Kopi TIMES Universitas Islam Malang

Definisi dan Filosofi Ibadah

Sabtu, 19 Juli 2025 - 16:00 | 13.22k
Dr. Kukuh Santoso, M.Pd, Dosen Fakultas Agama Islam (FAI) Universitas Islam Malang (UNISMA).
Dr. Kukuh Santoso, M.Pd, Dosen Fakultas Agama Islam (FAI) Universitas Islam Malang (UNISMA).
FOKUS

Universitas Islam Malang

TIMESINDONESIA, MALANG – Ibadah ( عبادة ) secara etimologi berasal dari kata 'abd yang artinya abdi, hamba, budak, atau pelayan. Jadi 'ibadah berarti, pengabdian, penghambaan, pembudakan, ketaatan, atau merendahkan diri. Sedangkan secara terminologis, Hasbi Ash-Shiddieqy memberikan pendapat, antara lain: Mengesakan Allah, mentadzimkan-Nya dengan sepenuh-sepenuhnya ta'dzim serta menghinakan diri kita dan menundukkan jiwa kepada-Nya.

Ulama fikih mengartikan bahwa ibadah itu adalah sikap taat, patuh dengan segala mentaati apa yang diperintahkan dan mengerjakannya untuk mencapai keridhaan Allah dan mengharap pahala dari-Nya di akhirat.

Advertisement

Adapun M. Quraish Shihab salah seorang Mufassir menyatakan bahwa Ibadah adalah suatu bentuk ketundukan dan ketaatan kepada Tuhan-Nya. Sedangkan. Abd. Muin Salim menyatakan bahwa: Ibadah dalam bahasa agama merupakan sebuah konsep yang berisi pengertian cinta yang sempurna, ketaatan dan kekhawatiran. Artinya, dalam ibadah terkandung rasa cinta yang sempurna kepada Sang Pencipta disertai kepatuhan dan rasa khawatir hamba akan adanya penolakan sang Pencipta terhadapnya, sehingga dia khawatir dan takut dengan ancaman-ancamannya, dalam hal ini adalah neraka.

Adapun pendapat lain mengenai ibadah adalah:

التَّقَرُبُ إِلَى اللَّهِ بِامْتِثَالِ أَوَامِرِهِ وَاجْتِنَابٌ نَوَاهِيْهِ وَالْعَمَلِ بِمَا أَذِنَ بِهِ الشَّارِعُ وَهِيَ عَامَّةً وَخَاصَّةً

Artinya: Ibadah adalah mendekatkan diri kepada Allah dengan melaksanakan perintah-perintah-Nya dan menjauhi larangan-larangan-Nya. Juga yang dikatakan ibadah adalah beramal dengan yang diizinkan oleh Syari' Allah Swt., karena itu ibadah itu mengandung arti umum dan arti khusus.

Ibadah dalam arti umum adalah segala perbuatan orang Islam yang halal yang dilaksanakan dengan niat ibadah. Sedangkan ibadah dalam arti yang khusus adalah perbuatan ibadah yang dilaksanakan dengan tata cara yang telah ditetapkan oleh Rasulullah Saw. Ibadah dalam arti yang khusus ini meliputi Thaharah, Shalat, Zakat, Shaum, Haji, Kurban, Aqiqah Nadzar dan Kifarat.

INFORMASI SEPUTAR UNISMA DAPAT MENGUNJUNGI www.unisma.ac.id

Di sisi lain, ibadah juga difahami sebagai bukti kepatuhan dan peng-hambaan diri manusia kepada sang Kholik-Nya. Adapun yang memberi perintah untuk beribadah, adalah tiada lain kecuali Allah sendiri, sebagaimana dijelaskan dalam Q.S. al-Baqarah (2): 21,

يَا أَيُّهَا النَّاسُ اعْبُدُوا رَبَّكُمُ الَّذِي خَلَقَكُمْ وَالَّذِينَ مِنْ قَبْلِكُمْ لعلكم تتقون

Artinya: "Hai manusia, sembahlah Tuhanmu yang telah menciptakanmu dan orang-orang yang sebelummu, agar kamu bertakwa."

