Bermula di Bandung, Meluas ke Bandung Barat, Yanproland: Magnet Baru Investasi Properti

TIMESINDONESIA, BANDUNG – Bandung Barat kian mencuri perhatian sebagai destinasi investasi properti yang menjanjikan. Wilayah ini bukan hanya menyuguhkan panorama alam yang asri, tetapi juga tengah bersiap menjadi kawasan strategis dengan deretan proyek infrastruktur besar yang akan mengubah wajahnya dalam beberapa tahun ke depan.
Di balik geliat pembangunan tersebut, ada sosok Yana Triana, founder sekaligus CEO Yanproland, yang kini gencar menggarap proyek eksklusif Emerald Resort di kawasan sunrise Bandung Barat.
Advertisement
Yana melihat peluang emas di daerah ini berangkat dari kondisi harga tanah yang masih relatif terjangkau, ketersediaan lahan luas, serta tata ruang yang belum sesemrawut seperti di timur atau selatan Bandung. Ia menegaskan bahwa kawasan barat menyimpan potensi luar biasa karena akan terkoneksi dengan berbagai akses baru, mulai dari jalan tol Cianjur, tol Padalarang-Lembang, hingga tol Bogor–Cianjur–Bandung (Bicak 2) yang memangkas waktu tempuh dari Bogor ke Bandung hanya sekitar satu jam. Dengan kehadiran infrastruktur tersebut, nilai kapitalisasi tanah diprediksi melesat dan membuka peluang ekonomi yang lebih luas.
Meski begitu, Yana menekankan bahwa bisnis properti tidak bisa asal jalan. Ada prinsip fundamental yang wajib ditaati. Tanah yang dikembangkan harus berstatus jelas, tidak boleh berada di zona hijau, serta bebas sengketa. Legalitas dan perizinan harus clean and clear agar proyek bisa berkelanjutan. Selain itu, hubungan baik dengan warga sekitar menjadi kunci. Bagi Yana, pengembangan properti bukan sekadar membangun rumah, tetapi juga menggerakkan roda ekonomi lokal dan menciptakan kenyamanan bagi masyarakat yang tinggal di sekitar proyek.
"Emerald Resort hadir dengan visi tersebut. Proyek ini tidak hanya diarahkan menjadi kawasan hunian eksklusif, tetapi juga motor pertumbuhan ekonomi masyarakat. Banyak lapangan kerja tercipta, mulai dari tukang bangunan, tenaga keamanan, hingga pekerja harian lepas. Muncul pula peluang usaha baru, seperti warung kelontong, rumah makan, hingga penyedia jasa penunjang lain. Dampak sosial inilah yang saya yakini bisa memperkuat ikatan antara developer dengan masyarakat, sekaligus mengangkat taraf hidup mereka," tutur Yana, pengusaha property yang berkantor di Bandung, Jumat (12/09/2025).
"Dari sisi pasar, mayoritas konsumen Yanproland saat ini masih berasal dari Bandung Raya, terutama Bandung dan Cimahi. Namun saya optimistis dalam waktu dekat pasar akan melebar hingga Jabodetabek. Alasannya jelas, daya beli masyarakat di kawasan metropolitan itu jauh lebih tinggi, bahkan tidak lagi terlalu sensitif terhadap harga. Jika selama ini 80 persen pembeli masih lokal, ke depan ia membidik komposisi 50 persen Bandung Raya dan 50 persen Jabodetabek, seiring rencana roadshow promosi ke berbagai kota besar," terangnya.
Yang menarik, Yana tidak hanya berfokus pada pembangunan fisik. Ia juga menaruh perhatian besar pada pengembangan sumber daya manusia, khususnya tim marketing dan sales. Baginya, seorang tenaga pemasaran tidak boleh berhenti pada level staf semata, tetapi harus ditumbuhkan menjadi sosok dengan mindset entrepreneur. Melalui berbagai pelatihan dan training, ia mendorong timnya agar memiliki visi besar, inisiatif tinggi, serta keberanian memimpin. Ia percaya, investasi terbesar sebuah perusahaan justru ada pada kualitas manusianya. Bahkan menurutnya, anggaran untuk pelatihan sebaiknya sebanding dengan anggaran promosi. Dengan cara itu, akan lahir generasi tenaga kerja yang kreatif, proaktif, dan mampu membawa perusahaan ke level lebih tinggi.
Komitmen ini juga menjawab keraguan sebagian pihak yang khawatir pelatihan justru melahirkan kompetitor baru. Yana menepis anggapan itu. Baginya, semakin banyak orang terdidik dan terlatih, semakin sehat pula ekosistem industri properti. Jika ada yang memilih keluar dan merintis usaha sendiri, hal itu justru menjadi bukti keberhasilan sebuah proses pembinaan. Yang bertahan akan naik kelas menjadi supervisor, manajer, bahkan direktur, sedangkan yang keluar bisa menjadi mitra sejajar.
Lebih jauh, Yana juga menyampaikan pandangan luas tentang arah pembangunan bangsa. Menurutnya, Indonesia saat ini sudah cukup stabil, tinggal kembali menata fokus pada penguatan ekonomi. Ia mengajak masyarakat untuk lebih giat meningkatkan literasi, memperkaya wawasan dengan konten-konten yang bermanfaat, bukan sekadar hiburan dangkal. Dengan budaya belajar yang tinggi dan semangat membangun, ia yakin Indonesia mampu melangkah setara dengan negara maju, bahkan menyaingi Singapura dan Tiongkok dalam jangka panjang.
"Emerald Resort dan Yanproland hanyalah contoh kecil dari sebuah mimpi besar. Di Bandung Barat, kawasan yang dulu dipandang sebelah mata, kini sedang tumbuh harapan baru. Harga tanah yang dulunya hanya ratusan ribu rupiah per meter, perlahan naik hingga jutaan rupiah seiring masuknya investasi dan pembangunan. Kehadiran proyek-proyek eksklusif tidak hanya memberi keuntungan bagi investor, tetapi juga membuka masa depan lebih baik bagi masyarakat sekitar," ungkapnya.
"Pada akhirnya, apa yang saya sharing adalah potret bagaimana visi, disiplin, dan keberanian mengambil peluang bisa melahirkan perubahan nyata. Bandung Barat tidak lagi hanya menjadi halaman belakang kota, melainkan magnet baru investasi dan simbol tumbuhnya kelas menengah yang haus akan hunian berkualitas. Dari tanah yang masih murah dan lahan yang luas, sedang lahir sebuah peradaban baru yang kelak akan ikut menentukan arah ekonomi Jawa Barat, bahkan Indonesia," pungkasnya. (*)
**) Ikuti berita terbaru TIMES Indonesia di Google News klik link ini dan jangan lupa di follow.
Editor | : Faizal R Arief |
Publisher | : Ahmad Rizki Mubarok |