Peristiwa Daerah

Didampingi Michael, Wagub Emil Dardak Tinjau Pelabuhan Ketapang Banyuwangi

Senin, 28 Juli 2025 - 17:12 | 20.68k
Wagub Jatim Emil Dardak saat meninjau pelayanan Pelabuhan Ketapang Banyuwangi. (FOTO: Dokumentasi TIMES Indonesia)
Wagub Jatim Emil Dardak saat meninjau pelayanan Pelabuhan Ketapang Banyuwangi. (FOTO: Dokumentasi TIMES Indonesia)

TIMESINDONESIA, BANYUWANGI – Wakil Gubernur Jawa Timur (Wagub Jatim), Emil Dardak, tinjau Pelabuhan Ketapang, Banyuwangi, Senin (28/7/2025). Kehadiran orang nomor 2 di Jatim tersebut untuk mencari akar permasalahan dan solusi kemacetan kendaraan muatan berat dipelabuhan penyeberangan Ketapang-Gilimanuk. Sekaligus memastikan pelayanan penyeberangan Jawa-Bali berjalan baik.

Dalam kunjungan, Emil didampingi Ketua DPC Partai Demokrat Banyuwangi, Michael Edy Hariyanto, SH MH dan Sekretaris, Julisetyo Puji Rahayu, SH. Serta jajaran Fraksi Demokrat DPRD Banyuwangi, diantaranya Emy Wahyuni Dwi Lestari, Yuliawan Bambang Sukiyanto, Fadhan Nur Arifin dan Riccy Antar Budaya.

Advertisement

Pelabuhan-Ketapang-Banyuwangi-2.jpg

Selama di Pelabuhan Ketapang, Emil menggelar rapat koordinasi bersama General Manager (GM) ASDP Ketapang Banyuwangi, Yannes Kurniawan, Kepala Seksi Status Hukum dan Sertifikasi Kapal, KSOP Kelas III Tanjung Wangi, Widodo, Kepala Bidang Pelayaran Dinas Perhubungan (Dishub) Provinsi Jawa Timur, Ir. Luhur Prihadi, Kepala UPT Pelabuhan Pengumpan Regional Banyuwangi, Hari Yulianto, dan Kepala Dinas Perhubungan Banyuwangi, I Komang Sudira Atmaja.

Termasuk dengan Kapolresta Banyuwangi, Kombes Pol Rama Samtama Putra, perwakilan PT Pertamina Patraniaga Integreted Terminal, Alia Anggraini, Kepala BPBD Banyuwangi, Danang Hartanto, perwakilan Gapasdap Banyuwangi, perwakilan Lanal Banyuwangi dan instansi terkait lainnya.

Disitu, Emil selaku wakil dari Gubernur Khofifah Indar Parawansa, mempertanyakan terkait penyebab terjadinya kemacetan atau antrian panjang kendaraan muatan berat di Pelabuhan Ketapang. Fenomena itu cukup menjadi perhatian mengingat panjang antrian sempat mengular hingga 40 kilometer.

Disitu terungkap bahwa penyebab utama kemacetan adalah minimnya jumlah kapal eks Landing Craft Tank (LCT) selaku kapal pengangkut kendaraan muatan berat, yang bisa beroperasi.

Seperti diketahui, pasca tragedi tenggelamnya KMP Tunu Pratama Jaya, pada Rabu malam, 2 Juli 2025, tim Pejabat Pemeriksa Keselamatan Kapal Direktorat Jenderal Perhubungan Laut menerbitkan surat rekomendasi.

Pada surat nomor : AL.202/125/KSOP.TG.WI/2025, tertanggal 14 Juli 2025, disebutkan bahwa dari hasil pemeriksaan, 15 dan 17 kapal eks LCT di Pelabuhan Ketapang, dinyatakan tidak layak layar. Artinya, ditanggal tersebut, hanya ada 2 kapal pengangkut kendaraan muatan berat yang bisa melayani penyeberangan Ketapang-Gilimanuk. Dan hingga saat ini, Senin (28/7/2025), hanya ada 9 kapal yang sudah bisa beroperasi.

Disisi lain, guna mengantisipasi terjadinya insiden kapal tenggelam, Kantor KSOP Kelas III Tanjung Wangi, juga memperketat prosedur penyeberangan. Salah satunya dengan mengurangi tonase muatan kapal.

Kebijakan Kantor KSOP Kelas III Tanjung Wangi yang mengurangi tonase muatan kapal, dianggap menjadi penyebab terjadinya antrian panjang kendaraan muatan berat di Pelabuhan Ketapang. Meskipun hal itu sengaja dilakukan sebagai bentuk antisipasi terjadinya insiden kapal tenggelam. Terlebih kondisi kapal eks LCT di pelabuhan penghubung Jawa-Bali, memang secara visual sudah butuh peremajaan.

Dalam rapat juga terungkap bahwa penyebab terjadinya kemacetan panjang adalah kurang optimalnya fungsi Jembatan Timbang Watudodol. Yang berimbas pada proses timbang kendaraan harus dilakukan di Pelabuhan Ketapang, sehingga proses muat kapal menjadi lebih panjang.

Dari fakta-fakta yang terungkap, Emil merumuskan sejumlah solusi untuk memperlancar pelayanan sekaligus meminimalisir terjadinya antrian panjang kendaraan muatan berat. Diantaranya dengan meningkatkan kapasitas dermaga MB 4, hingga mampu melayani kendaraan dengan muatan diatas 35 ton. Serta mengembangkan dermaga Landing Craft Machine (LCM), sehingga ramdoor kapal bisa lebih pendek.

“(Kemacetan” Kita berharap tidak sampai terjadi lagi. Manajemen rekayasa lalu lintas yang diperketat lagi dan kita ingin mengefektifkan lagi pemilahan kendaraan,” kata Emil.

Selain rapat koordinasi, Wagub Jatim, juga melihat langsung pelayanan di Pelabuhan Ketapang. Ketua DPD Demokrat Jawa Timur tersebut juga sempat berbincang dengan salah satu sopir kendaraan muatan berat. Dia menanyakan tonase muatan.

Tak berhenti disitu, Emil bersama Ketua DPC Partai Demokrat Banyuwangi, Michael Edy Hariyanto, SH MH dan rombongan turut mendatangi Jembatan Timbang Watudodol.

Dikonfirmasi terpisah, Ketua DPC Partai Demokrat Banyuwangi, Michael Edy Hariyanto, SH MH, mengaku sangat mengapresiasi kesigapan Pemprov Jatim, melalui Wagub Emil, dalam membantu penyelesaian masalah kemacetan di Pelabuhan Ketapang.

Sebagai Wakil Ketua DPRD Banyuwangi, Michael, berkomitmen akan mendukung pengejawantahan solusi yang tercetus dalam rapat koordinasi.

“Kami akan ikut menggali informasi dilapangan, dan akan kami laporkan kepada Bapak Emil, selaku Wakil Gubernur Jatim, agar permasalahan kemacetan panjang yang menyusahkan masyarakat, khususnya para sopir kendaraan muatan berat tidak terjadi lagi di Pelabuhan Ketapang,” kata Michael. (*)

**) Ikuti berita terbaru TIMES Indonesia di Google News klik link ini dan jangan lupa di follow.



Editor : Imadudin Muhammad
Publisher : Sofyan Saqi Futaki

TERBARU

INDONESIA POSITIF

KOPI TIMES