Makna pengabdian atau penghambaan yang akan dijelaskan adalah perkara yang memuliakan manusia serta membedakan dengan hewan dan makhluk lainnya.

Pertama, hanya setia kepada Allah saja dan tidak kepada yang lain, karena hanya Dia Yang Maha Menghidupi dan Maha Memelihara. Kedua, agar mereka hanya mengikuti perintah-perintah Allah saja dan tidak mendengarkan perintah siapa pun yang bertentangan dengan perintah-Nya. Ketiga, hanya kepada satu Dzat saja mereka harus menyembah dan mendekatkan diri (taqarrub), yaitu hanya kepada Allah Subhanahu wa ta'ala dan tidak kepada yang lain.

Dalam situasi dan kondisi bagaimana pun, perbuatan seorang hamba yang senantiasa mengikuti aturan dan hukum Allah, serta yang melepaskan diri dari ikatan dan aturan hukum yang lain yang bertentangan dengan hukum Allah, maka itulah yang disebut 'ibadah. Dengan demikian, ibadah adalah perbuatan sepanjang hidup yang dijalani oleh seorang hamba dengan mengikuti ramburambu atau aturan-aturan dan hukum Allah Ta 'ala.

Dalam hidup yang demikian ini, maka tidur kita, bangun kita, makan dan minum kita, bahkan berjalan dan berbicara kita, semuanya adalah 'ibadah. Setiap perbuatan seorang hamba yang ta'at akan selalu memperhatikan, mana yang dibolehkan oleh Allah dan mana yang tidak dibolehkan oleh Allah, mana yang halal dan mana yang haram, apa yang diwajibkan dan apa yang dilarang, perbuatan apa yang membuat-Nya suka kepada kita dan perbuatan apa yang membuat-Nya tidak suka kepada kita. Allah memberitahukan, tujuan penciptaan jin dan manusia adalah agar mereka melaksanakan ibadah kepada Allah. Dan Allah Maha Kaya, tidak membutuhkan ibadah mereka, akan tetapi merekalah yang membutuhkan-Nya. Karena ketergantungan mereka kepada Allah, maka mereka menyembah-Nya sesuai dengan aturan syari'at-Nya. Maka siapa yang menolak beribadah kepada Allah, ia adalah sombong. Siapa yang menyembah-Nya tetapi dengan selain apa yang disyari'atkan-Nya maka ia adalah mubtadi (pelaku bid'ah). Dan siapa yang hanya menyembah-Nya dan dengan syari'at-Nya, maka dia adalah mukmin muwahhid (yang mengesakan Allah).

Jadi inti daripada ibadah disini adalah masing-masing bermuara pada pengabdian seorang hamba kepada Allah Swt., dengan cara mengagungkan-Nya, taat dan tunduk kepada-Nya dan cinta yang sempurna kepada-Nya, semata-mata untuk mengharap ridha-Nya dari Allah Swt. ***

Sumber: Buku “Amaliyah ala Ahlussunah Waljamaah An-Nahdliyah” UNISMA

INFORMASI SEPUTAR UNISMA DAPAT MENGUNJUNGI www.unisma.ac.id

*) Penulis: Dr. Kukuh Santoso, M.Pd, Dosen Fakultas Agama Islam (FAI) Universitas Islam Malang (UNISMA).

*) Tulisan Opini ini sepenuhnya adalah tanggung jawab penulis, tidak menjadi bagian tanggung jawab redaksi timesindonesia.co.id

**) Ikuti berita terbaru TIMES Indonesia di Google News klik link ini dan jangan lupa di follow.



Editor : Dhina Chahyanti
Publisher : Rochmat Shobirin

TERBARU

INDONESIA POSITIF

KOPI TIMES