Sosok

Dari Yogyakarta, Jennifer Sutrisno Usung Kepedulian Lewat Pariwisata Inklusif

Kamis, 18 September 2025 - 08:29 | 4.37k
Jennifer Sutrisno mengusung visi untuk pariwisata inklusif di Indonesia (FOTO: Jeje for TIMES Indonesia)
Jennifer Sutrisno mengusung visi untuk pariwisata inklusif di Indonesia (FOTO: Jeje for TIMES Indonesia)

TIMESINDONESIA, YOGYAKARTA – Jennifer Henry Sutrisno, akrab disapa dengan Jeje, adalah mahasiswi berusia 18 tahun asal Daerah Istimewa Yogyakarta. Anak pertama dari tiga bersaudara ini tengah menempuh perkuliahan S1 Pendidikan Teknik Busana di Universitas Negeri Yogyakarta (UNY). 

Selain kuliah, ia aktif sebagai freelancer talent dan juga bekerja paruh waktu sebagai pelayan. Di balik aktivitas padatnya, Jeje memiliki hobi mendengarkan musik serta menggambar, yang menurutnya menjadi ruang untuk menenangkan diri.

Advertisement

Prestasi dan Pengalaman

Dalam hal ini sebelum dikenal di panggung nasional, Jeje terlebih dahulu mencatat prestasi di tingkat daerah. Pada ajang MMCT DIY 2025, ia berhasil meraih gelar Winner Miss Culture Tourism – Education 2025. 

Kemenangan tersebut membuka jalannya untuk tampil di ajang nasional Puteri Pariwisata Indonesia (PPWI) 2025. Di ajang tersebut, Jeje tak hanya masuk Top 8, tetapi juga dinobatkan sebagai Most Elegance. 

“Tentunya banyak hal yang harus dipersiapkan, baik mental, fisik, maupun materi,” ujarnya dalam wawancara eksklusif bersama TIMES Indonesia, pada Rabu (17/9/2025) mengisahkan tentang perjalanannya mengikuti kompetisi itu.

Visi Pariwisata Inklusif

Bagi Jeje, pariwisata tidak semata tentang keindahan alam dan budaya, melainkan juga soal akses dan keadilan. Ia menyoroti masih banyak destinasi wisata di Indonesia yang belum ramah bagi penyandang disabilitas, lansia, maupun kelompok rentan. 

Karena itu, ia mengusung advokasi pariwisata inklusif. “Pariwisata harus bisa dinikmati semua orang tanpa terkecuali,” kata Jeje.

Menurutnya, inklusivitas adalah wujud kepedulian, keadilan, sekaligus kemanusiaan yang seharusnya dihadirkan dalam pembangunan wisata Indonesia.

Tantangan dan Harapan

Lebih jauh sambung Jeje, menjadi bagian dari Top 8 Puteri Pariwisata Nasional menghadirkan peluang besar baginya untuk memperluas jejaring, mempromosikan budaya, sekaligus memperkuat advokasinya. 

Namun, ia menyadari bahwa sorotan publik dan persaingan yang ketat menuntut konsistensi dan mental baja. Ke depan, ia berharap dapat terus mengembangkan diri dan memberikan dampak nyata. 

“Berharap ingin keberadaan saya tidak berhenti di ajang ini saja, tetapi benar-benar bermanfaat bagi pariwisata, budaya, dan masyarakat,” tutur pemilik akun media sosial Instagram @jennifer_henrys ini.

Generasi Muda sebagai Penjaga Budaya

Lanjut Jeje, bahwa generasi muda memiliki tanggung jawab penting menjaga warisan leluhur. Ia menekankan bahwa anak muda tidak cukup hanya menjadi penonton, melainkan harus menjadi agen perubahan. 

"Revitalisasi tradisi, digitalisasi kearifan lokal, hingga inovasi kreatif dalam mengemas budaya adalah langkah yang ia pandang perlu dilakukan. Dengan begitu, budaya tidak hanya sekadar peninggalan masa lalu, tetapi juga identitas kolektif yang memperkuat Indonesia di kancah global," pungkasnya. (*)

**) Ikuti berita terbaru TIMES Indonesia di Google News klik link ini dan jangan lupa di follow.



Editor : Ronny Wicaksono
Publisher : Sholihin Nur

TERBARU

INDONESIA POSITIF

KOPI TIMES