Meski Dihalangi dan Dicaci, Bahlil Lahadalia Tetap Merah Putih Bekerja buat Rakyat dan Presiden
TIMESINDONESIA, SIDOARJO – Sidoarjo - Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Bahlil Lahadalia dinilai menunjukkan kedewasaan politik dan komitmen kuat dalam menjalankan tugasnya sebagai pembantu presiden, meski kerap menjadi sasaran kritik dan omelan warganet. Hal itu disampaikan Anggota DPR RI Fraksi Partai Golkar Dapil Jawa Timur XI Madura, Eric Hermawan, menanggapi ramainya perdebatan publik soal isu pencampuran BBM dengan etanol dan kebijakan energi nasional.
Eric menegaskan bahwa Bahlil merupakan orang Papua pertama yang dipercaya memimpin Kementerian ESDM, sebuah kementerian strategis yang menjadi penyumbang devisa terbesar nomor dua setelah Kementerian Keuangan. Kepercayaan itu, kata Eric, diberikan langsung oleh Presiden karena rekam jejak dan kualitas kerja Bahlil pada periode sebelumnya.
Advertisement

“Penunjukan Pak Bahlil membuktikan Presiden menilai beliau punya kapasitas besar memimpin kementerian strategis. Kinerjanya sebelumnya sudah terbukti, sehingga diberi amanah lebih besar lagi,” ujar Eric, saat dihubungi, Sabtu (8/11/2025).
Menanggapi isu pencampuran BBM dengan etanol yang disebut berpotensi merusak mesin, Eric menegaskan bahwa negara tidak mungkin mengambil kebijakan yang merugikan rakyat. Ia memastikan setiap kebijakan energi melalui riset, uji ilmiah, dan kajian komprehensif.
“Tidak mungkin negara membuat kebijakan tanpa riset. Semua melalui pengujian teknis dan akademik. Tidak ada kebijakan yang berniat merugikan masyarakat,” tegasnya.
Menurut Eric, sebagai menteri, Bahlil rutin memberikan laporan ke Presiden mengenai update persoalan BBM, termasuk roadmap menuju kemandirian energi nasional.
“Sebagai pembantu Presiden, Pak Bahlil selalu melaporkan perkembangan persoalan BBM dan arah kebijakan energi ke depan. Ini bagian dari visi swadaya energi Indonesia,” kata Eric.
Ia juga menilai kritik warganet merupakan hal wajar dalam demokrasi. Meski sebagian kritik muncul karena ketidaktahuan atau terprovokasi pihak yang tidak bertanggung jawab, Eric menegaskan bahwa Bahlil selalu menerimanya dengan sikap terbuka dan tidak reaktif.
“Kritik, bahkan omelan sekalipun, adalah hak rakyat. Pak Bahlil sangat legowo. Beliau tidak pernah membalas, bahkan memaafkan ketika kritik masuk ke ranah personal,” tuturnya.
Eric menambahkan bahwa sikap legowo dan komitmen Bahlil untuk tetap bekerja maksimal justru menjadi teladan bagi kader Golkar.
“Sebagai kader Golkar, saya melihat keteladanan dalam diri Pak Bahlil. Beliau tetap merah putih, tetap fokus bekerja untuk rakyat dan Presiden, meski dihalangi dan dicaci. Itu yang harus kami teladani,” ujar Eric.
Ia memastikan Golkar mendukung penuh kinerja Bahlil di Kementerian ESDM, dan percaya bahwa kebijakan energi yang saat ini dijalankan merupakan bagian dari upaya besar menuju kemandirian energi nasional. (*)
**) Ikuti berita terbaru TIMES Indonesia di Google News klik link ini dan jangan lupa di follow.
| Editor | : Faizal R Arief |
| Publisher | : Sofyan Saqi Futaki |