Peristiwa Nasional

Presiden Prabowo Bangkitkan Semangat 10 November: Lawan Kekuatan Asing Demi Kedaultan

Senin, 10 November 2025 - 07:43 | 532
Presiden Prabowo Subianto memimpin Upacara Ziarah Nasional dan Renungan Suci dalam rangka Hari Pahlawan di Taman Makam Pahlawan Utama Nasional Kalibata, Jakarta, Minggu (9/11/2025). (FOTO: ANTARA/Genta Tenri Mawangi)
Presiden Prabowo Subianto memimpin Upacara Ziarah Nasional dan Renungan Suci dalam rangka Hari Pahlawan di Taman Makam Pahlawan Utama Nasional Kalibata, Jakarta, Minggu (9/11/2025). (FOTO: ANTARA/Genta Tenri Mawangi)

TIMESINDONESIA, JAKARTA – Presiden Prabowo Subianto menghidupkan kembali semangat kepahlawanan Pertempuran Surabaya 10 November 1945 dalam Upacara Ziarah Nasional dan Renungan Suci di Taman Makam Pahlawan Utama Nasional Kalibata, Jakarta, Minggu (9/11/2025) tengah malam. Dengan penuh khidmat, Presiden mengingatkan bangsa tentang keberanian para pahlawan melawan kekuatan asing.

"Pada tahun 1945, 10 November, para pahlawan telah dengan berani melawan kekuatan asing yang begitu besar, terutama kekuatan Inggris, pemenang Perang Dunia II. Dengan perlawanan, pengorbanan yang begitu besar, mereka telah mempertahankan kemerdekaan dan kedaulatan bangsa Indonesia," tegas Presiden Prabowo dari altar Tugu Garuda Pancasila.

Advertisement

Dalam pengantar sesi mengheningkan cipta, Presiden mengajak seluruh peserta upacara mendalami makna perjuangan para pahlawan. "Marilah kita mengenang arwah dan jasa para pahlawan yang telah gugur membela kemerdekaan, kedaulatan, dan kehormatan bangsa Indonesia," seru Presiden didampingi Wakil Presiden Gibran Rakabuming Raka.

Pesan keras Presiden bergema di antara nisan-nisan pahlawan: "Janganlah kita sekali-sekali melupakan jasa mereka, kepahlawanan mereka."

Upacara yang dihadiri seluruh jajaran Kabinet Merah Putih, pimpinan lembaga negara, serta pimpinan TNI dan Polri ini juga mengingatkan pada pemicu Pertempuran Surabaya - aksi perobekan bendera Belanda di Hotel Yamato dan tewasnya Brigjen Mallaby.

Semangat Bung Tomo hidup kembali melalui kutipan pidato legendarisnya: "Saudara-saudara rakyat Surabaya... lebih baik kita hancur lebur daripada tidak merdeka. Semboyan kita tetap: Merdeka atau mati!"

Pertempuran heroik yang berlangsung selama tiga minggu tersebut menjadi bukti nyata keteguhan rakyat Indonesia mempertahankan kemerdekaan. Pasukan sekutu yang mengeluarkan ultimatum justru menghadapi perlawanan sengit dari rakyat yang tak sudi menyerah.

Upacara yang berlangsung pukul 23.45-23.56 WIB ini menutup dengan Presiden meninggalkan lokasi tepat saat hari berganti menjadi 10 November, mengukuhkan komitmen bangsa Indonesia untuk terus mengenang dan meneladani semangat para pahlawan.

**) Ikuti berita terbaru TIMES Indonesia di Google News klik link ini dan jangan lupa di follow.



Editor : Faizal R Arief
Publisher : Rizal Dani

TERBARU

INDONESIA POSITIF

KOPI TIMES