Hijaukan Kota, Rawat Budaya: Suara Tazkia Mutiara untuk Bogor Berdaya
TIMESINDONESIA, BOGOR – Dalam setiap langkahnya Tazkia Mutiara Khalam (20), atau akrab disapa Kiaa, membawa semangat kota kelahirannya, Bogor. Mahasiswa Arsitektur Lanskap IPB University semester lima ini tidak hanya unggul di bidang akademik, tetapi juga aktif menyuarakan isu lingkungan.
Menurutnya, pemuda memiliki peran strategis untuk menjadi jembatan antar generasi dalam mewujudkan Bogor yang lebih berdaya. Ia kini telah sukses dalam meraih impian masa kecilnya melalui Pasanggiri Mojang Jajaka Kota Bogor 2025.
Advertisement
Jejak Prestasi dan Konsistensi Diri
Perjalanan Kiaa dipenuhi dengan konsistensi dalam mengembangkan diri. Ia tercatat pernah meraih Juara 3 Lomba Seni Lukis di Passion X Fesma IPB University 2023 dan dipercaya menjadi Master Trainer dalam ASEAN Digital Literacy Programme by Ruangguru.
Dalam hal ini lebih lanjut di tengah kesibukan kuliah, ia aktif di BEM Fakultas Pertanian IPB, berbagai kegiatan volunteer, organisasi, hingga sempat menjadi freelancer dan saat ini menjalani magang di industri kecantikan.
Semua pencapaian tersebut, imbuhnya, adalah hasil dari proses panjang yang penuh perjuangan. “Semua ini adalah hasil dari proses panjang yang penuh perjuangan pahit, sakit, dan melelahkan,” katanya dalam keterangan tertulis yang diterima TIMES Indonesia, Rabu (29/10/2025).
Advokasi Ruang Terbuka Hijau
Potret Tazkia Mutiara bersama Moka Kota Bogor. (FOTO: Kiaa for TIMES Indonesia)
Kecintaannya pada dunia arsitektur lanskap mendorong Kiaa membawa advokasi perihal lingkungan, khususnya mengenai Ruang Terbuka Hijau (RTH) di Kota Bogor. Faktanya, Kota Bogor belum mencapai standar nasional RTH minimal 30%.
Melalui platform media sosial dan suaranya, ia bertekad mengajak masyarakat untuk lebih peduli terhadap keberadaan paru-paru kota. Dia menjelaskan bahwa Ruang Terbuka Hijau bukan sekadar estetika kota, melainkan tempat bertemunya masyarakat lintas usia, yang berarti juga memperkuat ikatan sosial dan budaya.
Perjuangan Menepis Keraguan
Cita-cita menjadi Mojang Kota Bogor sudah diimpikannya sejak SMP. Sempat terhalang usia dan fokus mengejar kampus impian, Kiaa akhirnya mendapatkan kesempatan ini. Kepercayaan menjadi modal utamanya.
Perempuan yang hobi menggambar dan menuangkan ide ke dalam bentuk visual mengatakan bahwa awalnya orang tua sempat khawatir ia lalai dalam tugas akademik jika aktif berorganisasi. Namun, dirinya berhasil membuktikan tanggung jawabnya, dan kini diberi kepercayaan penuh.
Prosesnya pun tidak instan. Kiaa pernah mencoba ajang duta lain namun belum berhasil. Ia memetik pelajaran berharga dari kegagalan tersebut. "Saya selalu percaya bahwa pembelajaran tidak selalu datang dari keberhasilan," ungkapnya.
Pemilik akun media sosial @kiakhlm_ menambahkan bahwa kalimat itu semakin diperkuat oleh nasihat dari seorang teman yang hingga kini ia pegang. “Kalau kamu mau jadi pohon yang tinggi, besar, dan rindang, kamu harus punya akar yang kuat dulu.”
Ungkapan ini bagi Kiaa, menjadi semacam penopang untuk tetap tenang dan stabil di setiap situasi, termasuk saat menghadapi kesulitan membagi waktu antara kuliah, tugas BEM, magang, dan karantina Mojang Jajaka.
Kini, sebagai representasi muda-mudi Bogor, ia berharap generasi muda semakin peduli terhadap lingkungan, budaya, dan masyarakat. Kiaa mengajak, agar bersama-sama, para muda-mudi ini dapat memberdayakan Kota Bogor dengan kekayaan biodiversitas dan budayanya. (*)
**) Ikuti berita terbaru TIMES Indonesia di Google News klik link ini dan jangan lupa di follow.
| Editor | : Hendarmono Al Sidarto |
| Publisher | : Sholihin Nur |