Pendidikan

Universitas Brawijaya Jadi Pionir AI Talent Factory di Indonesia

Sabtu, 20 September 2025 - 15:22 | 7.38k
Ilustrasi - Universitas Brawijaya.  (FOTO: Dok. TIMES Indonesia)
Ilustrasi - Universitas Brawijaya. (FOTO: Dok. TIMES Indonesia)

TIMESINDONESIA, MALANG – Universitas Brawijaya (UB) resmi menjadi kampus pertama di Indonesia yang ditetapkan sebagai lokasi pengembangan AI Talent Factory. Program yang digagas Kementerian Komunikasi dan Digital (Komdigi) ini diharapkan mampu menjawab kebutuhan besar talenta kecerdasan buatan (AI) yang mencapai 580 ribu orang.

Wakil Menteri Komunikasi dan Digital, Nezar Patria, menegaskan bahwa kehadiran AI Talent Factory menjadi langkah penting untuk mencetak generasi muda yang tidak hanya mahir menggunakan AI, tetapi juga mampu merancang dan mengembangkan solusi nyata berbasis teknologi.

Advertisement

“Program ini diharapkan membentuk best talent yang dibekali dengan pengembangan AI. Nantinya mereka akan meriset dengan use case spesifik untuk membantu adopsi AI di tengah masyarakat,” ujar Nezar dalam kuliah tamu bertajuk Indonesia Menuju Kemandirian AI di UB, Jumat (19/9/2025).

Menurut Nezar, pemanfaatan AI dapat diarahkan untuk menjawab tantangan nyata bangsa, seperti menekan angka stunting, mendukung program gizi, hingga meningkatkan efisiensi layanan publik dan sektor bisnis. Dia menekankan, AI seharusnya dipandang bukan sebagai ancaman, melainkan peluang besar bagi generasi muda.

Dalam paparannya, Nezar juga menyinggung arah kebijakan pemerintah dalam pengembangan AI nasional. Ada empat fokus utama yang ditetapkan, yaitu penguatan keterlibatan berbagai pihak, Pengembangan inovasi, peningkatan kapabilitas dan kapasitas teknologi serta riset, hingga mitigasi risiko perkembangan teknologi.

“Indonesia sudah menunjukkan sikap proaktif dalam memanfaatkan peluang AI. Kolaborasi dengan perguruan tinggi seperti UB akan menjadi penguat ekosistem talenta digital di Tanah Air,” tambahnya.

Rektor UB, Widodo, menyambut baik peluncuran AI Talent Factory. Menurutnya, setiap tahun perguruan tinggi di Indonesia meluluskan lebih dari 1 juta mahasiswa, namun kesempatan kerja formal hanya tersedia sekitar 30 persen.

“Kondisi ini harus dilihat sebagai peluang. Dengan meningkatnya kebutuhan talenta digital, mahasiswa perlu mempersiapkan diri agar bisa terserap di semua sektor,” ujarnya.

Prof Widodo menekankan, bukan hanya mahasiswa Fakultas Ilmu Komputer yang berpeluang, tetapi seluruh program studi di UB dapat mengembangkan kompetensi digital sesuai kebutuhan bidang masing-masing.

Kepala BPSDM Komdigi, Bonifasius Wahyu Pudjianto, mengungkapkan bahwa kebutuhan talenta AI di Indonesia sangat besar. Saat ini, industri membutuhkan sekitar 580 ribu tenaga terampil, mulai dari level pemula hingga advance programmer.

“Talenta dari perguruan tinggi maupun SMK belum mencukupi kebutuhan tersebut. Karena itu, kami mendorong kolaborasi UB dengan BPSDM Komdigi untuk membangun ekosistem talenta AI yang tangguh,” jelasnya. (*)

**) Ikuti berita terbaru TIMES Indonesia di Google News klik link ini dan jangan lupa di follow.



Editor : Ferry Agusta Satrio
Publisher : Sofyan Saqi Futaki

TERBARU

INDONESIA POSITIF

KOPI TIMES