Olahraga

Diwarnai Dua Kartu Merah, Persela Ditahan PSIS

Jumat, 31 Oktober 2025 - 19:53 | 974
Gelandang Persela Jonathan Bustos berebut bola dengan pemain PSIS Semarang, di Stadion Surajaya Lamongan, Jumat (31/10/2025). (Foto: Moch. Nuril Huda/TIMES Indonesia)
Gelandang Persela Jonathan Bustos berebut bola dengan pemain PSIS Semarang, di Stadion Surajaya Lamongan, Jumat (31/10/2025). (Foto: Moch. Nuril Huda/TIMES Indonesia)

TIMESINDONESIA, LAMONGAN – Duel sengit tersaji di Stadion Surajaya, Jumat (31/10/2025), saat Persela Lamongan menjamu PSIS Semarang pada pekan ke-8 Championship 2025/2026. Pertandingan berakhir imbang 1-1, namun berlangsung sengit dan diwarnai dua kartu merah.

Di laga ini, Persela tampil agresif sejak menit awal dengan mengambil inisiatif serangan. Meski mendominasi penguasaan bola, justru PSIS yang lebih dulu unggul lewat gol Krisna Budianto di menit ke-43 melalui skema serangan balik cepat. Memasuki babak kedua, Laskar Joko Tingkir bangkit dan berhasil menyamakan kedudukan lewat tendangan voli keras Beto pada menit ke-57.

Advertisement

Tensi laga meningkat setelah PSIS kehilangan Sergio Nascimento yang diganjar kartu merah pada menit ke-63 akibat pelanggaran keras. Namun, keunggulan jumlah pemain tak bertahan lama karena Persela juga harus bermain dengan 10 orang setelah Muh Sadewa diusir wasit pada menit ke-73. Hingga peluit panjang dibunyikan, skor 1-1 tetap bertahan.

Merespon hasil laga, Pelatih caretaker Persela Lamongan, Ragil Sudirman, menilai hasil imbang ini seharusnya bisa dihindari, jika para pemain lebih tenang dan fokus sejak menit awal.

“Hasil tadi memang kurang memuaskan, ya. Padahal dari awal saya sudah tekankan supaya pemain langsung menekan dan jangan meremehkan lawan. Tapi terlihat di babak pertama anak-anak agak lambat dan terbawa tempo permainan PSIS yang lebih bertahan,” ujarnya.

Persela-Lamongan.jpg

Ragil juga menyoroti soal transisi dan efektivitas serangan timnya. Apalagi Persela memiliki banyak peluang, tapi penyelesaiannya kurang maksimal. 

“Terlihat pemain terlalu terburu-buru di depan gawang. Di babak kedua baru ada perubahan, pressing lebih hidup dan pemain mulai berani duel satu lawan satu. Itu yang akhirnya bisa membuat kita samakan kedudukan,” ucapnya.

Selain itu, Ragil juga menyoroti konsistensi permainan sepanjang laga. Menurutnya, di babak pertama Laskar Joko Tingkir seperti kehilangan karakter. *Saya sudah sampaikan, jangan ikut irama lawan. Karakter Persela itu main cepat, pressing ketat, dan agresif di sayap. Nah, itu baru kelihatan di babak kedua. Ini yang akan kami evaluasi ke depan,” tuturnya.

Sementara itu, kiper Persela Mariyo Fabiyo Londok menyampaikan permohonan maaf kepada suporter. “Kami minta maaf belum bisa menang di kandang sendiri. Harusnya tiga poin bisa kami amankan, tapi malah kebobolan duluan. Kami akan evaluasi lagi agar bisa tampil lebih baik di laga berikutnya,” katanya.

Dari kubu lawan, pelatih caretaker PSIS Semarang, Ega Raka Galih, mengaku puas dengan kerja keras timnya yang mampu mencuri poin di kandang Persela. “Alhamdulillah kami bersyukur bisa dapat poin. Pemain tampil disiplin sesuai strategi yang sudah kami rancang. Kami tahu Persela tim kuat, jadi kami fokus bertahan dan memanfaatkan momentum serangan balik. Itu yang berhasil di babak pertama,” ujarnya.

Dengan hasil imbang ini, Persela memperpanjang rekor tak terkalahkan di Stadion Surajaya, sementara PSIS membawa pulang satu poin penting dari laga tandang. Kedua tim kini bersiap menghadapi jadwal padat Championship 2025/2026 dengan target memperbaiki posisi di klasemen. (*)

**) Ikuti berita terbaru TIMES Indonesia di Google News klik link ini dan jangan lupa di follow.



Editor : Deasy Mayasari
Publisher : Sholihin Nur

TERBARU

INDONESIA POSITIF

KOPI TIMES