Kisah Penyuluh Agama Islam Muhammad Ridwan, Anak Petani yang Tampil di Pentas Global
TIMESINDONESIA, PADANG – Perjalanan inspiratif datang dari sosok Muhammad Ridwan, Penyuluh Agama Islam di Kantor Urusan Agama (KUA) Kecamatan Sentajo Raya, Kabupaten Kuantan Singingi, Provinsi Riau.
Anak petani dan penjual kerupuk sagu ini kini menapaki panggung akademik internasional melalui Program Student Mobility di sejumlah universitas ternama di Malaysia dan Thailand beberapa waktu lalu.
Advertisement
Kisah Muhammad Ridwan menjadi bukti nyata bahwa tekad dan semangat belajar tanpa batas mampu menembus sekat ekonomi dan geografis.
Sekarang menapaki Pendidikan Doktoral Studi Islam Pascasarjana Universitas Muhammadiyah Sumatera Barat. Sebagai penyuluh agama, ia tidak hanya berdakwah di masyarakat, tetapi juga berjuang di dunia akademik untuk memperluas wawasan keislaman di tingkat global dan dunia.
Kegiatan akademik internasional yang diikuti Muhammad Ridwan mendapatkan dukungan penuh dari pimpinan Kementerian Agama Kabupaten Kuantan Singingi. Kepala Kantor Kemenag Kuansing, H. Suhelmon, MA., C.Qem.
Dukungan serupa juga datang dari Dr H Bakhtiar Shaleh, SAg., MH, Kasubag Tata Usaha sekaligus Pembina Kepegawaian serta H Bahrul Aswandi, SAg, MH, Kepala Seksi Bimas Islam Kemenag Kuansing, yang terus memberikan motivasi dalam setiap kegiatan penyuluhan dan pengembangan diri para ASN.
Perjalanan Akademik di Negeri Jiran

Program Student Mobility yang diikuti Muhammad Ridwan merupakan bagian dari kegiatan internasional Program Pascasarjana Universitas Muhammadiyah Sumatera Barat (UMSB) tahun 2025.
Kegiatan tersebut dipimpin langsung oleh Prof. Dr. Mahyudin Ritonga, MA, Direktur Pascasarjana UMSB, didampingi Dr. Julhadi, MA (Ketua Program Studi S3 Studi Islam), Dr. Rahmi, MA, Dr. Saflin Halim, MA, dan Dr. Desi Asmaret, M.Ag.
Selama kegiatan berlangsung, para peserta mengikuti kuliah umum, diskusi akademik, serta kerja sama riset di beberapa universitas terkemuka di Malaysia, antara lain: Universitas Putra Malaysia (UPM), Universitas Muhammadiyah Malaysia (UMAM) Perlis, Universitas Selangor (UIS) serta Universitas Kebangsaan Malaysia (UKM).
Program ini juga menjadi ajang pertukaran pemikiran lintas negara, di mana mahasiswa doktoral dari Indonesia, Malaysia, dan Thailand berdiskusi tentang isu-isu Islam kontemporer, pendidikan, serta peran penyuluh di masyarakat modern.
Belajar dari Kesederhanaan
Muhammad Ridwan lahir dan dibesarkan di Desa Pintu Gobang Kari, Kecamatan Kuantan Tengah, Kabupaten Kuantan Singingi. Ia merupakan anak kelima dari enam bersaudara, buah hati pasangan Agusman, seorang petani, dan Asmawati, penjual kerupuk sagu sejak tahun 1980-an.
Sejak kecil, Muhammad Ridwan ditempa dengan nilai kerja keras, kejujuran, dan kemandirian yang ditanamkan orang tuanya.
"Jangan bosan menuntut ilmu. Banyaklah berbuat baik kepada orang lain dan bantu kedua orang tua mewujudkan cita-citanya. Yakinlah, Allah SWT akan memberikan kemudahan di setiap langkah hamba-Nya yang berusaha,” ungkap Ridwan penuh haru pada Times Indonesia Minggu (9/10/2025).
Riwayat pendidikannya pun penuh perjuangan. Ia menempuh pendidikan dasar di SDN 013 Pintu Gobang Kari, melanjutkan ke Pondok Pesantren KH. Ahmad Dahlan Teluk Kuantan, dan menyelesaikan jenjang Aliyah di Madrasah Aliyah Pondok Pesantren Nurul Islam Gunung Toar.
Setelah itu, Muhammad Ridwan menempuh pendidikan tinggi di UIN Imam Bonjol Padang (S1), melanjutkan ke UMSB (S2), dan kini tengah menapaki jenjang Doktoral (S3) Studi Islam di kampus yang sama.
Membawa Semangat Dakwah ke Dunia Internasional
Sebagai penyuluh agama Islam, Muhammad Ridwan meyakini bahwa pendidikan merupakan sarana dakwah yang sangat penting di era global.
"Ilmu adalah jalan perubahan. Dengan pendidikan, kita bisa memperbaiki cara berpikir, memperluas wawasan, dan mengubah nasib. Saya ingin menunjukkan bahwa penyuluh agama bisa berkontribusi di tingkat dunia,” ujarnya.
Muhammad Ridwan berharap, pengalaman internasional ini dapat menjadi modal berharga dalam meningkatkan kualitas penyuluhan agama di masyarakat, sekaligus memperkuat citra positif ASN Kementerian Agama di mata publik internasional.
Cerminan Anak Bangsa yang Menginspirasi
Kisah hidup Muhammad Ridwan adalah potret nyata perjuangan anak desa yang berangkat dari kesederhanaan menuju pencapaian luar biasa. Dari ladang anak petani dan dapur kerupuk sagu di Pintu Gobang Kari, ia kini membawa nama Indonesia di ruang-ruang akademik internasional.
"Terima kasih Bapak Ibu Kepala Seksi Bapak Ibu ASN Kemenag Kuantan Singingi, terimakasih doa dan support nya, terimakasih doa doa' terimakasih atas kebaikan Bapak Ibu keluarga Besar Kementerian Agama Kabupaten Kuantan Singingi," ucapnya.
"Semoga Allah SWT memberikan kemudahan kemudahan dalam urusan urusan kita begitu juga Bapak Ibu Guru besar dan dosen dosen Universitas Muhammadiyah Sumatera Barat," ujar Muhammad Ridwan dengan rasa syukur.
Dengan semangat pantang menyerah, Muhammad Ridwan membuktikan bahwa keterbatasan bukan alasan untuk berhenti bermimpi. Ia menjadi teladan bahwa ilmu, kerja keras, dan doa orang tua adalah kombinasi kuat yang mampu mengubah takdir manusia. (*).
**) Ikuti berita terbaru TIMES Indonesia di Google News klik link ini dan jangan lupa di follow.
| Editor | : Ronny Wicaksono |
| Publisher | : Sholihin Nur |