Liputan 6, Bebizie mengaku perjalanannya ke Eropa sama sekali tidak menggunakan fasilitas negara.
Ia menjelaskan tujuannya adalah untuk mengantarkan putrinya kuliah di Groningen, Belanda. Ia juga tidak mengetahui secara detail kondisi berita yang sedang terjadi di Indonesia.
"Saya hanya anggota DPRD, tidak mungkin pakai fasilitas negara. Silakan dikroscek," ujarnya.(*)
**) Ikuti berita terbaru TIMES Indonesia di Google News klik link ini dan jangan lupa di follow.
Editor | : Wahyu Nurdiyanto |
Publisher | : Rizal Dani |