Peristiwa Daerah

Keluarga Korban Ponpes Al Khoziny Minta Proses Hukum Dilakukan Transparan

Rabu, 08 Oktober 2025 - 15:21 | 960
Kabidhumas Polda Jatim Kombes Pol Jules Abraham Abast saat press conference di Post Mortem RS Bhayangkara Polda Jatim. (Foto: Hamida Soetadji)
Kabidhumas Polda Jatim Kombes Pol Jules Abraham Abast saat press conference di Post Mortem RS Bhayangkara Polda Jatim. (Foto: Hamida Soetadji)

TIMESINDONESIA, SURABAYA – Proses hukum terkait ambruknya bangunan Ponpes Al Khoziny, Kecamatan Buduran, Kabupaten Sidoarjo, terus berjalan. Tragedi yang terjadi pekan lalu itu menewaskan 67 santri dan hingga kini proses identifikasi korban masih berlangsung.

Polda Jawa Timur menegaskan bahwa langkah hukum terkait ambruknya bangunan Ponpes Al Khoziny, dilakukan sesuai prosedur dan tidak menunggu selesainya proses evakuasi.

Advertisement

“Polda Jawa Timur telah menyampaikan pernyataan resmi dari Bapak Kapolda bahwa penanganan hukum tetap berjalan. Kami pastikan prosesnya dilakukan sesuai aturan yang berlaku,” ujar Kabid Humas Polda Jawa Timur, Kombes Pol Jules Abast, Rabu (8/10/2025).

Menurutnya, pemeriksaan awal sudah dilakukan bersamaan dengan proses evakuasi dan identifikasi korban. Saat ini, penyelidikan tengah berjalan untuk menelusuri penyebab pasti robohnya bangunan serta kemungkinan adanya unsur kelalaian.

Meski begitu, Jules menegaskan bahwa fokus utama Polda Jatim dan Tim DVI saat ini adalah menyelesaikan proses identifikasi seluruh jenazah korban agar segera dapat diserahkan kepada keluarga masing-masing.

Keluarga Korban Minta Proses Hukum Transparan

Sementara itu, Fauzi (48), warga Bangkalan yang kehilangan empat keponakan dalam tragedi tersebut, berharap aparat kepolisian menjalankan penyelidikan secara terbuka dan berdasarkan fakta di lapangan.

“Kalau melihat runtutan kejadiannya, saya merasa ada unsur kelalaian di sana. Kalau memang ada kelalaian manusia, berarti harus ada yang bertanggung jawab,” ujar Fauzi, yang sudah tiga hari menunggu hasil identifikasi di RS Bhayangkara, Surabaya.

Ia menambahkan, keluarganya masih menunggu hasil tes DNA empat keponakannya yang belum teridentifikasi. Sementara satu anaknya berhasil selamat setelah sempat berlari keluar saat bangunan mulai runtuh.

“Yang penting proses hukumnya jalan dan transparan. Kami hanya ingin kejelasan, agar kejadian seperti ini tidak terulang lagi,” katanya. (*)

**) Ikuti berita terbaru TIMES Indonesia di Google News klik link ini dan jangan lupa di follow.



Editor : Wahyu Nurdiyanto
Publisher : Ahmad Rizki Mubarok

TERBARU

INDONESIA POSITIF

KOPI TIMES