Promosikan Budaya Lewat Karya, Angeline Virginia Wong Raih Miss Tionghoa Indonesia

TIMESINDONESIA, SURABAYA – Angeline Virginia Wong turut mempresentasikan karya busana bertema “金凰涅槃 – The Gold Phoenix Goddess”, yang menggabungkan filosofi mitologi Tionghoa dengan tenun tradisional Kalimantan Timur.
Sosok desainer multitalenta asal Kota Surabaya, Angeline Virginia Wong dinobatkan sebagai Miss Tionghoa Indonesia 2025.
Advertisement
Miss Tionghoa Indonesia adalah ajang bergengsi yang merayakan keindahan budaya Tionghoa di Indonesia, dengan misi utama untuk memperkuat nilai-nilai tradisi, kecerdasan, dan kontribusi sosial generasi muda Tionghoa.
Tahun ini, Miss Tionghoa Indonesia 2025 diselenggarakan di Jakarta, dengan serangkaian kegiatan. Mulai dari karantina, pembekalan, hingga grand final yang menampilkan perpaduan antara budaya, intelektualitas, dan kepribadian finalis.
Grand Final dilaksanakan pada Minggu (5/10/2025) malam. Miss Tionghoa Indonesia diselenggarakan oleh Peraga Indonesia, yang sudah berdiri 45 tahun, yang selama ini juga dikenal sebagai penyelanggara Top Model Indonesia.
Kecerdasan Angeline dalam menguasai seluk beluk budaya Tionghoa terbukti mampu memikat para dewan juri.
"Saya menampilkan tiga aspek utama, kecerdasan, seni, dan budaya," ungkap Angeline, Senin (6/10/2025).
Sebagai seorang desainer muda, ia juga mempresentasikan karya busana bertema “金凰涅槃 – The Gold Phoenix Goddess”, yang menggabungkan filosofi mitologi Tionghoa dengan tenun tradisional Kalimantan Timur.
"Selain itu, saya juga menampilkan kemampuan public speaking dalam bahasa Mandarin dan Indonesia, serta penampilan nyanyi mandarin solo," kata gadis yang juga dikenal jago akting ini.
Di balik gemerlap panggung, kemenangan Angeline Virgina Wong mengusung sebuah misi untuk mempromosikan kekayaan budaya melalui karya-karyanya.
"Motivasi terbesar saya adalah untuk mempromosikan akulturasi budaya Indonesia dan Tionghoa melalui seni dan desain," jelasnya.
Sebagai Miss Tionghoa 2025, ia juga memiliki misi untuk berkarya dalam bahasa mandarin dan Indonesia selama satu tahun ke depan.
Pada akhir Oktober 2025 mendatang, Angeline akan merilis lagu ciptaannya sendiri yang berjudul 其实太爱你 yang juga akan sekaligus ditayangkan dengan film pendek yang disutradarai Angeline.
Angeline pun siap menampilkan show karya-karya busana alkuturasi budaya Tionghoa dan Indonesia, serta live show perdana lagu ciptaan Angeline pada November mendatang.
"Saya juga akan mengadakan program edukatif dan kreatif tentang akulturasi budaya melalui sosial media. Dan tentu saja, Show TWOI yang akan saya sutradarai. Show ini rencananya nanti pada 12 Desember 2025 yang diadakan skala Internasional di Gedung Ciputra Hall Surabaya," terangnya.
Sejak usia 15 tahun, Angeline telah mendirikan TWOI (The Wonder of Indonesia) — sebuah sekolah seni pertunjukan yang menjadi wadah bagi generasi muda untuk mengenal dan mencintai budaya Indonesia serta Tionghoa. Ia percaya bahwa budaya adalah jembatan yang bisa menyatukan, bukan membedakan.
Sarat Prestasi Membanggakan
Angeline Virginia Wong, desainer muda berbakat asal Surabaya yang berhasil meraih mahkota Miss Tionghoa Indonesia. (Foto: Dok.Pribadi)
Angeline telah menorehkan sederet prestasi. Ia dikenal sebagai desainer muda Indonesia yang sudah mencapai skala internasional. Prestasi lain meliputi Duta Pariwisata Indonesia 2025 RU dan Puteri Batik Remaja Indonesia 2021 RU.
Karena kecerdasannya, Angeline pernah didapuk menjadi Ketua Fraksi Parlemen Remaja DPR RI 2023.
Dari sisi pengembangan karya, Angeline adalah Founder & CEO TWOI (The Wonder of Indonesia – School of Performing Arts). Ia juga bertindak sebagai show producer, director, dan penulis musikal TWOI The Wonder of Indonesia yang fokus untuk mempromosikan budaya Indonesia.
Tak kalah membanggakan, Angeline merupak penerima berbagai penghargaan di bidang seni, budaya, dan kepemimpinan generasi muda.
Atas bernagai pencapaian tersebut, Angeline ingin mengajak generasi muda untuk terus melangkah maju mengenalkan budaya ke kancah dunia.
Bagi Angeline secara personal, budaya bukanlah sebuah batasan, tetapi merupakan jembatan penghubung untuk mempersatukan.
"Culture is not a boundary, it’s a bridge to unity and creation. Spread and Share love wherever you go, and in every second you have," tandasnya.
"Jangan pernah takut untuk menjadi jembatan antara masa lalu dan masa depan. Budaya bukan sesuatu yang kuno, budaya adalah akar yang membuat kita tumbuh dengan arah," ujarnya.
Menggunakan bakat untuk berkarya, karena perubahan besar sering kali dimulai dari satu tindakan kecil dengan hati yang tulus. Bahkan, berkarya adalah obat tatkala menghadapi kejenuhan.
"Saya biasanya kembali ke inti diri saya yaitu seperti melakukan hobby saya dan berkarya. Saya menggambar, menulis lirik, dan terus berkarya, karena di saat itulah saya bisa menjadikan perasaan saya menjadi sebuah karya," terang Angeline yang justru makin giat berkarya ketika mencapai titik jenuh di tengah padatnya aktivitas harian ini. (*)
**) Ikuti berita terbaru TIMES Indonesia di Google News klik link ini dan jangan lupa di follow.
Editor | : Deasy Mayasari |
Publisher | : Sholihin Nur |