Lora Nasih: Cium Tangan Kiai adalah Adab, Bukan Bahan Lelucon di Layar Televisi

TIMESINDONESIA, SURABAYA – Fraksi Partai NasDem DPRD Jawa Timur mengecam keras tayangan salah satu program infotainment di Trans7 yang dinilai mencoreng kehormatan santri dan kiai. Mereka meminta pemerintah dan pihak terkait bertindak tegas serta memberi perhatian lebih terhadap keberadaan pesantren.
Ketua Fraksi NasDem DPRD Jatim, Mohammad Nasih Aschal atau yang akrab disapa Lora Nasih, menilai tayangan tersebut telah menyinggung perasaan keluarga besar pesantren di berbagai daerah.
Advertisement
“Kami sangat menyayangkan tayangan itu karena jelas melukai hati para santri dan para pendiri pesantren di seluruh Indonesia,” ujarnya, Rabu (22/10/2025).
Meski mengecam keras, Lora Nasih tetap mengajak para santri untuk menjaga semangat peringatan Hari Santri Nasional sebagai bentuk penghormatan kepada para ulama dan pejuang pesantren yang telah berkontribusi besar dalam perjuangan kemerdekaan Indonesia.
Sebagai bentuk tanggung jawab moral, Fraksi NasDem meminta Chairul Tanjung, pemilik Trans Corp, untuk segera menemui dan menyampaikan permintaan maaf secara langsung kepada KH Anwar Mansyur, Pengasuh Pondok Pesantren Lirboyo, Kediri.
Menurut Lora Nasih, tradisi santri yang menundukkan kepala dan mencium tangan kiai adalah bagian dari budaya pesantren yang mencerminkan tawadhu’ dan penghormatan terhadap guru.
“Itulah budaya santri yang harus dihormati. Sebagai wakil rakyat, saya menegaskan bahwa tayangan yang melecehkan tradisi itu tidak bisa ditoleransi,” tegasnya.
Sebagai cicit ulama kharismatik KH Syaikhona Kholil Bangkalan, Lora Nasih juga mendorong pemerintah agar memperkuat regulasi yang melindungi pesantren dan menjaga marwah lembaga pendidikan keagamaan tersebut.
“Jangan sampai muncul kasus-kasus seperti ini yang justru menurunkan kepercayaan masyarakat terhadap pemerintah. Negara harus hadir dan memberikan perlindungan kepada pesantren,” ucapnya. (*)
**) Ikuti berita terbaru TIMES Indonesia di Google News klik link ini dan jangan lupa di follow.
Editor | : Wahyu Nurdiyanto |
Publisher | : Sholihin Nur |