Sosok

Syailla Cordova Ar-Rahman, Suara Muda Pelestari Warisan Banten

Minggu, 27 Juli 2025 - 16:05 | 17.77k
Runner Up 1 Putri Kebudayaan Banten 2025, Syailla Cordova Ar-Rahman. (FOTO: Cordova for TIMES Indonesia)
Runner Up 1 Putri Kebudayaan Banten 2025, Syailla Cordova Ar-Rahman. (FOTO: Cordova for TIMES Indonesia)

TIMESINDONESIA, CILEGON – Di tengah arus modernisasi yang kian deras, suara pelestarian budaya tradisional justru menggaung dari generasi muda. Syailla Cordova Ar-Rahman, seorang mahasiswi Logistik Kelautan Universitas Pendidikan Indonesia asal Kota Cilegon, tampil sebagai salah satu inisiatornya. 

Sebagai Runner Up 1 Putri Kebudayaan Banten 2025, Cordova, sapaan akrabnya, membawa misi besar yaitu menghidupkan kembali denyut pertunjukan tradisional Banten di hati kaum milenial.

Advertisement

Jejak Prestasi dan Kecintaan pada Seni

Lahir sebagai anak kedua dari dua bersaudara, Cordova telah menunjukkan minat yang kuat pada seni sejak kecil. Hobinya menari, bermain alat musik, menggambar, dan melukis bukan sekadar aktivitas pengisi waktu, melainkan jalan untuk mengekspresikan diri dan mendekatkan diri pada budaya. 

Runner-Up-1-Putri-Kebudayaan-Banten-2025-b.jpgMomen Runner Up 1 Putri Kebudayaan Banten 2025, Syailla Cordova Ar-Rahman, saat berada di Keraton Kaibon Banten. (FOTO: Cordova for TIMES Indonesia)

"Lewat kesenian, saya merasa bisa mengekspresikan diri dan juga lebih dekat dengan budaya. Dari situlah muncul ketertarikan saya untuk ikut melestarikan pertunjukan tradisional khas Banten," ujarnya kepada TIMES Indonesia, Minggu (27/7/2025).

Prestasinya pun tak main-main. Pada tahun 2024, ia meraih Juara 1 Videografi Edukasi Perikanan Budidaya Tingkat Nasional dengan tema "Peranan Perikanan Budidaya Dalam Mendukung Blue Economy yang Berkelanjutan di Indonesia". 

Di kancah provinsi, ia dinobatkan sebagai Terbaik 3 Duta Kosmetik Aman – BPOM Goes to School & Campus pada 2022. Sebelumnya, di tingkat nasional, Cordova adalah Juara 1 Jumpa, Bakti, Gembira Palang Merah Remaja Tingkat Nasional VIII pada 2016. Pengalamannya sebagai Pasukan Pengibar Bendera Pusaka Kota Cilegon pada 2022 juga menjadi bukti dedikasinya pada berbagai bidang.

Menggagas Kembali Identitas Banten Lewat Pertunjukan Tradisional

Sebagai seorang MC yang cukup berpengalaman di berbagai acara, mulai dari Sosialisasi KIE Obat dan Makanan bersama Komisi IX DPR RI, Indonesian Conference of Maritime, Seminar Kewirausahaan Gelora Muda, hingga Pertunjukan & Diskusi Budaya: Ubrug Banten dan Lenong Betawi, Cordova memiliki platform kuat untuk menyuarakan aspirasinya. 

Ia juga aktif dalam berbagai organisasi kepemudaan, termasuk sebagai International Volunteer – Chapter Malaysia (2024), SEEDS Student Ambassador (2024), dan Anggota RUBI (Respecting Understanding Beauty Influencer) Community – Avoskin Beauty (2024).

Bagi Cordova, pelestarian pertunjukan tradisional adalah sebuah keniscayaan. "Menurut saya, pelestarian pertunjukan tradisional sangat penting karena ia menjadi bentuk nyata dari identitas dan warisan sejarah masyarakat kita," tegasnya. Ia menyoroti tiga pertunjukan tradisional Banten yang menurutnya wajib dikenal dan dicintai generasi muda yaitu Debus, Rampak Bedug, dan Ubrug.

Debus, baginya, bukan sekadar seni bela diri, melainkan simbol spiritualitas dan kekuatan batin. Rampak Bedug mewakili kekompakan dan gotong royong, sementara Ubrug adalah teater rakyat yang menyampaikan pesan sosial dan humor secara sederhana namun menyentuh. 

"Tiga kesenian ini tentunya merepresentasikan kekuatan tubuh, kekuatan komunitas, dan kekuatan pikiran," jelas Cordova, pemilik akun media sosial Instagram yang dapat diakses melalui @syailla.cordova.

Tantangan dan Harapan Regenerasi Budaya

Cordova melihat peluang besar bagi budaya lokal untuk kembali berjaya di era digital, dengan semakin banyaknya komunitas seni yang aktif membuat konten dan lokakarya. Namun, tantangan regenerasi dan kurangnya dukungan infrastruktur masih menjadi pekerjaan rumah. "Tidak semua anak muda merasa bangga atau tertarik untuk mempelajari seni tradisional," akunya.

Lebih jauh ia berharap seni pertunjukan Banten dapat tampil lebih luas, tidak hanya di acara formal, tetapi juga dalam kegiatan keseharian masyarakat dan media digital.

"Saya ingin melihat sekolah-sekolah di Banten mengajarkan seni ini secara aktif, dan ruang-ruang komunitas menjadi tempat berkembangnya para pelestari seni muda," harapnya. 

Pesan kuat ia sampaikan kepada generasi muda. "Budaya bukan sesuatu yang kuno, tapi sesuatu yang istimewa kalau kita pahami maknanya. Yuk, jangan cuma jadi penonton jadilah pelaku. Kalau bukan kita yang melanjutkan, siapa lagi?" imbuhnya dengan nada penuh semangat. (*)

**) Ikuti berita terbaru TIMES Indonesia di Google News klik link ini dan jangan lupa di follow.



Editor : Deasy Mayasari
Publisher : Ahmad Rizki Mubarok

TERBARU

INDONESIA POSITIF

KOPI TIMES