Dila Sabrina, Aktivis Cianjur yang Menyalakan Perubahan dari Panti Asuhan hingga Pemberdayaan Perempuan

TIMESINDONESIA, CIANJUR – Sosok pekerja sosial profesional asal Cianjur, Dila Nurfadillah Sabrina, atau akrab disapa Dila, adalah aktivis muda Cianjur yang kini aktif mengadvokasi perlindungan perempuan dan anak.
Lulusan D4 Pekerjaan Sosial Politeknik Kesejahteraan Sosial Bandung ini awalnya tertarik pada isu tersebut saat menjalani praktikum lapangan di panti asuhan dan komunitas.
Advertisement
“Saya melihat perempuan dan anak seharusnya memiliki safe place, tapi kenyataannya masih banyak kasus yang tertangani kurang tepat karena minimnya SDM pekerja sosial profesional,” ujar Dila dalam keterangan tertulis yang diterima TIMES Indonesia, Sabtu (16/8/2025).
Prestasi dan Pengalaman Menginspirasi
Perjalanan Dila dibentuk oleh prestasi akademik dan pengalaman lapangan yang impresif. Ia pernah meraih Best Speaker of Public Speaking di Mr. Einstein Pare, Kediri (2020), Juara 3 Debat Bahasa Inggris Potion Poltekesos (2021), Juara 2 Debat Bahasa Inggris Nasional PIPTK (2022), Juara 1 Debat Bahasa Inggris Potion Poltekesos (2023), serta masuk 8 besar Debat Bahasa Inggris Nasional PIPTK (2023).
Pengalaman kerjanya meliputi peran sebagai fasilitator kemanusiaan bantuan Gempa Cianjur 2022, magang di Dinas Sosial, sertifikasi Lembaga Kesejahteraan Sosial bersama Kemensos, hingga menjadi pekerja sosial di Panti Asuhan Aisyiyah dan pendamping Anak Berhadapan Hukum.
"Saya juga pernah menjadi konselor di yayasan yang fokus pada ODGJ dan Napza, anggota bidang manajemen usaha Dekranasda Cianjur, serta sekretaris tim pemenangan anak muda Era Kita," ungkap anak bungsu dari empat bersaudara yang hobi makeup.
Pemberdayaan Melalui Usaha Lokal
Tak hanya bergerak di advokasi, Dila juga menginisiasi pemberdayaan ekonomi. Ia membentuk usaha Guriland (@guriland.id) yang memberdayakan petani dan wanita lansia single parent di Cianjur untuk memproduksi keripik enye khas daerah.
“Yang paling saya senangi adalah ketika bisa membantu mereka yang membutuhkan, terutama dalam pemberdayaan masyarakat,” kata pemilik akun media sosial Instagram @dilasabrinaty dan Tiktok @syaabina sembari tersenyum manis.
Bagi Dila, media sosial adalah alat penting untuk menyebarkan informasi edukatif. Ia melihat peluang besar dalam kolaborasi dengan stakeholder dan dukungan tokoh pemerintah, meski tantangannya adalah tingginya kasus anak berhadapan hukum, kurangnya wadah sosialisasi, serta lemahnya kesadaran sosial.
“Harapannya tentu anak muda tidak hanya menjadi penonton fenomena sosial, tetapi berani menyuarakan kebenaran walau tantangannya adalah stigma,” tuturnya.
Dengan semangat dan konsistensi, Dila berharap semakin banyak generasi muda yang ikut bergerak dalam aksi sosial demi mewujudkan Cianjur yang aman dan sejahtera.
**) Ikuti berita terbaru TIMES Indonesia di Google News klik link ini dan jangan lupa di follow.
Editor | : Hendarmono Al Sidarto |
Publisher | : Rizal Dani |