Anwar Ibrahim Sebut Isu Perbatasan Laut Indonesia-Malaysia Telah Diurai

TIMESINDONESIA, JAKARTA – Perdana Menteri Malaysia Anwar Ibrahim mengungkapkan bahwa persoalan perbatasan laut dan darat antara Indonesia dan Malaysia yang telah tertunda selama 45 tahun akhirnya mulai diurai dalam pertemuan konsultasi dengan Presiden RI Prabowo Subianto, Selasa (29/7/2025), di Istana Negara, Jakarta.
"Berbagai isu telah diurai dengan tegas, berani, dan bijaksana. Mulai dari penyelesaian batas laut dan darat yang tertunda selama 45 tahun terakhir, hingga penandatanganan investasi lintas batas di sektor energi terbarukan, teknologi digital, dan ketahanan pangan," ujar Anwar dalam pernyataan usai pertemuan.
Advertisement
Ia menekankan bahwa pertemuan tersebut bukan sekadar rutinitas diplomasi, melainkan bentuk komitmen nasional yang berlandaskan pragmatisme. Pertemuan ini merupakan bagian dari Konsultasi Tahunan ke-13 antara Indonesia dan Malaysia.
Menurut Anwar, hubungan Malaysia-Indonesia telah teruji oleh nilai-nilai sejarah, kedekatan budaya, dan kepemimpinan yang kuat. Ia menyebut, pertemuan dengan Presiden Prabowo menjadi tonggak penting dalam memperkuat hubungan strategis dua negara serumpun tersebut.
Simbol Kedaulatan dan Kepercayaan
Kedua negara sepakat bahwa penyelesaian batas wilayah merupakan simbol kedaulatan dan wujud saling percaya. Lebih dari itu, kesepakatan ini menjadi dasar bagi kebijakan yang bermartabat untuk melindungi masyarakat perbatasan, termasuk nelayan dan pekerja migran.
Salah satu langkah konkret adalah pengembangan ICQS (Integrated Customs, Immigration, Quarantine and Security) Serikin, yang akan menjadi katalis baru bagi kesejahteraan masyarakat di perbatasan Sarawak-Kalimantan.
Perluas Kerja Sama Multisektor
Pertemuan bilateral ini juga membuka jalan bagi kolaborasi lebih dalam di sektor-sektor strategis, seperti kesehatan, pendidikan tinggi, industri halal, dan digitalisasi.
"Dengan demikian, hal ini tentu akan berkontribusi pada penguatan hubungan kedua negara, sekaligus merintis arah ASEAN yang lebih bersatu di masa depan dan siap menghadapi tantangan global, dari Myanmar hingga Gaza," ujarnya.
Dalam konteks kawasan, Malaysia menegaskan komitmennya untuk berperan aktif menangani konflik regional dengan prinsip keadilan dan perdamaian, sebagaimana ditunjukkan dalam Pertemuan Khusus Kamboja-Thailand di Kuala Lumpur, Senin (28/7/2025).
Anwar menegaskan bahwa Malaysia tidak akan memilih pendekatan reaktif atau sekadar bersikap nyaman. Sebaliknya, negara itu akan mengambil inisiatif dan memimpin dengan agenda yang jelas, dibangun atas dasar nilai dan prinsip yang kuat.
"Hubungan Malaysia-Indonesia saat ini akan terukir sebagai kendaraan yang ampuh bagi kebangkitan regional yang tegas dan bermartabat," pungkasnya. (*)
**) Ikuti berita terbaru TIMES Indonesia di Google News klik link ini dan jangan lupa di follow.
Editor | : Ferry Agusta Satrio |
Publisher | : Sholihin Nur |