Tragedi Atlet Muda Alexandria Warman, Keluarga: Kami Tak Menyangka

TIMESINDONESIA, SERANG – Suasana duka masih menyelimuti keluarga atlet tinju muda Pusat Pendidikan dan Latihan Pelajar (PPLP) Banten, Alexandria Warman, yang meninggal dunia secara mendadak di asrama pelatihan, Sabtu (18/10/2025).
Sang ayah, Jeli Warman, masih mengingat jelas percakapan terakhir dengan putrinya malam sebelum berpulang. Dalam video call itu, Alexandria, atau akrab disapa Alexa, sempat meminta untuk dijemput pulang ke rumah.
Advertisement
“Alexa bilang ingin pulang. Katanya, ‘Aku besok mau pulang, tolong dijemput, Bunda,’” kenang Jeli saat ditemui awak media di Serang, Selasa (21/10/2025), mengutip Antara.
Menurut Jeli, percakapan tersebut menjadi momen terakhir dengan putrinya. Alexa juga sempat meminta uang untuk di stasiun dan berencana menonton film. Namun, setelah itu tidak ada lagi kabar darinya.
“Saya jawab nanti dijemput jam sepuluh. Setelah itu, tidak ada balasan lagi,” ujarnya dengan suara bergetar.
Melansir Antara, Alexa dikenal sebagai sosok pekerja keras dan penuh semangat. Ia telah menekuni olahraga tinju sejak duduk di bangku kelas 5 SD. Meski kerap menjalani latihan berat, keluarga menyebut Alexa tidak pernah mengalami cedera serius.
“Dari kecil dia sudah biasa latihan keras, tapi tidak pernah cedera berat. Paling hanya batuk atau flu ringan,” kata Jeli.
Kepergian Alexa yang tiba-tiba membuat keluarga sangat terpukul. “Kami tidak menyangka itu akan jadi komunikasi terakhir. Semua tampak biasa saja, tidak ada tanda-tanda sakit,” tambahnya.
Jeli berharap peristiwa yang menimpa anaknya menjadi pelajaran bagi dunia olahraga pelajar agar lebih memperhatikan aspek kesehatan dan keselamatan atlet muda.
“Alexa selalu semangat, tidak pernah menyerah. Saya ingin semangat itu tetap hidup di teman-temannya,” tuturnya.
Kepala Dinas Kepemudaan dan Olahraga (Dispora) Provinsi Banten, Ahmad Syaukani, memastikan bahwa Alexandria berada dalam kondisi sehat sebelum meninggal dunia.
Menurutnya, hasil pemeriksaan kesehatan terakhir pada 12 Oktober 2025 menunjukkan seluruh atlet, termasuk Alexa, dalam kondisi bugar. Pemeriksaan dilakukan secara rutin oleh tim medis yang terdiri dari dokter, fisioterapis, ahli gizi, dan psikolog.
“Penyebab kematian belum dapat disimpulkan karena itu ranah medis. Namun selama di asrama, Alexandria tidak menunjukkan gejala sakit,” kata Syaukani.
Ia juga menjelaskan bahwa sejak 9 Oktober, berdasarkan rekomendasi pelatih, Alexandria tidak dimasukkan ke kontingen Pekan Olahraga Pelajar Nasional (Popnas) XVII karena cedera pergelangan kaki dan tidak memenuhi kelas pertandingan. Selama masa pemulihan, ia tidak menjalani latihan intensif.
Pada Jumat sore (17/10/2025), Alexandria masih sempat mengikuti latihan ringan dan melakukan video call dengan keluarga. Namun, sekitar pukul 00.30 WIB, ia ditemukan tak sadarkan diri oleh rekan sekamar di asrama.
Namun Alexa dinyatakan meninggal dunia pukul 00.49 WIB setelah mendapat tindakan resusitasi jantung paru.
Dispora Banten telah berkoordinasi dengan pelatih dan keluarga untuk pemulangan jenazah ke Serpong, Tangerang Selatan. Pemerintah Provinsi Banten juga memastikan hak-hak almarhumah, termasuk santunan dari BPJS Ketenagakerjaan, akan diterima keluarga.
Syaukani menegaskan, kejadian tersebut menjadi refleksi penting untuk memperkuat pengawasan kesehatan dan kesiapsiagaan fasilitas medis di lingkungan asrama atlet agar kejadian serupa tidak terulang. (*)
**) Ikuti berita terbaru TIMES Indonesia di Google News klik link ini dan jangan lupa di follow.
Editor | : Ferry Agusta Satrio |
Publisher | : Sholihin Nur |